Episode 15 - Plans

132 9 0
                                    

"Jadi apa rencana kita selanjutnya?" Tanya Ian.
Mendengar pertanyaannya.. semua mulai berpikir, "Kita bisa pergi ke tempat yang lebih aman.. mungkin ke sebuah pulau" Usul Dylan.

"Seperti apa? Bali?" Seru Melisa,
"Ya.. Kudengar-dengar di sana terdapat pemukiman aman bagi orang-orang yang belum terinfeksi" Lanjut Anthony,
"Oh, Ayolah.. kalian masih percaya dengan itu? Setelah apa yang telah terjadi barusan? Semua orang sudah mati.. dan tidak ada lagi yang bisa disebut dengan pemukiman" Ucap Ian yang membuat kawan-kawannya diam termenung.

Namun setelah beberapa saat, Vonnie membantah ucapan Ian itu,
"Tidak! Semuanya masih belum berakhir! Kita masih punya harapan.. itu yang diucapkan oleh Professor, bukan?" 
"Ya.. Aku setuju dengan Vonnie" Ucap Glenn, membuat Anthony, Melisa dan Dylan juga menganggukkan kepala mereka.

Setelah melihat reaksi teman-temannya, Leon juga ikut setuju.
"Baiklah.. kalau begitu bagaimana cara kita menyeberangi lautan? Kalian ingatkan.. tidak ada lagi transportasi umum.. tak ada lagi" Ucap Ian ingin mematangkan rencana grup itu.

Sementara yang lain sedang berpikir, Vonnie bertanya pada kakaknya,
"Ko, masih ingat dengan Paman Chen? Teman Ayah yang dulu sering mengajak kita memancing menggunakan kapalnya" 
Lalu Leon teringat akan orang yang dimaksud oleh adiknya itu.

Kemudian Ia berkata kepada kawan-kawannya,
"Ayahku punya teman.. Namanya Christian Chen.. Dia dan keluarganya tinggal di sebuah kabin dekat laut penyeberangan" 
"Jadi??" Tanya Ian bingung,
"Dia memiliki sebuah kapal pribadi di kabin itu.. dan kapalnya akan cukup untuk mengantar kita semua dan mereka" Lanjut Leon,

"Ya.. ini mungkin bisa berhasil" Ucap Leon lagi.

"Bagaimana kalau mereka sudah.." Belum sempat mengakhiri pertanyaannya, Ian dihentikan oleh Glenn,
"Tidak, Ko! Pasti masih ada harapan.. percaya atau tidak percaya, itulah yang membuat kita masih bersama" Ucap adiknya itu.

Lalu Ian teringat dengan cerita Anthony saat menyelamatkan adiknya di Universitas tadi.
"Baiklah.. Aku percaya" Balasnya sambil menghela nafas.

"Tunggu apa lagi? Ayo kita berangkat!" Ucap Anthony membuat kawan-kawannya menjadi bersemangat.

Ian mengendarai mobil Innova-nya bersama Anthony, Glenn, Melisa dan Dylan.
Sementara Leon dan adiknya mengendarai mobil sedan.
Mereka semua berangkat setelah memindah-mindahkan barang ke kedua mobil tersebut.

--

"Hey, Teman-teman.. Kalian sadar tidak?" Ucap Anthony dalam mobil
"Apa?" Tanya Ian yang sedang menyetir di sebelahnya,
"Ada apa, Thon?" Tanya Melisa,
"Mulai tadi  aku merasa ada yang janggal dengan Leon dan adiknya" Lanjut Anthony.

"Tentang apa?" Tanya Dylan
"Sudah jelas kita akan menuju ke pelabuhan Banyuwangi.. kota asal mereka.. 
dan mengapa mulai tadi aku tidak mendengar rencana untuk menyelamatkan keluarganya?"

Sementara itu, Leon dan Vonnie terdiam di dalam mobil mereka, sampai akhirnya adiknya itu membuka percakapan dengan Leon.

Sementara itu, Leon dan Vonnie terdiam di dalam mobil mereka, sampai akhirnya adiknya itu membuka percakapan dengan Leon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ko.. Bagaimana jika Ayah tidak pergi ke rumah Ibu dan tidak menyelamatkan mereka berdua?" Ucapannya itu membuat Leon menoleh dan menatapnya.

"Hey.. Ayah kita tidak seperti itu! Dia akan pergi ke rumahnya dan menyelamatkan Ibu dan Ivelove.."

"Kita harus percaya padanya" 

The Judgement DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang