[re-turn 08]
"CITRA!" Kedua tangannya sontak menutupi wajah.
Tapi, tentu saja reaksi yang diberikannya tidak cukup cepat untuk mencegah air hujan yang disiram Citra tidak membasahinya.
Ashton menggerutu kecil, telapak tangannya meraup wajah yang basah.
"Ah elo mah. Air hujan itu kotor tau!" Ashton mulai mengomel dengan segala pemikirannya yang mengatakan kalau air hujan mengandung banyak bakteri dan dapat membuat wajahnya berjerawat.Dan Citra hanya mendengarkan, sambil sesekali mendengus dengan pemikiran Ashton yang terlalu berlebihan.
"Banyak omong, Ash."
Ashton seketika menoleh. Ocehan panjangnya terhenti.
Entah kenapa, suara Citra terdengar sedikit sedih? Atau, telinganya saja yang sedang mengalami gangguan?
"Yaudah ya, gue mau pulang."
"Bye Ash!"
Tanpa menunggu balasan apapun dari Ashton, Citra sudah melangkah menerobos gerimis. Ashton sempat tergugu sesaat melihat bagaimana perempuan itu begitu cepat hilang dari posisinya tadi.
"Citra!" Ashton berteriak, beberapa orang yang masih berada disana sontak menoleh ke arahnya.
Ia bersikap tak acuh, melangkahkan kakinya mendekati Citra yang berbalik.
"Gue belum bilang apa-apa dan lo seenaknya pergi gitu aja," cerca Ashton saat sudah berdiri di samping perempuan itu.
Citra menghela nafas. "Oke, maaf."
Mata hazelnya kemudian menatap dalam. Menyelami mata hitam legam Citra yang berkilau, favoritnya.
"Sampai saat kita ketemu nanti, kalau perasaan lo berubah gimana, Ash?"
"Enggak." Ashton menggeleng cepat. Citra bahkan takjub melihat bagaimana cepatnya laki-laki itu menjawab.
"Perasaan gue nggak bakal berubah." Ashton menutup kalimatnya dengan senyum lebar.
Bibir Citra tertarik membentuk senyum tipis.
Sepertinya Ashton tidak menyadari sesuatu yang berbeda dari senyum Citra. Bahkan, mungkin ia tidak akan pernah peduli jika senyum itu memang terasa berbeda. Untuknya, perempuan di depannya ini selalu bisa membuatnya menghiraukan hal-hal kecil seperti itu.
Tangan Ashton terjulur, menepuk puncak kepala Citra pelan. "Gue belum tahu perasaan lo ke gue secara jelas gimana, Cit."
"Padahal gue udah blak-blakan bilang kalo gue masih sayang sama lo." Menghela nafas, Ashton menurunkan tangannya yang bertengger di atas kepala Citra.
''Ash?''
''Kenapa? Lo masih sayang gue?'' Ashton menatap Citra penuh harap.
Tapi, Citra, dia tahu bahwa sebuah harapan tidak akan terluncur dari bibirnya untuk laki-laki di depannya itu.
''Citra?''
Sebuah suara yang familiar juga asing disaat yang bersamaan menyela kontak mata keduanya. Citra menoleh, begitu juga dengan Ashton.
Sosok laki-laki berkaus abu-abu itu berhasil membuat sebelah alis Ashton terangkat.
Tentu saja.
Ashton sama sekali tidak mengenal laki-laki itu. Dan lagi, kenapa dia harus muncul di saat-saat seperti ini?
''Hi.''
Citra hanya bisa tersenyum kaku melihat wajah penasaran Ashton yang seakan bertanya siapa dan apa hubungannya dengan laki-laki yang tiba-tiba datang ini.
Citra berdeham, menetralkan suasana canggung yang tiba-tiba melingkupi ketiganya.
''Cal, kenalin ini Ashton temenku.'' Citra menghadap si laki-laki berkaus abu-abu.
Lalu, beralih pada Ashton. ''Ash, ini Calum--''
''Gue Calum, pacarnya Citra.''
TAMAT
Thank you so much buat yg uda baca sampai akhir👻🌹💓💋😚 Gue terharu kalian bisa sampai chap terakhir pdhl ini cerita unfaedah sekalay ngahaha
Sampai jumpa di cerita gue yang lain!
Rivercal🌜
Jumat, 5-5-2017
KAMU SEDANG MEMBACA
re-turn ft. irwin ✔
Fanfiction❛❛Tentang Asthon dan Citra yang tidak sengaja bertemu di teras Indomaret. Juga, tentang bagaimana memori beberapa bulan lalu bernostalgia di antara mereka.❞ ilustrasi cr. pinterest