Serial-Rembulan Biru- 5. Samawa
Penulis : @Isnaiyah
Dipublikasikan : 6 Agustus 2017
***
Riuh keramaian memenuhi kediaman keluarga Dirgantara hari ini. Banyak tamu undangan berdatangan, bahkan kerabat jauh yang hanya bisa datang setahun sekali hari ini berkumpul menjadi satu dalam acara yang digelar sang empunya rumah.
Beraneka macam mobil berjajar rapi sepanjang jalan, pun dengan para tamu undangan yang datang silih berganti. Ya, hari ini adalah hari besar bagi keluarga Dirgantara. Hari ini tengah digelar pesta pernikahan putra sulung mereka, Danu Dirgantara dengan Aisya Aila Varisha teman taaruf sekaligus putri dari sahabat ibunya.
"Selamat ya Nu, semoga samawa. Sakinah Mawadah Warohmah, baik-baik ya jadi suami. Jangan suka ditinggal istri cantiknya, masak istri cantik gini ditinggal mulu, hehe. Jangan lupa main ke rumah tante juga kalau liburan , gak usah malu. Ajak istri kamu juga, tante lagi kesepian tahu, keponakan kamu lagi kuliah nggak pulang-pulang," adu tante Megi kepada Danu, hal ini membuat sepasang pengantin itu tertawa renyah.
Tante Megi ini tinggal di Pekanbaru, anaknya kuliah di Surabaya sedang sang suami bekerja sebagai TNI yang sering bertugas keluar kota, tergantung dimana dia ditempatkan. Jadinya, harap maklum jika ibu semacam tante Megi ini merasa kesepian lantaran ditinggal anak dan suaminya merantau.
"Iya Tan, insyaallah kalau ada waktu pasti diusahain. Jaga kesehatan ya Tan, gak usah bingung kalau Gio jarang pulang, nanti aku jewer telinganya," kekeh Danu yang kemudian merembet ke arah tamunya.
"Yaudah, bahagia selalu ya sayang. Tuh masih banyak undangan yang mau antri, tante udahan dulu. Takut di demo"
Mereka berdua mengulum senyum.
"Makasih tante udah mau datang ke pernikahannya Danu"
"Ah kamu tuh apaan sih, tante kan juga mau nyambangin ponakan tante yang ganteng ini sama si cantik Bulan. Mau ngejenguk Gio juga sekalian, itu anak suka lupa sama Mamanya. Dasar anak nakal!"
"Sekali lagi makasih tante, salam buat paman"
Tante Megi tersenyum tipis, lantas meninggalakn panggung sang raja dan ratu sehari ini.
Acara baru selesai setelah menginjak waktu dhuhur. Ayah mereka sengaja melaksanakan acara pesta di pagi hari, dengan maksud hanya menyelenggarakan walimatul 'ursy yang lebih simpel namun Islami juga. Karena lebih bersih dari pada tanggungan pengembalian amplop yang sebenarnya tidak ada dalam ajaran Islam, itu hanya bentuk dukungan dari pihak keluarga. Hal semacam ini populer di kalangan wilayah pinggiran kota dan pedesaan, sebenarnya hal ini akan berujung kepada ketidak enakan ketika tak berbalas kunjungan, seakan kita punya hutang yang belum terbalas. Bukankah utamanya penyelenggaran pernikahan itu hanya untuk menyebarkan berita bahagia? tentu untuk menghindari fitnah juga.
"Capek juga ya, gerah." Danu mengibas-ngibaskan tangannya ke wajah. Sambil sesekali melonggarkan kemejanya khas orang kepanasan. Peluh sebiji jagung nampak sudah berkucuran dari pelipis kepalanya.
"Mau masuk aja atau gimana mas?"
"Iya, mau langsung mandi. Trus sholat. Kamu juga capek kan?"
Danu yang hendak berdiri itu seketika menghentikan aktivitasnya, sang adik baru saja mendekat dengan raut wajah yang sukar untuk dijelaskan. Hari ini Bulan kecilnya nampak sangat cantik sekali, dibalut gamis berwarna baby blue adiknya itu nampak sangat manis. Apalagi wajahnya sekarang makin imut setelah dibalut olesan make up tipis yang sangat natural. Hanya saja semuanya akan pudar jika mengingat sikap adiknya yang tengil sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan Biru
Spiritual-Rembulan Biru- Kalau penasaran silahkan dilihat, Kalau mau kasih saran silahkan ditulis di kolom komentar, Kalau menghormati silahkan kasih voment, Kalau cuma mau menggunjing mending nggak usah mampir. Terima kasih, udah kenyang. Buat kamu! -Selama...