Chapter Two : Ditengah Hujan

307 80 12
                                    

Ahoeyyy!  Enjoy!

.

.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Dibawah hujan ini, aku melihatmu. Menatap matamu, disini ku kenal dirimu lewat hujan yang turun. Hujan yang menyapa."

– Faneskia zahwatiaran Ardhana-

***

Hari ini, hari kedua Fanes di sekolah SMA Bina Nusa. Fanes sudah sampai disekolah pukul setengah tujuh. Akhirnya ia tidak terlambat lagi, lagi pula Fanes memang sengaja datang pagi agar terhindar dari namanya hukuman berdiri di tiang bendera, cabutin rumput, atau hukuman lainya apalagi bertemu guru itu. Sudah menjadi kebiasaan apabila datang terlambat. Langkah kaki Fanes, menyusuri koridor sekolah yang tampak sudah ramai dengan murid SMA Bina Nusa.

"Kok masih sepi ya.. Apa kepagian banget datengnya. Perasaan nggak deh," gumam Fanes dalam hati.

Sesampainya diruang kelas, Fanes menjatuhkan tas diatas meja, membaringkan kepala nya dan tak luput sepasang earphone yang sudah terpasang ditelinganya sedari tadi. Alunan musik terdengar menyeruak masuk sampai ke gendang telinga, membuat mood Fanes pagi ini membaik, serta ikut bersenandung ria mengikuti sang vokalis bernyanyi dilagu itu. Secara tak sengaja mata Fanes ikut terpejam.

"Pagi Fanes!" sapa laki-laki yang memanggil namanya. Sontak Fanes membuka matanya, mendapati Aldi yang memanggil, ia pun membalas.

"Hai juga Aldi!" jawab Fanes.

"Tumben lo dateng pagi, biasanya kan terlambat?" tanya Aldi sembari berjalan menuju kearah mejanya.

"Nggak seterusnya orang mau terlambat," sindir Fanes yang kembali memejamkan matanya menikmati alunan musik yang terdengar.

Aldi tahu, meski terdengar biasa. Teman nya ini sedang kesal. Melihat aksi Fanes yang kesal, Aldi terkekeh. "Hehehe.. Yaudah dong gausah marah. Jelek tau kalau lo marah."

"Biarin," jawab Fanes tak acuh. Dia tak begitu menginginkan untuk mengobrol saat ini.

Aldi melihat arlojinya. "By the way. Temenin gue ke Kantin yuk?" ajak Aldi.

Fanes tak menyahut.

"Fanes!" panggil Aldi kedua kali, mengeluarkan suara bass miliknya.

Fanes yang merasa terusik, mengeluarkan suara. "Males.."

Aldi melirik ke arah Fanes. Fanes begitu serius berkutat pada ponsel nya. "Lagi ngeliat apa tuh sibuk banget kayaknya, sampai orang ganteng didepan lo dicuekin malah ditolak?" goda Aldi.

DECEMBER RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang