Jimin [Honey]

410 38 1
                                    

Desiran ombak mengalun bak melodi merdu di telingaku. Tatapanku lurus ke depan, melihat lautan yang tak terlihat ujungnya. Kurapatkan mantelku, mencegah angin dingin masuk ke dalam tubuhku. Detik berikutnya, aku merasakan ponselku bergetar.

From: Chiminie

Kau di mana?

To: Chiminie

Di pantai tempat kita pertama bertemu.

From: Chiminie

Tunggu di sana, sebentar lagi aku sampai.

Kumatikan ponselku dan kembali menatap lurus. Waktu berlalu begitu cepat, kulirik jam tangan putihku, sudah lima menit dan Jimin belum juga datang. Aku memutuskan untuk berjalan pergi meninggalkan pantai. Saat beberapa langkah, aku merasakan seseorang memelukku dari belakang. Tentu saja itu Jimin.

"Kau mau ke mana? Kau akan meninggalkanku setelah aku datang ke mari?" bisiknya.

"Kau lama seperti siput," dengusku.

"Kau tahu aku masih dalam masa promosi, bahkan aku baru saja pulang dari fansign."

"Fansign?"

"Kenapa?" gumamnya.

Mataku beralih pada tangannya yang terbalut sarung tangan biru miliknya.

"Sudah berapa gadis yang menyentuh tanganmu dan melihat aegyo-mu?" tanyaku.

Ia terkekeh dan menunjukan matanya yang berbentuk seperti bulan sabit saat ia tertawa, "Kau cemburu? Aku hanya memberikan fanservice untuk Army."

"Jangan melakukan aegyo untuk meluluhkan hatiku, Park Jimin."

"Kau ini kenapa? Kau kekasihku, bukankah aku sudah memberikanmu service setiap hari?" godanya.

"Dasar mesum," ejekku sembari memukul kecil dada bidangnya.

Ia hanya tertawa renyah. Sungguh, pria bernama Park Jimin itu selalu senang bermain-main denganku. Tujuan hidupnya mungkin hanya membuatku kesal karena tingkahnya. Bukan hanya kesal, terkadang aku juga merasa sedikit geli karena mulutnya sering melontarkan kata-kata manis yang sangat berlebihan. Tiga tahun menjalani hubungan dengannya bukan berarti aku terbiasa dengan kata-kata manisnya.

"Kau tahu jika aku tidak pandai dalam aegyo, mana mungkin aku menunjukannya pada mereka? Aku hanya menunjukan aegyo-ku pada kekasihku walau itu terlihat buruk di matamu." Jimin menyelipkan kedua tangannya pada pipiku.

Oh, dia mengakui keburukannya. Tapi bukankah Jimin sudah sangat imut tanpa ber-aegyo? He's the cutest thing ever in the world. Bahkan melebihi hewan kesukaanku, kucing. Ah, kurasa dia adalah kucingku.

"Oppa."

"Hm?"

"Aku merindukan rambut hitammu," tuturku.

Aku menyisir rambut pirangnya yang sangat lembut. Walau tidak semua rambut Jimin bisa kusentuh karena dia memakai topi.

"Kau tidak menyukai rambut pirangku?" tanyanya.

"Kau memang terlihat lebih tampan dengan rambut pirang, tapi kau terlihat sangat lucu dan tampan saat rambutmu berwarna hitam."

"Astaga, kau pintar sekali menggodaku." Jimin mencubit pipiku dengan gemas.

"Oppa! Hentikan, pipiku akan bertambah chubby jika kau mencubitnya terus!" tukasku.

"Aku suka pipi chubby-mu itu, kau terlihat lucu. Bahkan lebih lucu daripada boneka Kumamon Suga hyung," ujarnya.

"Kau membandingkanku dengan makhluk hitam, menyeramkan, dan bodoh itu?" kesalku.

"Kau mudah merajuk ternyata," ejek Jimin lalu mengacak poni rambutku.

Tiba-tiba Jimin merogoh kantong jaketnya. Ia mengambil ponselnya dan mengangkat telepon dari seseorang.

"Sekarang? Baiklah."

Jimin kembali menatapku lalu membuang napas perlahan. Aku hanya menaikkan alisku, mencoba mencari jawaban dari sorot matanya.

"Aku baru saja di telepon Namjoon hyung, aku harus ke Bundang."

"Fansign lagi!?"

Siapa yang tidak kesal saat kekasihmu lebih memilih bersama fans selama berjam-jam? Tapi aku tahu itu adalah resiko memiliki kekasih seorang idola.

Jimin tertawa lagi lalu merengkuh pinggangku. Ia mendekatkan bibirnya dan melumat bibirku dengan lembut. Aku bisa merasakan manis bibirnya. Hampir dua minggu dia tidak menciumku. Aku merindukan bibir tebalnya.

"Dengarkan aku."

"Aku memang mencintai Army, tapi aku sangat mencintaimu. Aku akan memberikan apa saja untukmu," lanjutnya.

"Sampai bertemu besok!"

Jimin berjalan menjauhiku dan memasuki mobil putih yang terparkir tak jauh dari pantai. Aku hanya membalas dengan senyuman lalu melambaikan tanganku saat dia telah pergi.
.
.
.
End

Note: Ga kerasa kurang dua lagi abis ㅠ.ㅠ next, Kim Taetae! Thanks for reading ❤

ㅠ next, Kim Taetae! Thanks for reading ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Completed] BTS ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang