Closer

366 36 3
                                    

Author POV

"Terima kasih nak sudah menolong anakku. Kami sangaaat berterima kasih padamu. Sebagai gantinya datanglah ke rumah nanti malam untuk makan malam bersama kami." Ibu Krystal sangat berterima kasih kepada Kai atas semalam telah menolong anaknya.

"Sama-sama Bu. Sebenarnya Krystal semalam ingin langsung pulang tapi kondisinya tidak memungkinkan jadi terpaksa saya suruh menginap sementara di rumah dan memberitahu kalian hanya via telepon suara. Eum ... Soal makan malam nanti saya usahakan datang untuk kalian."

"Tidak apa-apa nak. Sebelumnya kami sempat khawatir tapi setelah mendapat telepon darimu,  lega rasanya Krystal masih aman. Maaf sekali jika merepotkanmmu. Dan kami berharap kamu mau menerima balasan terima kasih kami."

"Ah tidak, dia tidak merepotkan saya. Tidurnyapun tidak rewel kok Pak."

Balas Kai dengan senyumnya. Dia sangat pandai menampakkan senyum manisnya di moment-moment yang pas. Bagaimana bisa dia memberikan senyuman manis kepada orang tua gadis yang dia sukai tanpa rasa gugup sedikitpun. Bukannya terlihat kaku tetapi Kai sungguh terlihat sudah bisa menyesuaikan keadaan dengan keluarga Krystal dengan ramah dan sopan santun.

Merekapun larut dalam sebuah percakapan. Meskipun pembahasan obrolannya tidak begitu menarik tetapi mereka sudah menikmati keadaan. Di sebelah ibunya terlihat Krystal dengan pakaian yang sama dengan kemarin dia gunakan, menyimak percakapan antara orang tuanya dengan Kai yang duduknya berhadapan. Krystal hanya ikut tersenyum sesekali mendengarkan apa yang mereka omongkan. Ada sesuatu yang bangkit dari dalam diri Krystal sejak kedatangan Kai, mulai detik ini Krystal bukan lagi gadis aneh dan misterius. Melainkan sudah mulai berubah sedikit dengan sosok terbuka yang mulai muncul. Hanya saja cuma Krystal  yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi aura, ayah ibunya sudah tidak mampu lagi karena mereka telah benar-benar memutuskan untuk melepas kemampuan istimewanya saat hidup lingkungan manusia. Jadi soal aura Kai haya Krystal yang bisa dia rasakan sendiri.

Berhubung hari ini adalah hari libur, jadi 2 jam dihabiskan untuk mengobrol tidaklah waktu yang singkat, jadi sudah saatnya Kai berpamitan pulang untuk beristirahat.

"Hati-hati nak."

"Iya Pak, terima kasih."

"Krystal antarkan dia sampai gerbang gih, ayoo .... " Bisik Ibu Krystal dengan sedikit mendorong pinggangnya

"Tap ... taapi"

Ibunya malah membalas dengan kode mata alias mengedipkan matanya pertanda perintahnya harus dipatuhi. Akhirnya Krystal mengantarkan Kai mulai dari garasi tempat motornya diparkir hingga ke depan gerbang. Jujur Krystal sedikit malu. Karena tidak pernah sebelumnya Krystal dekat dengan laki-laki. Tak enak rasanya jika harus berdiam mulut seperti ini, maka Krystal lah yang membuka percakapan duluan.

" Ekhem terima kasih Kai sudah menolongku dan datanglah nanti malam untuk menyenangkan orang tuaku."

"Sama-sama Krystal. Ah baiklah akan kupastikan aku datang nanti malam."

"Kamu tidak marah padaku kan ?"

"Marah ? Sungguh tidak Krys. Aku menolong itupun sudah membuatku senang. Eiits .. sebenarnya kamu sedikit rewel semalam hahaha ..."

"Benarkah ? Apa aku mengingau ? Apa yang aku katakan saat aku tertidur ? Atau aku berjalan sambil tidur ?" Krystal mendengar kata-kata 'rewel' membuatnya bertambah malu dan malah kepikiran jika dia mengingau tidak jelas di kamar Kai. Krystal sedikit mendekat ke Kai dan tanpa sadar tangannya sudah menempel lalu menggoyang-goyangkan lengan kanan Kai dengan maksud Kai akan menjawab pertanyaan Krystal secepatnya.

"Hahaha ... Lucunya gadis iniiii. Ekspresimu menggemaskan sekali hm ?" Kai pun tertawa melihat aksi Krystal selucu ini dengan ekspresi yang sangat dia sukai. Wajahnya tampak kaget tapi tetap saja Krystal terlihat imut, cantik dan anggun di mata Kai.

"Kaaaaaiii cepat jawab pertanyaanku !" Wajahnya mulai memerah pertanda dia akan marah.

"Aku hanya bercanda Krystal. Kamu tidak rewel kok, malah tidurmu saja sudah terlihat anggun, jadi tidak ada yang merepotkan buatku." Balas Kai.

"Ish ... dasar menyebalkan !" Teriak Krystal dengan wajah tersipu malu akibat perkataan Kai barusan. Tangannya dengan cepat mencubit kecil pinggang Kai.

"Aw aw ... Ampun Krys ampuuun. Hehehe ... Aku pamit pulang dulu ya. Kamu segera istirahat dan jaga baik-baik kondisimu." Kata terakhir Kai sebelum motornya melaju pulang keluar dengan. Ups tidak lupa senyuman khas seorang Granvo Kai terlukis di bibirnya. Demi Tuhan Krystal mengumpat bahwa dia sangat menyukai senyuman itu. Sangaat sukaaa ...

"Hati-hati di jalan Kai." Katanya dan membalas senyuman Kai yang tak kalah manisnya.

Setelah mengentarkan Kai, Krystal kembali masuk ke dalam rumah. Anehnya, dia berjalan sambil tersnyum bahagia. Sudah pasti ini semua karena Kai.

Tiba-tiba ibunya dengan cepat menghadangnya tepat saat dia menutup pintu rumah. Ya begitulah seorang ibu selalu paham akan setiap perubahan anaknya. Rupanya perubahan Krystal dirasakan oleh ibunya juga. Beliau pasti bangga anaknya tidak lagi mengurung dirinya untuk terbuka kepada orang lain, terutama teman-temannya.

"Krystal, apa dia pacarmu ? Kenapa kamu tidak pernahbercerita tentang dia hm ?"

"Ibuuu ... Dia bukan pacarku. Dia adalah teman sekelasku, namanya Kai. Kita juga baru dekat mulai kemarin saat aku di taman. Ya mungkin kita dekat dan saling bicara sesudah insiden aku pingsan itu heheh"

" Oh jadi begitu. Dia terlihat ramah, baik, sopan santunnya juga sangat bagus .. tapi bukankah dia juga tampan ? Apa kamu tidak menyukainya ?"

"Apa ? Menyukainya ? Aa-- anuu--- em tidak tidak aku tidak menyukaa--iinya."

Sebelum ibunya menimpali pertanyaan lagi atau kata-katanya hanya akan menggodanya,  Krystal langsung saja pergi ke kamar. Kakinya berlari kecil menaiki anak tangga sambil menutup telinganya agar suara ibunya tidak terdengar lagi.

"Heeeii pipimu merah sayaaang. Kau akan mengakuinya nanti." Teriak ibu Krystal.

TBC. Vote ! Comment ! Share ! ^-^



I Found YouWhere stories live. Discover now