Diary of December Rain

106 22 5
                                    

Sebuah rasa yang datang, rasa yang membuat aku jatuh dalam hal yang sama.

Rasa yang ada disetiap helaan napas,

Rasa yang membuat detak jantung lebih cepat,

Rasa yang terselipkan kata rindu di dalam nya,

Rasa yang hanyut dalam setiap doa,

Rasa yang membuat mata tak terpejam,

Rasa yang membuat bibir tak berhenti mengembangkan senyumnya,

Rasa yang mewarnai kertas putih kosong,

Rasa yang membuat lukisan keindahan,

Rasa yang membutakan, 

Rasa yang menyakitkan,

Rasa yang berkali-kali datang menghampiri agar orang yang dihampiri dapat merasakan apa itu rasa. Rasa yang datang pun berbeda-beda. Sering kali aku menyalahkan apa arti rasa itu. Rasa yang sulit untuk diucapkan, tapi mudah untuk dirasakan. Rasa itu pula yang membuat gelombang bahagia dan kesedihan serta terciptanya sebuah arus untuk rasa itu sendiri. Arus yang menghanyutkan setiap orang yang memiliki rasa.

Rasa membuat kita terpuruk dan bangkit, bangkit dari warna hitam dan terpuruk akan warna hitam juga.

Rasa yang bisa melukai hati, hati yang tak bersalah sering kali dilukai oleh rasa.

Rasa juga bisa membuat hati tersenyum, tersenyum bagai mentari memancarkan sinarnya.

Aku hanya orang biasa, yang mengartikan rasa. Aku bukan pujangga cinta, bukan pula seorang puitis. Aku hanya mengungkapkan rasa dalam hati. Rasa yang memenuhi hati yang kosong. Aku tak tahu apa kah ini akhir dari semua cerita yang kita ciptakan, yang dulu kita berdua rangkai namun harus berujung pahit, berat bila harus di hapus, dan harus di ingat.

Apakah kamu tahu sebab aku memiliki rasa itu, jawabanya adalah kamu.




______

Kepingan catatan 

December Rain

2017

DECEMBER RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang