Dingin menusuk tulang belulangku. Hembusannya membeku di relung jiwa. Kulit mulus itu dirobek oleh enam buah belati. Diawasi oleh seratus mata yang binal. Tiga jantungnya berdetak semakin mendera. Merasakan suhu panas sang korban. Di ruang sempit berdebu itu dia berasal. Bersembunyi dibalik lemari ataupun kolong yang kelam. Belalainya yang panjang menghisap darah dengan membabi buta. Lebur sudah kulit itu. Terkelupas memuntahkan darah merah. Kini si mata seratus tersungging memperlihatkan 48 giginya.
Sakit?
Tidak!
Dengan lantang aku jawab tidak. Yang terluka tak merasakan apa-apa. Bagaimana bisa? Si mata seratus yang genius. Dengan kepintaran dan keahliannya ia mengeluarkan semacam vaksin dari dalam tubuhnya. Membalurkan yang luka hingga tak terasa. Hingga yang terluka tak sadar akan sakitnya.
Dan diakhir cerita kita, si mata seratuslah pemenangnya. Dia bisa bersantai menikmati santapan dengan lahapnya. Dalam hati dia berkata.
"Tenanglah anakku, kebutuhan gizimu sudah kupenuhi"
Jabang bayi yang belum terbentuk sempurna itu tampak bahagia di perut sang bunda. Kutu kutu yang tinggal di kepala sang bunda juga tampak senang. Kutu yang sangat kecil itu juga turut bahagia akan jabang bayi yang akan segera menyapa dunia. Walaupun dia tahu bahwa umur mereka hanya beberapa bulan saja. Tapi, kehadirannya di dunia harus disambut gembira, bukan?
Ketika ibu sudah kenyang, dia mulai mengepakkan sayap yang lebih dari dua dengan penuh semangat. Kemudian lepas landas dengan desingan yang sangat mengganggu. Ibu telah berusaha keras demi sang anak.
Bagaimana dengan ayahnya?
Entahlah
Berburu darah adalah tugas perempuan saja. Tampak egois, tapi itu adil. Walaupun aku tidak tahu dimana letak keadilannya.
Bagaimana dengan korban?
Kulitnya memerah dan meradang. Timbul rasa panas terbakar. Matanya mulai membelalak untuk balas dendam. Mati? Tidak. Korban tak akan mati sebelum si mata seratus terkapar. Itu adalah tekad. Hingga si korban mengambil senjata ber-cap bunga berwarna kuning dan menembakkannya pada si mata seratus. Terkapar. Mati. Tak berdaya. Korban girang bisa balas dendam.
"Matilah kau nyamuk!" hatinya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Manusia
Kısa Hikayedesingan misterius apa itu? memekakkan. monster apa itu? dia punya tiga jantung yang berdetak. jeritan aneh apa itu? membuat bulu kuduk berdiri. tidakkah kau sadar sobat, betapa misteriusnya hidup ini. kau bisa menyelaminya sekarang juga. disini. di...