"Nak, kau tau kalau dia bertemu denganmu maka peperangan akan segera dimulai. Aku pernah di datangi oleh Kazaki Mizu. Dia bilang.."
"Eh, nenek juga putri air?" tanyaku memotong pembicaraan nenek.
"Ah, iya nenek juga putri. Tapi sekarang tlah berlaku untukmu. Nah, kita lanjutkan. Kazaki bilang kalau, akan ada putri setelahku dan keselamatan keluarga Mizu ada di tangannya. Sebenarnya kita bermusuhan dengan keluarga Ni sejak adanya putri ke-3.
"Dia begitu cantik. Sehingga, kepala keluarga Ni ingin dia menjadi istrinya. Namun ia ditolak tegas oleh sang Putri. Kejadian itu membuat sang kepala keluarga marah besar. Dia mengirim pasukkannya ke keluarga kita. Putri ke-3 berhasil di bunuh. Namun sang kepala keluarga belum puas dengan kejadian itu. Ia juga ingin memerangi keluarga Mizu. Dan sampai sekarang belum juga reda. Anaknya meneruskan keinginan ayahnya," jelas nenek. Nenek sampai serak menceritakannya.
'Sekarang kau pahamkan Kana. Aku sengaja tak menceritakannya. Biar saja nenekmu yang menceritakannya,'
"Eh, barusan itu Kazaki Mizu?" tanyaku.
"Nak, apa Kazaki sedang berbicara denganmu?" tanya nenek.
"I..iya nek,"
'Sepertinya kau hapal suaraku ya. Nah kau sudah mengerti kenapa ada perang?' Tanya Kazaki.
"Eh, iya aku ngerti," jawabku.
'baguslah, sudah dulu ya,' suara Kazaki tak ada lagi.
"Nak, kau bicara pada siapa?" tanya Omaku.
"Dia berbicara dengan pengendali pertama air. Kazaki Mizu. Kepala keluarga Mizu pertama," jawab nenekku. Aku hanya mengangguk.
Omaku menyuruhku tidur. Yah, sebenarnya aku tak mau ribut ribut ikut perang. Menyebalkan. Kenapa aku pula yang bertanggung jawab atas kuluarga Mizu. Huff... Nasib nasib...
Aku berjalan menuju kamar. Aku menjatuhkan tubuhku ke kasur. Aku belum mau tidur. Aku masih memikirkan hal tadi. Peperangan. Putri ke-7. Keluarga Ni. Agh..aku pusing. Aku akhirnya tidur. Sepertinya tidurku nyenyak. Hehehe...
"Na, bangunlah. Kau ditunggu Nara di bawah!" Teriak ibuku. Eh iya, kan sekarang ke rumahnya Kanbu.
"Baik oma!" Teriakku. Aku langsung ke kamar mandi. Waktunya mandi super kilat! Aku bergegas mengambil roti. Ku lihat jam. Apa?! Masih jam tujuh! Kenapa Nara menjeputku pagi sekali?
"Na, jangan bilang kalau kau mandi super kilat!" Bentak omaku. Eh, kok tau ya?
"Hehehe, maaf oma" aku takut kalau dia marah. Bisa bisa aku gak makan dua hari deh.
"Hu'uh, kau ini lama sekali!" Aku keluar bukannya disapa malah di teriakkin.
"Kamu tuh yang kepagian. Sekarang baru jam tujuh tau!" Balasku.
"Sengaja. Kan Kae makannya lama," jawabnya membawa bawa nama si anak menyebalkan itu.
Kami langsung ke rumah Kaeba.
"Kaeba!" Panggil kami.
"Sebentar lagi makan nih!" Teriaknya. Sesuai yang di bilang Nara. Dia makanny lama. Hampir setengah jam kami menunggu.
"Kae, kau ingin ditinggalin ya!" Bentak Nara. Dia sudah tak sabar menunggu. Tak lama akhirnya Kae keluar.
Kami langsung menuju rumab Kanbu. Disana. Wow...disana begitu indah. Semua barang....
***
Maaf ya kalo jadi kemana mana. Maklum, kan baru pertama kali. Hehehe...
Jangan lupa vote+komennya. Kalo ada rapat di terima kok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empat Kekuatan [END]
FantasyInilah cerita pertamaku. Menceritakan seorang anak perempuan yang sangat tertarik dengan sesuatu. Anak yang sangat membenci suatu keluarga. Penasaran? Baca aja... Semoga bermanfaat...