.Prolog.

303 88 25
                                    

Fanes

"Dibawah hujan ini, aku melihatmu. Menatap matamu, disini ku kenal dirimu lewat hujan yang turun. Hujan yang menyapa." – Faneskia.

Yolief

"Nih ya, sifat lo pendiem, cuek, dingin. Gimana cewe mau sama lo, kalau lo kayak gini. Mana ada yang mau ngedeketin lo!" ujar Azka.

"Berarti kalau cewe itu nggak suka sama cowo kayak gue dan nggak suka kalau deket gue, berarti dia bukan jodoh gue." – Yolief.

Fanes

Meninggalkan itu bukan pilihan tapi sebuah keharusan, ya keharusan untuk pergi.

Yolief

Ah, begitu banyak hal yang aku sukai dari dirinya, tapi begitu sulit jika harus dikatakan. Sebab aku masih menyimpan rasa terhadap seseorang, bukan dia.

***

"Wah hujan!" seru Fanes yang sedang menatap hujan yang turun.

Yolief mengernyit. "Suka hujan?" tanya Yolief yang sedang memandangi Fanes dengan raut wajah bahagia.

Fanes mengangguk.

"Gue nggak suka." cibir Yolief.

Kening Fanes berkerut, lalu menoleh ke arah Yolief. "Kenapa?" tanya Fanes yang kini tangan sedang bermain air hujan.

"Hujan itu dingin, sepi, dan gelap." tukas Yolief.

"Sebegitu menyeramkan definisi lo tentang hujan?" tanya Fanes.

Yolief mengangguk.

"Yolief!" panggil Fanes.

"Hm."

"Gue punya panggilan buat lo sekarang."

"Apa?" tanya Yolief penasaran.

"Hujan salju!" seru Fanes menyebutkan nama panggilan untuk Yolief.

Yolief tertawa mendengarkan perkataan Fanes. "Hujan salju? Di Indonesia mana ada hujan salju." terang Yolief.

"Ada kok," jawab Fanes dengan senyum manisnya.

"Ya ada, but in your dream," jawab Yolief ketus.

Fanes menggeleng. "Elo." jawab Fanes, sembari menunjuk Yolief dengan dagunya.

Sontak Yolief terdiam, mendengar jawaban yang dilayangkan oleh Fanes.




To be Continue...






A/N : Maap yo kalau prolog nya jelek😂
Jangan jadi sider yaw😀,

Tinggalkan vomment!

DECEMBER RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang