Pernahkah kau dianggap seperti sampah? Tak dihiraukan. Dibuang. Lalu dalam benak kau bertanya, siapa aku? Dan siapa mereka? Meludahimu dengan mudahnya. Menghempaskan dirimu jatuh dalam ketidakberdayaan. Mengolok-olokmu seolah mereka makhluk paling suci diseluruh dunia. Pantaskah aku mendapat semua perlakuan buruk ini? Pantaskah?
Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuangBegitulah bait sahdu dari seorang penyair terkenal chairil anwar. Dan bait itu berhasil menggambarkan keadaanku sekarang.
Aku disini, di sudut kota menunggu mati. Deburan debu membungkam harapanku. Aku yang terbuang. Menyaksikan ribuan lalu lalang dalam diam. Tak ada seorang pun yang peduli. Mereka tak acuh. Mereka menganggapku sampah. Kusaksikan mereka dalam menungku. Mereka tertawa girang disana. Hanya aku. Hanya aku yang sendirian.
Siapa aku?
Aku hanyalah sampah yang tak berguna.
Siapa aku?
Makhluk hina di sudut kota yang kesepian.
Dulu aku berharga buat mereka. Tanpa aku mereka kesulitan. Aku disanjung dan dijaga. Tapi, setelah habis masaku. Aku ditinggalkan. Dibuang. Aku tahu habis masaku untuk mereka. Tapi kumohon jangan perlakukan aku seperti ini. Aku ingin berkumpul dengan kaumku. Kaum yang tak pernah kau anggap. Aku ingin menghabiskan sisa umurku bersama mereka. Bercanda menunggu kehancuran tiba. Tempatku bukan disini.
Tidakkah engkau dengar isakku ini? Kurang jelaskah teriakku ini?
Berhari-hari aku menunggu disini. Berharap ada seseorang berbaik hati menghampiri. Bertahun-tahun aku menangis disini. Tidakkah mereka dengar paraunya isak ini?
Aku hanya ingin memiliki tempat layak untuk bersandar. Aku ingin dihargai seperti dulu. Saat mereka membutuhkanku. Saat mereka benar-benar menjagaku.
Habis kata-kataku untuk berkeluh. Toh, tak akan ada yang mendengar. Tak ada yang mempedulikan. Mereka terlalu bebal untuk sekedar melihat. Aku siapa?
Aku hanya bisa menyairkan kata-kata bisu dalam sajak sayu.
Aku hanyalah sampah.
Sampah.
Sampah.
Lalu sajak terkenal itu terngiang kembali dalam benakku. Sajak seorang penyair yang merasa terbuang. Sama sepertiku. Chairil anwar.Biar peluru menembus kulitku
Aku akan meradang menerjang
Luka yang bisa kubawa berlari,
Berlari
Hingga hilang pedih peri...Dan aku kembali bertanya-tanya
Siapa aku?
Siapa?
Begitu mudah sekali mereka mencampakkanku. Hanya debu dan angin bisu sahabatku. Merekalah teman dukaku. Dan sajak itu...Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup
Seribu tahun lagi!... Pelipur laraku. Aku pun tersadar. Aku hanyalah sebuah sampah. Sampah. Ya, aku hanyalah sebuah sampah dalam arti yang sebenarnya.
Itulah siapa aku.
A k u

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Manusia
Short Storydesingan misterius apa itu? memekakkan. monster apa itu? dia punya tiga jantung yang berdetak. jeritan aneh apa itu? membuat bulu kuduk berdiri. tidakkah kau sadar sobat, betapa misteriusnya hidup ini. kau bisa menyelaminya sekarang juga. disini. di...