Kematian keluarga

1.8K 96 0
                                    

Aku masuk ke rumah. Dan aku kaget melihat kedalam rumah. Dirumah sepi. Sepi sekali. Aku punya firasat buruk. Dan firasat itu tak bisa dibaca namun bisa dirasakan.

Aku masuk keruang keluarga. Aku terjatuh dengan kedaan lutut menahan tubuhku. Aku tak percaya ini.

"Tak mungkin...TAK MUNGKIN!!" Tetiakku. Aku menangis melihat keadaan ini. Ibuku pingsan, di mulutnya keluar darah, namun masih hidup. Ayahku, dia berdarah di sekujur tubuhnya. Dia..dia..
"TAK DIMAAFKANN!!" Teriakku. Hiks...Aku menangis. Ayahku..ayahku tlah tiada!!

Aku menangis melihat ini.

"Ka..kana, jangan me...menangis begitu.. Ta..tadi..a..ada o..orang da..dari keluarga N..ni..ya..yang me..menyerang," kata ibuku sambil menahan rasa sakit. Aku memeluknya erat erat. Aku menangis. Ibuku menciumku. Lalu..lalu nafasnya terhenti.

Tiba tiba di belakangku berdiri Kazaki. Dia melihatku yang sedang memeluk jasad omaku.

"Sepertinya mereka akan memulai peperangan," seru Kazaki.

"Ba..bagaimana dengan Nenek?"

"Dia hanya pingsan. Dia hanya terluka di bagian tangan. Dan lalu saudarimu,"

"Kawi?"

"Ya, dia. Dia..dia..telah meninggal,"

Mendengar itu, aku langsung menangis. Aku ingin balas demdam.

"Tak bisa dimaafkan...TAK BISA DIMAAFKANN!!" Teriakku kencang. Aku berdiri.

"Aku ingin bertemu jasad saudari tersayangku. Lalu menemui keluarganya. Tunggu, bagaimana dengan keluarganya?"

"Yang selamat dari kematian hanyalah Nenekmu,"

"A..APA?!" Teriakku sambil menangis. Tak mungkin. Bagaimana bisa. BAGAIMANA BISA?!

Kazaki mengantarkanku ke tempat Kawi. Aku jalan menuju lantai atas. Aku melihat ada darah, goresan, air menggenang, dan bekas bekas api di tangga.

Aku melihat jasad saudariku. Di mulutnya keluar darahnya. Lalu di sekujur tubuhnya banyak luka. Lalu di dekatnya keluarganya, sama nasibnya dengannya. Aku melirik ke Kazaki. Dia hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Sekarang ayo ke nenekmu sebelum terlambat," ajak Kazaki. Aku mengangguk. Kazaki mengarah ke kamarku. Kenapa kekamarku? Apa nenek ada disana? Semua pertanyaanku terjawab langsung.

"Ne..nek," seruku pelan sambil menutup mulutku dengan kedua tanganku. Aku tak percaya ini.

Nenek pingsan di lantai. Tangannya...tangannya terluka parah. Parah sekali, tapi belum copot. Anehnya hanya dibagian tangan kirinya saja yang terluka. Dibagian lainnya bersih tak ada luka.

"Sepertinya nenekmu melakukan yang seharusnya tak dilakukan olehnya dengan pengendali api.  Dia mengumpulkan air menjadi bentuk bola. Lalu lawannya juga begitu tapi lawannya menggunakan api. Saat air dan api beradu maka mereka akan terluka hanya dibagian tangannya saja," jelas Kazaki sambil mendekati nenek.

Aku memeluk nenek lalu melepaskannya. Kazaki menaruh tangannya di dada nenek. Lalu tiba tiba tangan Kazaki bercahaya. Tak lama nenek sadar. Lalu Kazaki melepaskan tangannya.

Aku tak peduli bagaimana caranya Kazaki melakukan itu. Yang penting Nenek masih hidup.

"Ba..Bagaimana tadi? Apa pemuda itu sudah mati?" Tanya nenekku tiba tiba. Aku bingung.

"Seorang pemuda?" Tanya Kazaki.

"Iya. Tunggu, a..apa kau Kazaki Mizu?" Kazaki mengangguk sambil tersenyum. Aku tau masalah ini.

"Bagaimana kau bisa disini? Lalu apa kau dan Kana sudah..."

***

Bersambung...
Baca lanjutannya...
Don't forget to vote + comment ......
Ditunggu ya...

Empat Kekuatan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang