Welcome back, Granvo !

327 25 3
                                    

Brave Jack POV

"Cepat telvon dia !"

"Hahaha jika dia benar-benar mencintaimu, dia akan mencarimu gadis manis ... "

Geram aku menunggu kedatangan Granvo yang tak kunjung tiba. Jadi apa boleh buat, bermain-main sedikit dengan gadisnya bukan masalah. Ya jeritan serta erangan kecil mengisi ruang gelap ini. Ruang rusuh dengan debu yang menebal, reruntuhan bangunan berserakan semakin menunjukkan ini bangunan lama tak layak huni.

"Hei kau !! Apa kau mencintai Granvo ?"

Suraian rambut panjangnya kujambak ke belakang tanpa rasa iba sekalipun, mengingat dia adalah kekasih dari musuhku. Aku menyakitinya sama saja aku menyakiti Granvo. Hahaha ... Aku menyukai jeritannya. Tangisnya pecah sejak aku membawanya kesini apalagi jambakan tanganku semakin mengeraskan tangisannya mengisi ruang kosong ini.

"Bagus, menangislah sekeras mungkin Krystal. Aku suka hahaha ... "

"Dasar keparat. Granvo akan membebaskanku !!"

Disela-sela tangisnya dia masih saja membantahku dan mengataiku. Air matanya yang mengalir dari pelupuk matanya tak kunjung henti tapi kurasa dia sedang mempertahankan keberaniannya melawanku. Dia memang bisa membantakku tapi tidak bisa menyerangku karna tangannya kuikat ke belakang kursi dan kakinya juga kuikat menyatu dengan kaki kursi.

"Apa kau bilang ? Kau memanggilku keparat ? Apa bedanya dengan Granvo ? Ckck -- Lihat sendiri pacarmu yang mengkhianati Ratunya demi dunia manusia dan satu lagi ... Dia yang membuat gadisku lenyap dan gara-gara Granvo yang membuatku semakin melunjak ingin membunuhmu !!"

Amarahku semakin meningkat karena Krystal mulai berani membentakku. Tidak segan-segan tanganku mengambil benda tajam yang tempatnya tidak jauh dari jangkauanku. Benda itu ada di meja belakang Krystal. Kakiku hanya melangkah beberapa langkah saja lalu benda tersebut sudah berada di tanganku. Lalu aku berjalan beralih kedepannya. Menatap matanya lekat-lekat dengan penuh amarah yang menyulut.

Kutangkup wajahnya dengan cara sedikit menaikkan dagunya dengan satu tanganku. Ingat. Aku melakukannya tanpa kelembutan sedikitpun karena kelembutan tidak masuk daftar para iblis. Dan ... Aku benci kelembutan.

"Kau tau benda apa ini ? Apa baik-baik saja jika ini mengenai wajahnya huh ?!"

Sedikit kukenalkan benda tajam di tanganku dengan menyentuh pipi mulusnya. Benda itu bermain menelusuri bagian-bagian wajah Krystal layaknya mencari bagian yang tepat untuk sasaran empuknya.

-- cuih --

Shit. Dia meludahiku.

"Kurang ajar kau !"

Tanganku terlepas dari dagunya untuk membersihkan ludahnya di wajahku. Gadis ini cukup berani melawanku. Aku sedikit menjauhkan badanku mundur beberapa langkah hingga ada jarak beberapa meter antara aku dan dia. Aku menatapnya nanar. Aku benci dia. Dengan pencahayaan yang minim aku melangkah mundur hingga seluruh tubuhku sepenuhnya tidak kelihatan. Tertutup oleh kegelapan. Sorot cahaya hanya menyinari sebagian ruangan ini saja.  Ya beginilah ilustrasi ruangnya. Sebagian terkena cahaya lampu dari luar. Dan sebagian lainnya gelap. Kalian bisa sebut ini ruang penyekapan sandera.

"Lepaskan akuuuu !!"

"Tidak akan !!" Aku menjawab dari balik kegelapanku.

Kalian semua tahu benda apa yang kupegang kan ? Pisau. Ingat, hanya sekedar pisau. Tidak ada yang menarik dari sebuah pisau. Tapi akan menjadi lebih menakjubkan kalau pisau ini dihiasi darah segar dari gadis manis depanku. Di balik kegelapan yang menutupiku, benda tajam yang sedari tadi kepegang kulayangkan ke depan dengan mantap yang akan mengenai Krystal. Entah bagian apapun itu, aku ingin melukainya. Sekalipun tertancap di keningnya, aku akan lebih senang. Ya inilah iblis sebenarnya. Menyesatkan, membenci dan membunuh siapapun yang berada di jalan yang benar.

I Found YouWhere stories live. Discover now