Bahagia Versi Mawar

60 3 0
                                    

Serial-Rembulan Biru- 4.Bahagia Versi Mawar

Penulis : Isnaiyah

Dipublikasikan : 3 Januari 2017

***

Sudah beberapa hari Mawar terus-terusan merajuk kepada kakaknya, dia menagih janji untuk liburan sekeluarga seperti yang dikatakan Biru beberapa minggu lalu.

Seisi rumah sudah pasrah kalau urusannya sama Mawar, mau jengkel gak bisa, mau marah juga gak bisa, mau stres apalagi.Soalnya Mawar ini perhiasan berharga di keluarga, Mawar ini dianggap istimewa oleh seluruh anggota keluarganya.Alasannya apa? Ada deh.

Dan karena itu juga, hari ini mereka sedang dalam perjalan menuju taman bunga terbesar di Batu,Malang.Dan lagi-lagi tempat ini adalah request dari Mawar, dia selalu ngotot ngajak ke sana sejak beberapa tahun lalu.Sebagai kakak yang baik, Biru nurut saja yang penting adiknya bahagia dia ikut bahagia.

Laki-laki itu apa aja boleh, iya ngikut aja gak mau repot-repot dan males diajak ngeruwet.Beda sama wanita selalu pusiang mikir sana sini, mikirnya musti perfect akhirnya dia sendiri juga yang repot.Dan judesnya itu masyaallah ,minta ampun.

Dengan mengendarai mobil dari Surabaya, keluarga ini nampak bahagia selama dalam perjalanan.Terlebih Mawar yang begitu antusias semenjak kakaknya itu mengatakan setuju untuk berlibur ke Selekta ,perlengkapannya dipersiapkan jauh-jauh hari, setiap hari bercerita dan mengkhayal sana-sini.

Setelah menempuh perjalan kurang lebih lima jam karena macet, mereka akhirnya tiba juga di sebuah tempat wisata taman bunga itu.Mawar langsung turun dari mobilnya, ia tersenyum penuh semangat dan kemenangan ,dihirup aroma udara di sekitar dengan leluasa kemudian menggaet lengan sang kakak yang masih saja setia duduk di dalam mobil dengan santainya.

"Mas Biru, ayo buruan ah.Lama banget gak keluar-keluar, ayo temenin Mawar beli tiket.
Jangan mager di dalam mobil aja dong mas.
Ah Mas Biru nih,ayo buruan"

"Iya, iya bentar dek .Kamu kok buru-buru banget, kita juga baru aja nyampek.Kamu apa gak capek memang?" Biru hanya mendesah pasrah ,rasanya otot-otot tubuhnya masih terasa ngilu karena duduk terlalu lama ,ditambah cuaca panas membuatnya sedikit enggan untuk beranjak dari tempat duduknya.Namun tak urung ia penuhi juga permintaan adiknya, tidak tega rasanya ia membuat adik kecilnya itu kecewa berat.Diambilnya ponsel yang ia geletakkan di mobil dan melangkah keluar.

"Gak lah, kan Mawar semangat empat lima sekarang.Capek iya tadi, tapi sekarang gak.
Mama sama Papa ayo buruan, Mawar gak sabar pingin masuk!" teriak kencang gadis bergamis kuning itu sambil berjalan ke arah loket dengan girang, sebuah senyuman tak pernah absen dari bibir munglinya.

Mamanya yang baru keluar dari mobil langsung berteriak ke arah gadis itu, dia merasa heran saja dengan tingkah laku puri bungsunya.

"Mawar, emang kamu mau beli tiket gak bawa uang apa? Mau beli tiket pakek apa? daun? apa angin?"

"Eh iya juga ya, Mawar kan gak ada uang ya.Mana ini sekeluarga juga kan, lupa Ma" Mawar cengengesan, menarik lengan kakaknya kembali ke arah mobil dan menghampiri sang Mama yang sedang keheranan dengan putrinya yang super over hiperaktif dan aneh dalam satu paket komplit kegilaan.

"Biar Mama sama Papa yang beli tiket ,kamu tunggu aja di dekat pintu masuk sama Mas Biru"

"Ok, makasih Mama" Mawar mencium pipi Mamanya dan kembali menggaet kakaknya sesuai perintah sang Mama.

"Adek kok Mas Biru ditarik-tarik terus sih? Mas Biru bukan dagangan " ucap Biru sedikit kerepotan, dari tadi ditarik kesembarang tempat adiknya melangkah tanpa minta persetujuannya terlebih dahulu.Dimana hak asasinya Biru?

Rembulan BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang