01 - "Graciella Nathania"

10.5K 448 209
                                    

Lantunan suara piano itu menggema diseluruh sudut ruangan ini. Gadis itu sangat pandai memainkan pianonya. Belum lagi suaranya yang merdu dalam bernyanyi, menambah poin bagus untuknya. Cantik, pandai bermain musik dan sukai oleh banyak orang. Tapi ditengah ke asikannya bermain, tiba-tiba ia merasa ada yang aneh. Begitupun dengan juri ataupun orang-orang yang berada di aula ini.

Suara piano itu mendadak terdengar false, dan ada beberapa tuts piano yang macet. Begitu ditekan tutsnya tidak kembali lagi ke posisi awal. Jelas itu membuatnya kaget dan tidak fokus saat bernyanyi, sehingga banyak nada yang lepas. Orang-orang yang tadinya terkesima melihat penampilannya, kini mereka melontarkan tatapan aneh dan buruk atas penampilan gadis yang bernama Graciella Nathania itu.

"Yah kok gini sih mainnya?"
"Aduh, gak enak banget sih. Dia bisa main piano apa enggak?!"
"Modal tampang doang tapi bakatnya nol. Susah sih yaa dasar orang so!"
"Sumpah, ini tampilan yang paling jelek yang gue liat, dari sekian banyak orang yang tampil."
"Cabut yu guys. Gak enak banget!"

Merasa risih dengan cibiran orang-orang, Graciella memaksa dirinya untuk berhenti memainkan piano. Ia berlari dengan cepat ke belakang panggung aula untuk menemui kedua sahabatnya dan langsung memeluk mereka erat-erat.

"Lo gapapa kan Grac?" tanya Sheren.

"Iya Grac, gue denger suara piano lo false gitu, jadi aneh kedengernya." Myesha terlalu jujur, membuat Sheren harus menginjak kakinya untuk membuatnya tutup mulut.

"Aw, apaan sih lo sakit tau!" ringis Myesha yang hanya dibalas dengan pelototan dari Sheren.

Graciella melepaskan pelukannya. "Sumpah deh, tadi gue udah cek sebelum tampil. Pianonya baik-baik aja. Kalian percaya kan sama gue?"

Tiba-tiba saja ada sekumpulan perempuan mendatangi mereka untuk memperburuk keadaan. Siapa lagi kalau bukan geng perusuh sekolah ini. Marcella, Bertin, Jessica dan Tessa.

"Aduh udah deh, sekali loser yaa loser!" kata Marcella dengan gaya sombongnya.

Sheren gak tinggal diam. Dia mendorong tubuh Marcella dengan keras. "Oh jadi elo biang keroknya? Elo kan yang sabotase piano Grac?"

Marcella menepuk bahunya yang baru saja Sheren sentuh dengan jijik. "Terus lo mau apa? Lo mau ngadu? Silahkan!"

Sheren dan Myesha menggeram kesal. Makhluk didepannya ini tak pernah henti-hentinya mengganggu Graciella. Jika saja mereka tidak berada diwilayah sekolah, mungkin Sheren dan Myesha akan membantainya habis-habisan.

"Sayangnya Mrs.Dena udah keburu pilih MD buat ngewakilin sekolah tahun ini." Marcella tersenyum sombong. "Cup, cup jangan nangis yaa ..." ledek Marcella yang disusul dengan gelak tawanya bersama gengnya. Seakan merekalah yang paling hebat. Padahal jika menurut Graciella penampilannya saja tidak lebih bagus dari zombie-zombie idiot yang ia tonton dilaptopnya.

"Ya itung-itung ini tuh pelajaran buat lo, karena lo berani-beraninya deketin mantan gue!"

"Iya tuh, lo gak usah so cantik!" kata Bertin.

"Gue gorok muka lo tau rasa!" ditimpali oleh Tessa temannya.

Sheren hampir saja akan menggeluti Marcella disana jika saja Graciella tidak menarik tangannya. "Lepasin gue Grac! Lidah ni cewek tuh harus gue sunat biar tau rasa!"

Graciella menatap Sheren dengan senyumannya. Seakan mendakan jika ia baik-baik saja sekarang.
"Tapi Grac." Sheren mengelak.

Graciella maju selangkah menghadapi Marcella dengan berani. "Kalau gitu, congrats ya tahun ini lo bisa ngewakilin sekolah. Dan inget kalau disana lo udah gak bisa main curang lagi, cuman karena lo takut kesaingan. Jadi mulai dari sekarang, belajar main bersih kalau lo emang ngerasa diri lo hebat. Gue tunggu ya berita kemenangan lo nanti. Cuman kalau kalah, lo pasti bisa simpulin dong siapa yang loser?"

My Music Partner [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang