Episode 2 - Jaws

66 5 0
                                    

Para perempuan tengah sibuk mencuci baju di pinggiran danau itu.
Prisca, Vanesya, Shirley dan Melisa memulai percakapan untuk menghibur suasana mencuci baju yang membosankan itu.

"Jadi, Apa profesi kalian sebelum.. Kau tahu.. semua ini terjadi" Tanya Melisa membuka percakapan.
"Yah.. begitulah, seorang gadis biasa.. memiliki uang banyak yang tak ada habisnya jika dihitung" Jawab Prisca sambil membayangkan dirinya di hari lalu.
"Jadi kau dan adikmu, Shirley.. kalian berasal dari keluarga yang kaya, Huh?" Tanya Melisa lagi,
"Ya, tentu saja! Sayangnya.. Itu semua bukan uang kami.." Balas Prisca membuat Melisa bingung,
"Huh??"

Lalu Shirley membalas, "Sebenarnya Dia adalah seorang Akuntan
Ia membuat semuanya tertawa terbahak-bahak, 
"Yahh.. Aku rindu menghitung dan merabah uang-uang sebanyak itu.." Lanjutnya sedih,
"Hmm.. Aku rindu menginjakkan kaki di lapangan baseball dengan rumput yang berwarna hijau sekali.." Balas Shirley.

Kemudian Vanesya mendapat giliran berbicara,
"Kalau aku.. Aku rindu vibrator-ku"
"OOOOWWWW!!"
Mereka bertiga dibuatnya tertawa dan terkejut.

Melisa melihat kanan dan kirinya, sembari berkata,
"Aku juga.." 
"HAHAHHAHAHA!!!"
Suasana seakan menjadi cair sekali. Namun tiba-tiba terdengar suara Aditya dari belakang.

"Hey! Hey! Ini bukanlah Klub lawak, cepatlah lakukan pekerjaan kalian dengan benar.. Wanita-wanita" Serunya lantang.
Mereka ber-4 dibuatnya diam, 
Namun Prisca berdiri dan menghadapnya sembari berkata,
"Apa yang kau lakukan, Dit? Duduk-duduk di kursimu dan bersantai sambil menghirup rokokmu? Ya kan? Itu yang kau lakukan sehari-hari" Ucap Prisca melawan,
"Hey, Jaga mulutmu! Wanita murahan!" Balas Aditya.

"Baiklah.. kau tahu? Aku sudah muak dengan semua ini! Pergi cuci sendiri baju baumu ini" Balasnya sambil melempar sebuah baju ke arah Aditya.
Namun Ia membalas lempar lagi ke arah Prisca dengan lebih keras,
"Dasar wanita bodoh!" Serunya.

Lalu Shirley, Vanesya dan Melisa membantu Prisca melawannya,
"Hey! Jangan berani macam-macam dengan kakakku! Kau bedebah sialan!" Balas Shirley yang sedang memegangi kakaknya,
"Atau apa?" 
"Atau Kau ber-urusan denganku!" Seru Melisa membuat Aditya menoleh ke arahnya.

"Wah! Wah! Sekarang kau menjadi semakin lantang yah?" Balas Aditya,
"Aku sudah tidak sabar untuk menidurimu wanita jalang!!" Serunya marah sambil menampar Melisa dengan keras,
"Hey! Apa-apaan!" Ucap Vanesya membantu Melisa berdiri.

--

"Ko!! Aditya menampar Melisa!" Seru Glenn menunjuk ke arah tepi danau.
Dengan cepat, Ian dan Glenn berlari ke arah mereka.

Shirley, Prisca dan Vanesya berusaha mempertahankan amarah Aditya yang meluap.
Saat akan mengayunkan tangannya lagi ke atas untuk menampar Prisca,
Tiba-tiba Ian langsung menyeretnya ke belakang dengan kuat.

Ototnya yang besar itu sudah lebih dari cukup untuk menyeret badan Aditya yang gendut itu.
Ian langsung mendorongnya sampai jatuh ke tanah, sembari langsung menaiki perutnya dan mulai memukuli wajahnya ber-ulang kali.

Ian langsung mendorongnya sampai jatuh ke tanah, sembari langsung menaiki perutnya dan mulai memukuli wajahnya ber-ulang kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"PLAKK!! CLAKK!! BYAKK!! BRUKK!!"
Ian memukuli wajahnya sampai menghancurkan rahangnya.
Darahnya berlumuran memenuhi wajah dan matanya.

Ternyata Ian melampiaskan amarahnya tadi ke Adit,
"Kau menampar Melisa atau anggota lain lagi di camp ini.. 

Aku janji akan memukulimu dan tak akan kuhentikan.. KAU MENGERTI?!" Seru Ian menarik kerah bajunya,

"I.. i... iyaa.." 
Jawab Adit terpenggal-penggal dengan wajah yang terluka parah.

The Judgement DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang