Masa Kecil (1)

439 39 1
                                    

SinB POV

"Eonni aku mau main ke pantai temani aku" rengek sinB pada saudara tirinya yang sama-sama bernama eunbi.

"Yak, tunggu sebentar sinB aku masih harus membantu appa di dapur" jawab eunha yang waktu itu memang masih banyak pekerjaan yang harus dikerjakannya untuk menggantikan sosok seorang ibu di rumah tersebut.

"Selalu saja seperti itu, baiklah aku akan meminta taehyung oppa menemaniku" ucap sinB sambil meninggalkan rumahnya.

"Yak hati-hati pakai syal dan jaketmu. Jangan lupa maskermu banyak debu diluar sana" ucap eunha sambil terus melakukan pekerjaan rumahnya.

"Baik eonni tenang saja aku tak akan sampai larut malam" lanjut sinB yang langsung berlalu meninggalkan rumahnya menuju rumah taehyung salah satu tetangga mereka.

Ya sekarang sinB tinggal bersama eunha dan appa nya karena kedua orang tuanya sudah meninggal dikarenakan banyaknya pemberontakan yang terjadi sekarang. Begitu pula eunha yang kehilangan ibunya karena harus mendonorkan paru-paru dan ginjal pada eunha agar dia selamat.

Dunia memang sedang sangat kacau sekarang banyak terjadi pemberontakan dimana-mana, hampir semua pemerintah negara menolak adanya hiburan seperti musik, film, bahkan sebuah karya tulis pun tidak boleh ada yang sampai terbit ke masyarakat.

Suara desingan peluru dan ledakan bom sudah sering terdengar di seluruh penjuru dunia ini.

"Taehyung oppa, apa kau ada di rumah" teriak sinB dari luar pagar rumah taehyung.

"Oppa ayo kita ke pantai" ucapnya lagi namun tak ada jawaban sama sekali.

Tiba-tiba terdengar suara bom di daerah perbatasan desa. Desingan mesin pesawat lewat diatas suasana desa yang awalnya tenang tadi.

"Ahh..." teriak sinB yang terpental karena pagar rumah taehyung tiba-tiba hancur.

"SinB apa yang kau lakukan disini" ucap taehyung sembari sudah membawa senapan laras panjangnya.

"Aku ingin pergi ke pantai oppa" ucap sinB pelan.

"Pulanglah, besok saja ke pantai nya. Aku akan menjemputmu besok, ah iya ambil ini" ucap taehyung sembari mengalungkan sesuatu pada sinB lalu meninggalkannya di balik asap.

Tak lama kemudian terlihat banyak sekali warga desa yang keluar rumahnya sambil membawa senjata apinya masing-masing dan mulailah terdengar baku tembak dimana-mana.

SinB yang mulai kebingunganpun lari entah kemana yang penting ia sekarang bisa sembunyi terlebih dahulu.

- - - - - - - - - - - - - - -
Mina POV

"Sana, momo kalian mau kemana" teriak mina memanggil kedua sahabatnya.

"Aku mau pulang min, kau tau semenjak gerakan anti hiburan merajalela di seluruh dunia, sekolah kita sering sekali pulang lebih awal" jawab sana.

"Apa kalian akan langsung pulang begitu saja.?" tanya mina lagi.

"Kau ingin pergi kemana memangnya.?" ucap momo.

"Pergilah ke rumahku sebentar, ibu sedang memasak sesuatu yang spesial untuk hari ini" jawab mina.

"Ah, tapi aku harus mengantar bingkisan ini dulu ke rumah mina" ucap momo sambil menunjukkan bingkisannya.

"Ah tak apa, selesai mengantar itu kalian bisa datang ke rumahku" ucap mina lagi.

"Ah baiklah kalau begitu kami pergi dulu, sampai jumpa nanti" ucap sana sambil melambaikan tangannya pada mina.

Setelah kepergian mereka berdua mina pun langsung pulang ke rumahnya menggunkan sebuah sepeda yang baru dibelinya bulan lalu.

"Ah nona kau sudah pulang, nyonya menunggumu di dapur" ucap seorang pemuda dengan menggunakan jas hitam lengkap dengan pistol di sisi kirinya.

"Ah terima kasih, namun kau tak perlu terlalu formal padaku, umur kita hampir seumuran bahkan aku lebih muda darimu" jawab mina.

"Namun ini sudah tugasku nona" ucap pemuda itu lagi.

"Ah terserahlah, oh iya nanti dua temanku akan datang kesini, tolong kabari aku jika mereka datang" ucap mina sembari memarkir sepedanya.

"Ah baik nona nanti akan saya kabari" jawab pemuda tersebut.

"Terima kasih, kalau begitu aku masuk duluan, jangan terlalu capek ambilah cutimu juga untuk beristirahat. Aku yang akan membantu membicarakan hal tersebut pada ibu" ucap mina lagi sebelum meninggalkan garasinya dan menuju ke dapur tempat ibunya berada.

"Ah terima kasih nona kau terlalu baik padaku" ucap pemuda tersebut.

Fantastic FourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang