Twelve

1.2K 82 16
                                    

Gue mengusap pipi justin, dia tidurnya lelap banget. Padahal tadi jay teriak tapi gak keganggu justinnya. Gue mengecup kening justin dan kembali duduk dikursi, mengambil hp, dan membuka instagram. Gue memfoto justin yang tidur lalu mengepost diinstagram, captionnya,

"We back together again❤️" 

Gue tersenyum mengusap layar hp,

Gue mendengar suara tangisan bayi diluar sana, dan mendekat. Pintu itu kebuka dan menampilkan mama sama july. July nangis. Gue menaro hp dan berjalan dengan cepat kearah mereka. Mengambil july lalu menggoyangkan badan gue, menenangkannya. Dan untungnya asi gue masih ada.

Gue menatap justin jaga jaga takut dia bangun. Gue membuka kancing baju gue setengah lalu mengeluarkan payudara gue satu. July langsung ngemasukin payudara gue ke mulutnya. Gue mengelap air matanya perlahan. Mengecup keningnya sekali. Tapi detik kemudian july nangis kencang banget.

"Hey, hey ada apa sayang?" Bisik gue. Susu di payudara gue ada dikit menempel, gue menekan pelan kepala july untuk memasukan pentil gue ke mulutnya tapi gak mau.

"Selena." Gue menengok kearah justin.

Justin mengucek ngucek matanya, dan menatap gue. Dia berusaha duduk, gue dengan cepat ngebantu justin. Menarik punggung justin pake tangan gue satu.

"Sel." Gue berdehem dan menatap justin. Mata justin kebawah kearah payudara gue.

Gue melotot dan memasukan payudara gue, tanpa mengancing baju, gue menjauh dari justin. Justin tersenyum mesum. July bener bener. Gue menatap july yang diam tanpa sebab, tapi mata nya menatap gue.

Justin berdehem, "july kenapa nangis? Coba siniin julynya." Gue menghampiri justin dan ngasih july ke justin.

Gue menatap justin yang mengusap pipi july dipangkuannya. Justin ngomong entah apa soalnya kecil suaranya. Gue tersenyum ngeliat july nampilin gusi yang belum ada giginya. Jadi july lebih nyaman sama justin kaya jay. Berarti gue? Gue cemberut.

"Kenapa, sel?" Gue nengok ke mama dan menggeleng lalu membuang muka masih sama cemberut.

"Kenapa, sayang?" Justin menatap gue. Gue menggeleng dan menyilang kedua tangan gue di dada gue.

"Engga." Ketus gue.

Suara ketawa july makin kedengeran. Gue berdecak, nyebelin banget. Gue ibunya tapi anak anak gue akrabnya sama ayahnya.

"Ma, bawa july jalan jalan dulu, oh iya, sel, jay mana?" Gue menatap justin. Gue membuang muka.

"Sama lion, kim ke taman belakang rumah sakit." Nadanya masih sama. Cuek.

"Yaudah, ma, mama ke cari lion sama kim aja terus gabung deh." Mama ngangguk dan ngambil july dari pangkuan justi setelah itu mama keluar.

"Kenapa sih? Sini coba." Gue nurut. Tapi gak natap justin.

"Kolo jalan natap kedepan, nanti bisa kesandung." Ucap justin. Gue mengangkat bahu,

"Biarin, gak jatoh kan?" Ketus gue.

"Kenapa sih?" Justin narik tangan gue, terus pindah ke pipi gue.

Gue menatap muka justin dan dia mencium bibir gue sekilas,

"Kenapa, sayang? Kamu iri sama anak kamu?" Bisik justin, dia mengusap kedua pipi gue. Gue memutar bola mata gue.

"Bukan."

"Terus apa?" Gue dengan langsung memukul bahu justin dengan keras.

"Jangan deket deket sama anak anak aku." Teriak gue kesel. Gue mukul mukul lagi bahunya dan berhenti.

Mark my words [jelena]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang