Prolog

114 9 1
                                    

Serial-Rembulan Biru- Prolog

Penulis : IsnaNA

Dipublikasikan : 22 Desember 2016

***

Bibirku mengembang tanpa alasan yang jelas,reflek saja membawa kebahagiaan yang menyeluruh pada seluruh organ tubuhku.

Bahkan jantung ini rasanya tak bisa bekerja normal dan memompa semakin cepat... cepat dan cepat.
Membuat nafasku semakin terasa sesak dan kedua pipiku memanas.

Jika boleh dibilang aku lebih mirip seperti seorang penguntit sekarang, masa bodohlah orang lain mau menyebutkan apa padaku.

Aku hanya ingin sedikit mencuri kesenangan, ya hanya sekedar kesenangan tersembunyi untuk menyenangkan hati yang sejak beberapa hari ini sedang kontra karena pergolakan yang hebat.

Sedikit kucondongkan tubuhku ke belakang berusaha menetralkan detak jantung agar kembali kepada denyut semula.Kutarik nafas panjang dan mengehembuskannya perlahan melalui mulutku yang gemetar.

Lambat laun otakku tersadar,aku terlalu kecil bahkan untuk ukuran debu atau bahkan aerosol di udara.Sangat mudah terhempas hanya karena gerakan ringan apalagi sebuah angin kencang.

Dan dia?
Terlalu sempurna sebagai sosok yang diam-diam kuamati,bahkan untuk mengamatinya saja aku tak pantas apalagi sampai menaruh hati padanya.Jadi salahkah aku?

Kugelengkan kepalaku ,kenangan enam tahun lalu masih terasa begitu jelas,bahkan syaraf-syaraf otakku seakan telah menyimpannya dengan apik.Membungkusnya rapat-rapat dan menaruhnya dengan rapi dalam lemari memori yang hanya sedikit kapasitasnya.
Jadi salahkan aku?

***
Tbc..
Prolog☺

Rembulan BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang