"Ra... Gua berangkat dulu jangan lupa lu ada temu janji sama dokter..." teriak kaka ku hingga membangun kan ku.
"Gua pergi dulu Ra" lanjutnya.
Aku tidak ingin kemana-mana,aku ingin disini andai aku adalah siput aku tak mau keluar dari cangkang,andai aku ulat aku tak mau keluar dari kepompongku..... Tidak mau sama sekali... Aku takut terluka lagi..***
Sebenarnya besok aku mau sekolah tapi aku mendapat kabar bahwa sekolah libur selama satu minggu, padahal aku rindu dengan Riri.Saat di dalam taksi menuju pulang ke rumah aku melihat toko buku yang baru saja di buka,biasanya aku tak tertarik dengan buku, namun entah mengapa aku ingin menunjunginya. Aku turun dari taksi melihat ke sekeliling toko itu. Dekorasi nya membuatku menjadi penasaran... Akhirnya aku memutuskan untuk masuk di dalam ternyata penuh dengan pengunjung. Saat aku memutuskan untuk keluar ternyata pintu sudah padat dengan orang-orang yang ingin masuk dan keluar. Aku tiba-tiba tertarik pada suatu sudut,dengan susah payah akuenciba untuk masuk aku mau kesana.
Aku melihat buku-buku disana, aku merasa sangat senang. Saat aku memilih satu buku ternyata ada seorang pria yang mau mengambil buku itu juga. Kami saling menatap memegang buku yang sama,aku merasa waktu terhenti aku hanya bisa diam menatap matanya yang dingin namun tajam,namun aku merasakan kehangat yang entah bagaimana aku bisa merasakannya.
"Kesepian... Luka... Kepedihan.... Tangis... Kecewa.. Dan rasa tak percaya pada kenyataan..." ucap pria itu.
Apa??!! Bagaimana iya bisa mengetahuinya.. Kenapa ini aku merasa aneh aku tak mengerti aku memegang kepalaku perlahan mundur, mana mungkin ada orang yang bisa mengerti perasaanku.
Aku pun terdiam di sudut ruangan itu,lalu ia menghampiriku sambil memberikan buku yang tadi aku pegang. Aku tak percaya ia akan mengungkapkan kata itu.
"Jaga hatimu untuk orang yang bisa menerima kekuranganmu bukan kelebihanmu..." ucapnya sambil meninggalkanku.
Aku pun hanya bisa terdiam,saat aku berdiri untuk mencarinya ia sudah hilang dalam kerumunan orang ramai.
***
Saat aku pulang tenyata kaka sudah ada di depan pintu
"Kemana aja sih jam segini baru pulang... Ke dokter ga akan selama ini Ra" ucap kakaku sambil memelukku."emm... Ini ka tadi ada toko buku yang baru buka terus ramai banget jadi aku penasaran banget, yaudah aku masuk eh pas mau bayar ngantri banget.. Jadinya aku pulang telat.. Maaf ya ka" balasku sambil menuju kekamar.
"Ra ga makan dulu?"
Terdengar seperti suara seorang perempuan... Sepertinya aku pernah mendengarnya. Saat aku lihat ke ruang makan, ternyata....
"Mamah......." teriakku sambil berlari.
"Aduh.. Jangan lari-larian dong... Gimana sekolah kamu? Terus gimana Raffi udah bisa masakin kamu belum?" ucap mamah ku sambil tersenyum pada kakaku.
"Apaan sih ma.. Ngapain cowo bisa masak, yang ada juga Rara yang masak buat aku" balas kakaku sambil duduk.
Sepanjang malam aku kakaku dan mamahku bercerita tentang segala hal yang mama lewatkan selama 3 tahun ke belakang ini. Meski tidak ada ayahku disini tapi kehadiran mamah cukup membuatku bahagia dan tidak merasa kesepian, ya tuhan aku ingin selalu merasa seperti ini. Namun jam di ruang tamu berdentang menunjukan jam 12 malam, mendengarnya kami semua terkejut lalu kami semua tertawa.
Kami pun memutuskan untuk pergi tidur. Entah sampai kapan mamah akan ada di indonesia tapi aku ini mamah tidak pergi ke jepang lagi.**
"Ayo Raffi... Kyra... Cepet turun kebawah kita sarapan dulu... Cepat" teriak mamahku dari ruang makan.
Suara mamah sampai membangunkan ku yang tidur pulas, aku lupa kalau mamah punya suara yang menggelegar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA[HIATUS]
Teen Fiction[jangan jadi pembaca gelap ya aku butuh kritik dan saran apalagi vote nya] Tidak selamanya yang cinta itu mendekat Tidak selamanya yang benci itu menjauh Nyatanya, yang mendekat ternyata ilusi. Lalu yang nyata malah menjauh. Jika cinta sejati itu ad...