Five

851 95 17
                                    


Gue membuka mata gue perlahan, astaga kepala gue pusing. Gue menatap kesemua arah. Dimobil. Gue ketiduran. Gue menghela nafas. Bodoh. Harusnya gue kerumah papanya selena buat ngembaliin anak anak gue. Tapi kenapa gue malah diem disini? Bodoh emang gue ya.

Gue menyalakan mobil gue lalu bergerak kearah rumah papa selena. Seharusnya gue kerumah papa selena kemaren. Ah. Gue brengsek. Ayah brengsek.

Gue memberhentikan mobil gue didepan gerbang rumah papa selena, lalu gue turun.

Satpam itu menatap gue lalu menyipitkan matanya dan tersentak kaget.

"Den justin?" Ucap satpam itu. Gue tersenyum lalu menghampirinya walaupun terhalang gerbang.

"Hai pak, anak anak saya disini kan? Tolong panggilin papa selena." Ucap gue.

"I-iya den." Satpam masuk kedalam rumah. Gue mengernyit. Kenapa satpam kaya takut ngeliat gue?

Gue mengetuk ngetuk kunci mobil gue ke gerbang berkali kali. Gue mendongak dan melihat papa selena berjalan menghampiri gue dengan jack sama josh dibelakangnya.

"Mau apa kamu kesini?" Ketus papa selena.

"Saya cuma mau ngambil anak anak saya, anda gak berhak ngambil anak anak saya tanpa seizin saya." Ucap gue dengan sopan. Papa selena ketawa sinis.

"Kamu gak bakal jadi ayah yang bisa ngejagain cucu cucu saya, kamu bakal gak becus ngejagainnya, suruh satpam buka gerbang josh." Ucap papa selena. Gue memejamkan mata gue dan mengepal tangan kanan gue.

Gerbang dibuka lalu gue dengan cepat maju lebih dekat kearah papa nya selena.

"Anda pikir begitu? Saya pikir anda yang gak becus ngejaga anak anda, malah anda menyakitinya." Sinis gue. Papa selena menatap gue dengan tajam.

"Saya gak mau basa basi dengan anda, saya ingin anak anak saya kembali ke saya." Ucap gue dengan cepat.

"DADDY!" Gue mendongak tapi josh menojok pipi gue dengan cepat.

Gue menonjok josh dengan berani walaupun badan josh lebih besar dari pada gue. Jack memegang kedua tangan gue. Dan dengan kedua tanan gue dipenggang jack, josh lebih gampang menonjok atau engga menendang gue.

"JAYY! JUL-AHH." Josh menendang perut gue dengan lututnya berkali kali.

Mulut gue memuntahkan darah yang banyak. Kepala gue pening. Engga. Gue harus kuat. Demi anak anak gue, gue udah janji sama selena buat ngejagain jay dan julie dengan ketat. Dan sekarang gue melanggar, ini hukumannya.

Josh menendang perut gue lagi dan lagi. Dan gue yakin abis ini gue gak akan bisa bernafas lagi.

Gue memejamkan mata gue. Dan gue merasakan di dorong kedepan. Gue sebisa mungkin membuka mata gue dan mengangkat tubuh gue dengan kedua tangan gue.

"Ahh." Ringis gue sambil memegang perut gue. Gue muntah darah. Darah muncul banyak dimulut gue dan jatuh keaspal.

"Aku dulu emang pernah ngusir papa dirumah sakit," bisik gue, gue tau papa selena denger. Gue memejamkan mata gue dan membukanya lagi lalu mendongak menatap papa selena yang menatap kedepan.

"Aku marah. Seengganya papa mikir waktu itu papa mau nembak aku yang seharus selena engga ada disitu. Papa bayangin, papa jadi aku, mama jadi selena. Kedua orang tua papa gak suka sama hubungan kalian, dan kedua orang tua papa nyulik mama dengan kasar lalu tiba tiba kedua orang tua papa bawa senjata." Gue mengernyit, tubuh gue remuk semua.

"Orang tua papa mau ngebunuh pap-"

"BANYAK OMONG, BRENGSEK." Teriak papa selena. Gue memejamkan mata gue.

"Pergi kamu dari sini." Usir papa selena. Gue mengangguk perlahan dan berusaha sekuat tenaga untuk bangun.

Satpam dirumah ini ngebantuk gue berdiri. "Makasih pak." Bisik gue. Satpam itu mengangguk.

"Iya den, den kuat ngedarainnya?" Gue ngangguk.

Gue menatap gerbang yang ditutup dan papa sama pengawalnya masuk kedalam rumah. Lalu gue menunduk. Air mata gue turun gitu aja.

Rasa sakit diseluruh tubuh gue terkalahkan dengan rasa sakit di hati gue. Selena udah ninggalin gue, dan anak anak gue juga ninggalin gue.

Gue mendongak dan melihat jendela ruang tamu bergerak. Gue mengernyit. Siapa melihat diam diam kearah gue? Okey gak mungkin itu angin.

Gue mengelap darah gue dengan telapak tangan gue. Okey, gue bakal nunggu didepan sini. Sampe semua orang yang ada di rumah ini keluar.

Mark my words [jelena]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang