"God Forgive Us"
Itulah yang tertulis pada sebuah tembok dengan menggunakan darah.
Di samping tulisan itu, terlihat sebuah mayat manusia yang kepalanya hancur tertembak."Dia bunuh diri" Ucap Leon dalam hati ketika melihat sebuah senapan yang tergeletak di salah satu genggaman tangan mayat itu.
Seketika itu juga, Leon mulai berputus asa.Tiba-tiba terdengar suatu suara erangan entah dari mana asalnya.
Mendengar itu, Leon langsung mengambil Colt Pyhton-nya dari sabuk celananya.
Ia memutuskan untuk mengikuti asal suara itu yang menuntunnya ke sebuah halaman di belakang rumah.Akhirnya Ia merasa lega setelah melihat seekor kuda yang berada dalam kandang halaman itu.
Leon menaruh kembali Revolver-nya di pinggir sabuk dan berjalan pergi.Namun baru beberapa langkah, Ia menoleh ke arah kuda itu lagi dan berpikir,
"Hmm.. Apa boleh buat?"--
Leon melanjutkan perjalanan dengan menaiki kuda itu,
"Tenang kawan.. tenang.. Aku sudah tidak pernah menunggangi kuda sepertimu lagi semenjak tinggal di Surabaya"
Namun kuda itu malah mempercepat larinya dan melintasi jalanan, "Wo!Wo!Wo!!"
Seru Leon gugup dan setengah senang, karena tidak menyangka akan menemukan seekor kuda untuk membantunya melanjutkan perjalanan."Tuk.. Tuk.. Tuk.." Irama kaki kuda itu terus terdengar selama perjalanan sampai akhirnya Leon sampai di Kota Besuki.
Ia termenung melihat kota yang kacau balau itu.. yang sudah tak berpenghuni lagi.Leon memperlambat laju kudanya itu sambil melihat kanan kiri.
Dilihatnya tanda-tanda bahwa kota itu sudah terinfeksi melalui beberapa walker yang muncul.
Namun Leon tetap maju tanpa menghiraukan keberadaan mereka.Tiba-tiba di depan mereka terdapat satu mayat manusia yang terbangun dan mengeluarkan erangannya, membuat kuda yang ditunggangi Leon itu terkejut dan menjadi hilang kendali.
Ia meringkik dengan keras sambil melompat dan membuat Leon terjatuh, "Ah!!"Tiba-tiba terdengar suara erangan berisik dari salah satu blok jalan itu.
Dan muncullah banyak sekali gerombolan walker menuju ke arahnya,
"Ya, Tuhan.." Ucapnya dalam hati.Ia bangkit berdiri dan mulai berlari sehingga ransel yang ada dipunggungnya terjatuh di jalanan.
Namun Leon tidak bisa kabur lagi karena Ia sudah terkepung di tengah gerombolan walker dari segala arah.Leon mulai berputus asa dan berpikir bahwa dirinya akan mati sia-sia.
Seketika itu juga, Ia melihat sebuah tank di dekat ujung jalan.
Spontan Leon berlari dan merangkak ke bawah tank itu, namun para walker terus mengejarnya sampai memenuhi lubang-lubang di bawah tank."DARR! DARR!" Tembakan Colt Python-nya berhasil membunuh beberapa walker yang menarik-narik kakinya.
Untungnya tank itu berukuran besar sehingga memungkinkan Leon untuk tetap berada di tengah.
Ia melihat dari bawah, kudanya meringkik diserbu para walker dan dimakan oleh mereka.Rasanya Ia mau mati saja daripada merasakan bagaimana rasanya dimakan hidup-hidup oleh mereka.
Leon menodongkan Revolver-nya ke kepalanya sendiri,
Dan..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Judgement Day
Pertualangan[SEASON 5 - ON GOING] "Manusia tidak pernah dan tidak akan pernah puas. Kebanyakan orang mencari kebahagiaan di luar dirinya. Namun itu salah, karena kebahagiaan sejatinya ada dalam dirinya... dan di situlah awal dari semua ini... dari dalam diri se...