5. Menjelma menjadi Dilan (maybe)

1.3K 70 4
                                    

        "Sumpah yah tadi pagi tuh boca tengil aneh banget masa dia ngomong ala-ala dilan gitu di gerbang, katanya nanti suatu saat aku bakalan naik motor dia" ceritaku pada nadya, saat ini aku dan nandya sedang menikmati makan siang kami di kantin, anak ini tak henti-hentinya menertawai ceritaku

"Hahahahaha yaudah naik aja, kan dulu kamu sudah naik mobilnya"tambahnya, dasar si nadya awas aja nih anak

"Udah deh nad ini tuh tidak lucu tahu"kesalku, dari sudut kiri kantin ku lihat ali dan aldo sedang duduk dengan teman-teman mereka dan yah seperti biasa ada cewek kunti yang beberapa hari ini ngintilin ali mulu

"Eh nad"ku senggol tangan nandya

"Apa ly?"kesalnya hahahaha rasain kamu nad

"Itu cewek siapa?"ku tunjuk ke arah meja mereka "pacar si ali?"lanjutku

"Kenapa?cemburu kamu?"

"He?"aku menoleh kearah nadya aishhh lihat boca ini dengan tampang konyol ia menaik turunkan alisnya itu

"Nggak gitu pea"ku toyor kepala dongdongnya itu

"Auuu sakit tau"rengeknya, ihh sumpah nih anak buat aku geli banget sumpah

"Maksud aku diakan bukan anak sini kenapa setiap istrahat belakangan ini dia selalu ada di sekolah kita"

"Uhm nggak tahu sih cuma dengar-dengar dia tuh cewek si ali, temen kampus kakaknya gitu" he?sumpah?ali pacaran ama anak kuliahan ckckck berasa seperti terong-terongan aja tuh si ali

"Uhm centil banget ngintilin kemana-mana" cibirku

"Ahhh sudah yuk aku udah kenyang, balik ke kelas aja" tanpa menunggu nandya aku segera mengambil novel Dilan edisi ketigaku lalu meninggalkan kantin, ku lihat ali terus memperhatikanku bukan bermaksud Geer tapi emang gitu kenyataannya.

"Aku pergi mencari tempat duduk sendiri di halaman Yoghurt Cisangkuy karena merasa tidak ingin mengganggu Beni yang ingin bicara dengan Lia. Aku pacarnya Lia, dan Beni hanya mantannya. Apa yang harus aku risaukan jika aku yakin Lia akan lebih suka kepadaku yang tidak pernah mengekangnya, yang tidak pernah berkata kasar kepadanya"

Aishhhh kututup novel yang kubaca ckckck dilan aja kaga cemburuan gitu kenapa malah aku yang nggak suka ali diintilin ama tuh cewek, ckckck kayaknya otak aku koslet deh

"Ihhhh bego bego" ku pukul-pukul kepalaku agar bayangan si kampret dan pacarnya pergi dari sana

"Ly kamu sakit yah" seseorang menahan tanganku sehingga sekarang aku tak lagi memukuli kepalaku sendiri, astaga suara itu, aku menoleh melihat siapa yang berdiri di sebelahku

"Ngapain kamu?"ku tarik tanganku dari genggamannya

"Kamu yang ngapain?kayak orang gila aja" cibirnya, tanpa permisi nih boca duduk di sebelahku

"Ngapain sih? Sana"usirku, kudorong dia agar berdiri dan pergi dari sini

" ihhh apa sih ly, ini tuh tempat umum yah semua siswa di sekolah ini berhak duduk di sini" aliiiiii sialan mati aja sana kamu

"Yaudah kalau situ mau di sini saya yang pergi" aku bangkit tapi dia menggenggam tanganku

"Lepas"geramku

"Ingat apa yang saya bilang tempo hari?" Tanya

Apa?emang apa yang dia bilang tempo hari?

"Apa sih? Ngga jelas kamu li"

"Emang" balasnya acuh

"Duduk lagi sini"dia menarikku duduk kembali di sebelahnya. Heran deh dua bulan ini aku dan ali sudah sedikit akur dia juga sudah bersikap frendly  tidak terlalu jahil lagi

Lebih Dari Dilan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang