Aku masuk rumah. Dan di rumah ada Oma, Ayah, saudara saudaraku, Nenek. Nenek? Sejak kapan dia sampai. Dan bagaimana teman temanku masuk tanpa aku ketahui.
"Selamat ulang tahun!" seru mereka.
"Eh, hari ini tanggal berapa?" pertanyaanku membuat ruangan menjadi sunyi.
"Sekarang tanggal 10 agustus Na. Kamu lupa ulang tahunmu?" Jawab
Kiwa saudariku sambil bertanya balik."Eh, iya ya. Inikan hari ulang tahunku. Hehehe..." aku hanya nyengir nyengir.
"Tapikan aku gak suka ulang tahun," seruku.
"Lagi pula siapa yang mau merayakan ulang tahunmu. Kami hanya merayakan hadiah besarmu," kali ini Ayah yang menjawab.
"Kau tau kenapa nenek disini. Nenek ingin memberitahukanmu sesuatu," nenekku mulai bicara.
"Kau tau, kejadian ini sama halnya dengan kejadian Kiwa seminggu yang lalu. Tapi sayang kau tak diajak karna alasanku sendiri. Kami takut kau takkan terkejut bila kau dikagetkan dengan acara ini.
"Nenek disini ingin memberimu kekuatan keluarga kita. Yaitu keluarga Mizu. Mizu artinya air. Bahkan itu ada dinamamu. Kana Mizu. Kau adalah pengendali air nak. Berikan tanganmu," nenek menjelaskan. Aku tak mengerti apa maksudnya.
"Nek, apa maksudnya. Aku tak mengerti. Mizu? Air? Pengendali? Apa maksudnya?" Tanyaku.
"Nak, kau adalah keturunan langsung keluarga Mizu. Buyutmu adalah kepala keluarga dari keluarga Mizu. Dan sekarang nenekmu yang memimpinnya. Kau adalah putri di keluarga ini,"
"Putri?"
"Sudah, jangan banyak tanya. Nanti bisa di jelaskan oleh Omamu. Sekarang ulurkanlah tanganmu nak," perintah nenekku. Di kepalaku masih ada banyak pertanyaan.
Aku mengurkan tanganku. Lalu tanganku di pegang oleh nenekku. Tiba tiba saat aku memegang tangan nenek, sekeling tubuhku berwarna putih terang. Ada cahaya keluar dari tubuhku. I can't believe it.
Lalu saat sudah selesai, aku diberi selamat oleh keluargaku. Kiwa membawaku ke kolam samping rumah. Lalu dia menyuruhku untuk mengendalikan air.
"Bagaimana caranya? Bahkan aku belum pernah mengendalikan air," tanyaku.
"Kau tinggal berfikir, memikirkan bentuk air yang akan kau buat. Lalu bantu dengan gerakan tanganmu," jelas Kawi. Dia mencontohkan.
Aku mengikuti cara Kawi. Dan aku benar benar kaget. Bagaimana bisa aku mengendalikan air? Air ini bergerak sesuai keinginanku. Aa... Uaaaahhh...Bagaimana bisa?
Aku berusaha tenang. Dan air itu kembali ke posisi semula.
"Nak, mulai sekarang kau harus mengendalikan emosimu, karna kau adalah Putri. Sekali kau marah sekali. Maka air akan ini akan menjadi ancaman besar.
Aku cengar cengir sendiri. Menbayangkan kalau yang kena adalah Kaeba Menyebalkan. Hihihi...
"Apa kau mendengarkanku?" tanya Nenek.
"Eh iya, aku dengar kok Nek," huh, hampir saja ketahuan.
Eh iya. Kan aku bisa mengendalikan air. Berarti aku bisa main air dong. Hehehe... Aku kan paling gak bisa ditahan kalau sudah main air.
Aku mulai main air. Aku menyiram Kawi. Sehingga bajunya basah. Dia membalasnya. Dan akhirnya kami main air berdua. Omaku dan Oma Kiwa hanya bisa melihat saja.
"KANA MIZU! Berhenti main air! Kau membuat lantai teras menjadi banjir! Bersihkan bersama Kiwa!" Bentak Oma. Kalau marah menakutkan. Hi...
"Kok sama aku sih tan?" tanya Kiwa tak terima.
"Tentu saja, kau kan juga membuat teras jadi basah!" Teriak Omaku.
"Aih, baiklah," jawab Kawi lemas.
Kami mulai membawa air di teras ke kolam. Kami membersihkan dengan kekuatan kami. Huh. Eh tapi apa itu? Ada...
***
Hai, maaf ya kalo ceritanya gak nyambung. Vote + komennya di tunggu ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Empat Kekuatan [END]
FantasiaInilah cerita pertamaku. Menceritakan seorang anak perempuan yang sangat tertarik dengan sesuatu. Anak yang sangat membenci suatu keluarga. Penasaran? Baca aja... Semoga bermanfaat...