1. prolog

5K 123 4
                                    

Dilan Dilan Dilan dan Dilan

Ahahhahaha dia kadang sering tertawa saat aku mengeluh-eluhkan nama peria itu.
Dia tahu aku begitu jatu cinta akan sosok peria bernama Dilan itu, setiap aku memuji Dilan saat kami jalan bersama dia hanya tersenyu dengan senyum menawannya sembari mengelus pucuk kepala.

Pernah suatu hari dia datang ke rumah, aku dan dia duduk di sofa yang sama, sepertia biasa dia subuk dengan dunianya aku sibuk denga novel Dilan edisi ke 3 yang belum selesai ku tuntaskan kala itu, aku ingat betul kala itu aku denga dungunya menangis sekungukan di dekatnya hanya karena terbawa perasaan membaca novel itu, dia menoleh ke arah ku dan bertanya "kamu kenapa?" Dan lagi-lagi kata-kata yang keluar dari mulutku hanya kata-kata pujian untuk Dilan.

Dia menghembuskan nafas, mengambil novel itu dari ganggamanku dan meletakkan di atas meja di depan kami.

Dia memaksaku menoleh kearahnya "aku tahu kamu sangat ingin memiliki kekasih seperti dilan, tapi maaf aku tak bisa seperti dia" dia tersenyum

"Dilan, yah dilan memang lelaki idaman wanita, tak terkecuali wanitaku ini" lagi-lagi ia mengelus pucuk kepalaku

"Tapi kamu tahu, dilan hanya masa lalu, dilan hanya toko fiksi dia dan mileanya tak nyata, seandainya ingin egois, saat kamu memintaku menjadi seperti dilan aku juga pasti akan memaksamu untuk menjadi milea, tapi kamu lihatkan aku tak melakukan itu"aku hanya mengangguk

Ia tersenyum "karena bagiku kamu itu lebih dari milea, buat apa aku jadi dilan atau kamu jadi milea kalau toh endingnya kita tak akan bersama, kamu mau ending kita seperti mereka?"aku menggeleng cepat

"Makanya, satu yang harus kamu tanamkan di kepala cantik kamu ini" ia menyentuh kepalaku

"Cinta aku ke kamu itu lebih besar dari cinta Dilan ke milea, kalau dalam cerita itu dilan bisa melepaskan milea, tapa aku, aku tidak akan bisa melepaskan kamu atau melihat kamu jadi milik yang lain, sayang aku bukan Dilan dan kamu bukan Milea, kisah kita dan mereka berbeda, kita tak harus seperti mereka, seperti ending mereka, kita tidak harus berpisah, kita bisa membangun kisah kita yang lebih indah dari mereka".

Lebih Dari Dilan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang