Eighteen

1.8K 108 39
                                    

Selena POV

Punggung gue sakit tiba tiba, gue meringis dan membuka mata gue dengan perlahan. Sedikit bangun, tangan gue yang satu di bawah perut gue yang buncit, satu lagi di punggung gue. Gue menatap jam yang sedikit gak jelas karna lampunya remeng remeng. Jam 2. Gue meringis, kenapa lagi ini? Ini udah seminggu lebih gue sama justin jauhan karna mual sialan itu dan juga pisah kamar. Kandungan gue udah 4 bulan. Gue menutup mulut gue, perut gue dikocok dan naik. Gue langsung menepis selimut dan berlari perlahan kekamar mandi,

"Huek..huek." Air bening keluar dari mulut gue. Gue mengusap perut, masih aja ya?

Gue mengambil tissue dan mengelap bibir gue dengan perlahan. Gue mengaca diri gue yang sedikit pucat, gue ngerasa perut gue dikocok lagi. Gue muntahin itu semua lagi. Uh.

Justin.

Pikiran gue langsung mikir justin dan gue keinginan buat meluk justin. Gue pengen justin.

Justin.

Justin.

Gue langsung keluar dari kamar mandi, dan menatap julie yang tidur dikasur dihalangi guling dikedua sisi badannya supaya gak jatuh. Gue langsung keluar dari kamar dan berjalan kearah kamar jay.

Justin POV

Gue mengerang, merasakan badan gue digoyang, siapa yang ganggu gue tidur? Jay?

"Justin."

Gue membuka mata dan rambut jay yang pertama gue liat. Gue langsung menatap ke samping. Demi tuhan. Selena didepan gue! Mata gue yang sayu jadi seger lagi gara gara ngeliat selena didepan gue. Gue menatap muka selena yang memelas,

"Justin." Selena memeluk gue tanpa tau posisi, gue langsung ngejauh badan gue dari jay.

Gue bisa ngerasa perut selena yang buncit di perut gue, gue memiringkan badan gue dan selena tiduran miring di hadapan gue. Gue menatap muka selena yang sedikit pucat, gue mengecup keningnya,

"Kenapa, hem?" Selena menggeleng dan dia memeluk gue, menyembunyikan mukanya di sela leher gue,

"Engga mual lagi?" Tanya gue dalam arti yang beda. Selena menggeleng. Gue menghela nafas, syukur.

Gue memeluk pinggang selena dengan erat. Melepas kerinduan gue selama satu minggu lebih. Mengusap rambutnya yang acak acakan dengan lembut, dan gue sesekali mengecup pucuk kepalanya,

"Punggung aku sakit." Cicit selena. Dia mendongak menatap gue, dan mengecup bibir gue singkat. Gue tersentak tapi sebentar.

Tangan gue yang ada di kepalanya turun kepunggung dan mengelus nya dengan lembut,

"Tadi aku mual gak berenti berenti."

"Masih mual?" Selena ngangguk,

"Tapi gak mual dideket aku kan?" Selena menatap gue,

"Engga lagi. Malah sekarang aku pengennya deket deket kamu." Ucap selena nadanya sedikit manja. Gue ketawa geli, dia kaya gini gara gara bayi yang ada diperutnya kah?

Gue mengecup keningnya, turun ke hidung, dan ke bibirnya, gue menatap selena,

"Manjanya sekarang sekarang nih?" Pipi selena bersemu, gue ketawa dan mengusap pipi selena.

Gue memeluk selena dengan erat, menekan punggung selena sampe perut selena kena perut gue, akhirnya semuanya berakhir. Selena menekan kepala gue, lalu mengusap rambut gue. Gue memejamkan mata dan menumpu dagu gue di pucuk kepalanya,

"I miss you." Bisik gue. Gue mengecup pucuk kepalanya,

"Aku juga kangen." Selena meluk leher gue dengan erat.

Gue membuka mata dan mencari cari jam di kamar ini. Jam setengah 3. Astaga,

"Tidur, okey? Nanti kamu kurang tidur." Selena ngangguk, gue mengecup sekali lagi pucuk kepala nya.

Gue memejamkan mata lagi. Sesekali mengeratkan pelukan. Gue bisa ngerasain pelukan di leher gue melonggar, yang itu artinya selena udah kealam mimpi. Tangan gue mengusap rambut selena.

Julie.

Astaga. Selena disini artinya ninggalin julie. Gue membuka mata dengan cepat. Kolo julie jatuh gimana? Anak gue. Gue mengangkat tangan selena yang meluk leher gue, mendorong sedikit ngejauh, dan gue beranjak. Setelah itu gue menyelipkan kedua tangan gue di leher selena dan lekukan lututnya. Gue mengangkatnya perlahan. Selena melenguh tapi tetep tidur. Gue menghela nafas. Berat badannya gak terlalu berat padahal dia lagi ngandung ya. Gue berjalan kearah pintu, sebelumnya gue menatap jay yang tertidur pulas lalu keluar dari kamar jay dengan susah payah ngebuka pintunya. Gue berjalan sedikit cepat, lalu membuka pintu kamar gue sama selena, dan gue bisa ngeliat julie tidur ditengah tengah dialangin guling dikedua sisinya. Gue menghela nafas lega.

Gue berjalan kearah kasur, dan menidurkan selena di sebelah julie,

"Justin, uh." Selena memeluk leher gue dengan erat,

"Bentar, sayang," gue melepas paksa tangannya di leher gue, "aku pindahin julie dulu."

Selena langsung membuka matanya, dan dia menatap gue gak suka, gue menghela nafas, mengusap pipinya,

"Bentar okey?" Gue berdiri tegak, lalu berjalan kearah sisi kasur satu lagi.

Gue mengangkat julie perlahan. Gue mengecup kening julie dengan sayang, gue langsung pindahin dia ke box bayi deket kasur gue. Setelah itu gue berbalik dan berjalan kearah kasur, selena menatap gue dan tangannya merentang dengan manja,

"Justin."

"Hem." Gue merangkak dan memeluk selena dengan erat.

Selena langsung memeluk leher gue dengan erat seakan akan gue gak boleh pergi. Gue mencium pelipisnya dan menekan punggung selena,

"I love you." Bisik gue seraya melepas ciuman di pelipisnya.

***

Gak deket deket justinnya udah selesai!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mark my words [jelena]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang