Masa Kecil (2)

152 10 3
                                    

JIMIN POV

Darah mengucur deras dari perut ayahku, sebuah sabut telah berhasil membuat perutnya robek dan mengeluarkan banyak darah.

Hari ini adalah hari ulang tahunku. Awalnya aku hanya pergi jalan-jalan dengan ayahku karena sudah lama ia tak pulang kerumah dan aku sangat merindukan saat-saat seperti ini bersamanya.

Namun semua berubah saat kami melalui sebuah gudang di sekitar sungai han. 4 orang bersenjata tajam menghadang kami berdua dan mulai menyerang ayahku dari semua arah. Namun ayahku yang jago berkelahi berhasul membuat mereka kesusahan. Namun tetap saja ayah kalah jumlah dan senjata dari mereka. Berawal dari sebuah sabit yang mengenai perutnya, kini kembali sebuah pisau merobek tangannya.

Namun tak ada yang bisa ku lakukan, aku hanya bersembunyi di balik sebuah batu menyaksikan itu semua. Menyaksikan ayahku diserang habis habisan oleh mereka berempat. Ayaku diserang habis habisan sampai ia tergeletak lemas. Dan mereka langsung meninggalkannya begitu saja dalam keadaan sekarat.

Saat mereka sudah terlihat pergi aku menghampiri ayahku dan memeluknya

"Ayah, ayah kau tak apa kan" ucapku kebingungan melihat kondisi ayahku saat ini. Luka lebam dan sobek ada di sekujur tubuhnya. Darah segar mengalir dari banyak tempat. Pakaian ku yang tadinya bersih sekarang sudah bercampur dengan darah ayahku dan lumpur.

"Chim larilah chim" ucap ayahku lirih.

"Tapi aku tak mau meninggalkanmu ayah" jawabku sembari memeluk ayahku yang sudah terkulai lemas tak berdaya.

"Sudahlah chim tak apa, ini memang sudah waktunya aku meninggalkan kalian" ucapnya kembali.

"Ta, tapi.." ucapanku terhenti saat ia menutup mulutku.

"Pergilah dan temui adik tirimu, lalu pergilah ke alamat ini dan lindungi anak perempuannya" ia memberikan selembar kertas padaku.

"Ini, alamat siapa ayah.?" tanyaku.

"Ia teman lamaku, dulu aku terlalu banyak berhutang budi padanya. Tolong balaskan hutang ayahmu ini, lindungi anak nya seperti ia melindungi keluarga kita dahulu chim"

"Maafkan ayahmu ini chim, aku terlalu merepotkanmu" ucapnya begitu lirih.

Aku masih tak bisa membalas apapun yang ayahku katakan. Aku hanya berjanji akan melakukan apa yang ia inginkan.

MARK POV

"Dasar sialan" ucap pria itu sambil terus menendang tubuhku.

"Ash sudah hyung kau tak perlu menghabiskan tenaga mu untuk orang seperti dia" ucap pria disebelahnya.

"Diam kau, kemarikan pisauku" ucap pria yang berbadan lebih tinggi.

"Ah kau memang keras kepala hyung" ucapnya sambil menyerahkan sebuah pisau ke pria yang berbadan lebih tinggi dan datang menghampiriku.

"Nasibmu buruk sekali, kau membuat hyungku marah karena merebut gadisnya. Aku sebenarnya kasihan padamu tapi aku juga ingin melihat sebuah pertunjukan seru malam ini" ucap nya sambil mengangkat kepalaku dan kembali menjatuhkannya saat ia selesai.

Malam ini adalah malam tersialku, aku memang masih berumur 13 tahun tapi aku sudah bekerja untuk membantu orang tuaku. Malam ini kebetulan ayahku sedang sakit sehingga aku yang menggantikannya bekerja di sebuah bar. Disana aku bekerja sebagai seorang waiter yang bertugas mengantarkan minuman kepada pelanggan. Sialnya hari ini ada seorang wanita mabuk yang hampir pingsan yang membuatku terpaksa menggendongnya. Namun belum sampai aku mengantarnya ke mobil kedua pria ini menghampiriku dan tiba-tiba menyerangku secara brutal.

Awalnya hanga pertarungan tangan kosong namun salah satu dari mereka mulai menggunakan pisau untuk menyerangku. Hampir semua bajuku sudah terkoyak, luka sobek sudah bertebaran di seluruh tubuhku. Mulai dari wajah sampai kakiku terjamah oleh pisaunya. Aku sudah tak kuat lagi dan mulai pingsan dibuatnya. Dan saat semuanya sudah berubah menjadi gelap aku tak tahu lagi apa yang telah terjadi selanjutnya.

Fantastic FourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang