Chapter 2 - Dimana Rasa Bermula

826 28 0
                                    


Hingga tiba giliran seorang wanita untuk memberikan ucapan selamat kepad kedua mempelai. Wanita itu tersenyum dan dibalas senyum juga fariz namun tidak dengan Thiya yang pucat saat melihat wanita tersebut. Bahkan ucapannya teidak diperhatikan oleh Thiya. Thiya hanya berfokus pada sesuatu di masa lalu...

Thiya POV

Mengapa dia harus datang lagi? Apa yang akan dia lakukan? Aku tak tahan untuk meliahatnya!! Tapi My AIS sekarang suamiku, tidak akan ada lagi yang dapat mengambilnya dariku kecuali kematian.

Flashback on

Jakarta, 2014

Hari ini adalah hari pertamaku mengikuti acara MOPD disekolah baruku. MOPD adalah Masa Orientasi Peserta Didik yang ditujukan untuk semua peserta didik baru, termasuk aku tentunya. Hari pertama saja aku sudah disuruh oleh kakak OSIS yang jahat dan menyebalkan itu membawa sampah. Katanya sich untuk bank sampah dan harus barang bekas. Tapi daripada ngorek tempat sampah mendingan beli botol baru trus diminum isinya kan sama aja. Aku berangkat agak pagian, takutnya telat dan dapat pencerahan lagi dari kakak 'killer'.

Sesampai disekolah, aku berabris sesuai dengan kelompok yang udah dibagikan pada saat pra MOPD. Ya ada sich yang kayak gitu. Karena aku aga mungil badannya, jadinya aku harus rela berdiri di depan dan ngelihat langsung muka kakak- kakak yang seram itu apalagi saat teriak gak jelas gitu.Hampir satu jam kayakanya dia berkoar-koar hingga kita disuruh bubar dan masuk ke ruangan untuk menerima materi MOPD.

Satu hal yang dapat mewakili materi diatas adalah "bosan". Bapak gurunya buat aku jafi ngantuk. Selain itu ada juga kakak OSIS yang berjaga dengan wajah garangnya persis kak ros lagi marahin upin ipin. Hahaha sok lucu...

***

Di hari kedua, tugasnya yang lebih paarah, karena kita harus mendapatkan tanda tangan dari semua kakak OSIS dan guru di sekolah. Ahh tidak., mau tidak mau aku harus melakukannya.dimulai dari kakak yang baik aja dech. Sampai aku melihat kakak cowok yang suka teriak-teriak lagi dikerumunin teman-teman lain. Aku pun mengikuti antrian. Aku hanya tahu namanya saja, itupun dari temanku yang ikut mengantri. Kemudian kakak itu, mengajukan sebuah pertanyaan dan tebak siapa yang berhasil menjawabnya? Akulah orangnya. Kakak itupun menandatangani punyaku beserta mengisi alamat rumahnya. Kakak OSIS yang baik, itulah kesanku untuknya.

***

Sampai dihari ketiga MOPD, yang masih dipenuhi resume dan tugas lainnya. Aku harus membuat tiga buah surat dengan warna amplop yang berbeda, pink untuk terfavorit (cowok yang paling kita suka), biru untuk terbaik (kakak yang paling baik menurut kita), dan hitam (kakak yang paling galak), menurut versiku yach. Aku memberikan sesuai dengan warnanya, pink untuk kakak cakep, biru untuk kakak baik, dan hitam untuk kakak galak.

"Thiya, pinjam buku catatanmu utnuk bahan resumeku" kata thita saat kita berjalan bersama sepulang sekolah.

"Emang catatan kamu kenapa?" Tanyaku yang sedang mengeluarkan buku catatan.

"Lagi malas nyatat tadi" jawab Thita dan langsung mengambil buku catatanku yang kuberikan.

"Kamu copy aja, aku mau beli yang lain dulu" Ucapku sesampainya kita di tempat fotokopi.

Setelah membeli barang yang kubutuhkan, aku langsung pulang dan lupa dengan buku catatanku yang dipinjam Thita. Aku juga baru sadar saat sudah sampai di rumah. Karena tanpa buku itu, aku tak dapat membuat resumeku, aku harus mengambilnya di rumah Thita.

Pertanda Cinta Dalam DiamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang