Rembulan

98 6 0
                                    

Serial-Rembulan Biru- 1.Rembulan

Penulis : IsnaNA

Dipublikasikan : 22 Desember 2016

***

Nafas Bulan naik turun bersama dengan beberapa peluh yang mengucur bebas dan membekas pada sekitar area pelipis jilbanya.

Beberapa waktu yang lalu gadis itu berlari ria dari rumahnya ke arah utara , mengejar gerobak tukang sayur langganan yang terlewatkan gara-gara menjemur pakaian di belakang rumah.

Karena tergesa-gesa dia bahkan sampai lupa untuk memakai alas kaki,dan hanya berlari mengenakan kaos kaki berwarna biru muda dengan gambar unyu sebagai gantinya.

Langkahnya berhenti ,sedikit mengambil nafas dia menekuk kedua tangannya pada lutut dan mengambil nafas sembarangan.Yang penting mengelurkan penat.

"Loh,Bulan kenapa?" tanya Bu Susi ,dia adalah bu RT di dekat rumahnya.

Kedua telapak tangannya diangkat sebentar sambil menyengir, "Bentar buk,saya mau ambil nafas."

Bu Susi hanya geleng-geleng kepala dengan tingkahnya, selalu saja Bulan penuh dengan hal-hal aneh.Kemudian mata Bu Susi berubah fokus melirik penampilan Bulan "Loh kamu gak pakek sendal Lan?dari rumah nyeker?"

"Aduh bu,saya lupa.Cepet-cepet ngejar mamang nanti gak keburu,ya udah saya tinggal sendal saya di depan pintu" kekeh Bulan di sela nafasnya yang masih ngos-ngosan.

"Bulan..Bulan ada-ada saja kamu tu ya,oh iya kok bukan ibu yang belanja tumbenan kamu?"

Sejenak dia menegakkan punggungnya dan mencoba mencari posisi senyaman mungkin namun tetap dalam posisi sopan tentunya.

"Oh itu Bu,ibu lagi ke rumah paman di Indramayu.Katanya mau nginep beberapa hari"

"Oalah begitu Lan ,ya sudah kamu mau beli apa? Nanti malah habis waktunya buat ngobrol sama ibu" kemudian baik bu Susi maupun Bulan terkekeh pelan karena obrolan terakhir yang sedikit tidak jelas atau bahkan ngawur juga.

Dia mendekati gerobak sayur,memilah-milah beberapa jenis sayur dan lauk-pauk yang ada di sana.Menilik beberapa menu yang mungkin bisa dia masak.Setelah selesai mengambil kantung kresek barulah dia memberikan sejumlah uang kepada mamang penjual sayur dan kembali berjalan pulang dengan 'ceker'.

It's the Bulan style! "Ceker style".

Gerbang rumahnya terbuka,otaknya seperti sedang sedikit berfkir .Siapa yang masuk ke dalam rumah?
Jangan -jangan ada maling lagi? Siaga satu!

Dengan membawa sebuah sapu yang tergeletak di emperan rumahnya,dia masuk ke dalam rumah dengan mengendap-endap sambil menenteng beberapa kantung kresek plastik belanjaan, kemudian menetralisir suara yang dihasilkan oleh derap langkah kaki dan kreseknya.

Seseorang tiba-tiba muncul dari balik lemari di dapur, hampir saja Bulan memukulkan gagang sapu ke arah orang itu karena terkejut, namun dengan cepat ditepis oleh tangan kokoh laki-laki itu.

"Bulan!" teriaknya keras.

"Eh ..eh, Mas Danu" Bulan sukses cengengesan, bagaimana tidak? La tebakannya salah sasaran.Hehehe

"Kamu ngapain sih dek ke dalem rumah pakek bawa gagang sapu segala?mana mau dipukulin ke Mas lagi,Mas bukan maling dek"

"Maaf mas, Bulan kirain ada orang asing masuk rumah.Soalnya tadi sibuk ngejar mamang tukang jual sayur jadinya gak sempet ngunci rumah."

Mas Danu hanya memainkan bibirnya dengan malas dan beralih pada Bulan,"Udah dek?sapunya gak pingin kamu turunin?. "

"Eh,eh maaf mas" dan Bulan pun mengelurkan cengiran kudanya.Sapu tadi sudah dia simpan di samping lemari dapur, tangannya beralih meletakkan beberapa kantung kresek plastik ke atas salah satu meja di dapur dan membukanya.

Rembulan BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang