26 - "Ditampar Cewek"

1.8K 117 14
                                    

Setelah melakukan berbagai persiapan, rapat dan yang lainnya kini adalah H-1 dimana acara pensi akan dilaksanakan. Seluruh anggota rumus berkerja ekstra di lapangan. Untuk menyiapkan tatanan panggung, dekorasi, sound system, tenda-tenda dan yang lainnya. Selain itu mereka juga perlu mengecek ulang beberapa peralatan yang sudah dipersiapkannya.

Kemana-mana Graciella berjalan beriringan dengan Andre. Ia selalu menjauh jika Gavin berusaha mendekatinya. Mereka berdua sedang mengecek peralatan yang terletak di atas panggung. Graciella melihat spanduk yang posisinya kurang baik, ikatannya terlalu longgar sehingga bisa saja copot.

Ia pun menarik bangku yang tinggi, lalu membenarkan spanduk itu.

"Lo mau ngapain Grac?" pekik Andre saat melihat Graciella berdiri dibangku itu.

"Itu tuh gak bener posisinya," jawab Graciella.

"Aduh, udah deh lo turun! Entar lo jatoh gimana? Cepet turun!" perintah Andre, Graciella sama sekali tak menghiraukannya.

Gak lama kemudian Gavin datang dengan memangku sebuah speaker berukuran besar ditangannya. "Biarin aja, paling entar dia jatoh. Percuma ngasih tau sama orang yang batu banget kayak dia," seloroh Gavin.

Graciella melirikkan pandangan pada Gavin dengan sinis. Cowok itu tak biasanya seperti itu. Graciella kesal. Ia pun berusaha membenarkan spanduk itu dengan cepat. Karena tinggi badannya yang kurang tinggi itu, ia sampai harus menjinggitkan kakinya  hingga tak memperhatikan jika kakinya kini berada di ujung bangku itu. Graciella hampir saja terjatuh jika tidak ada Andre yang menolongnya.

Andre membantu Graciella untuk berdiri. "Hampir aja lo jatoh!"

"Gapapa. Asal ada lo yang nolongin gue," ucap Graciella tersenyum berniat membuat Gavin cemburu. Dan benar saja, cowok itu terus melemparkan tatapan tidak suka saat melihat kedekatan Graciella dengan Andre.

Disinilah Andre yang tidak tau apa-apa. Namun harus terlibat dalam pertengkaran mereka berdua. Ia jadi merasa tidak enak.

Tidak lama kemudian, anak-anak yang lain berdatangan ke atas panggung satu-persatu, lalu duduk dengan posisi lesehan. Ternyata ada Mrs Dena yang ingin memberikan arahan.

Mrs Dena berdehem. "Bagaimana persiapannya?" tanyanya dengan kedua tangan yang di tempel di belakang pinggangnya. "Ada kesulitan?"

"Aman Mrs. Apa pun kalau ada saya pasti aman," celetuk Varen yang akhirnya mendapatkan sorakan dari anak-anak yang lain.

"Apaan lo gak usah ngaku-ngaku deh. Ini semua tuh berkat Gavin. Makanya pensi tahun sekarang bisa meriah banget," balas Viola dengan sinis. Lalu disusul dengan tepuk tangan anak-anak yang ditujukan pada keberhasilan Gavin sebagai leader. Graciella ikut tepuk tangan. Tapi saat Gavin melihatnya, ia berhenti dan bersikap seolah-olah ia tidak peduli.

"Ini bukan berkat gue. Tapi berkat kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Juga pastinya atas kerja sama dan kerja keras  kita selama 5 bulan ini. Tanpa dukungan dan kerjasama kalian gue bukan apa-apa," ujar Gavin rendah hati. Lagi-lagi ia mendapatkan tepuk tangan dari teman-temannya juga Mrs Dena

Tanpa Gavin sadari. Sejak Gavin berbicara barusan, Graciella terus menatapnya. Sekali lagi cowok itu berhasil membuatnya kagum. Ia tersenyum.

Saat Gavin menolehkan kepala padanya, cewek itu malah membuang pandangan. Gavin mendesis, "Ck, dasar cewek!"

"Saya apresiasi sekali kepada Gavin, Graciella, Andre, Varen dan kalian semua yang sudah bersusah payah mengadakan event besar seperti ini. Walaupun memang masih ada beberapa kesalahan. Tapi kalian bisa mengatasinya dengan baik. I'm proud of you guys," bangga Mrs Dena.

My Music Partner [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang