Fariz kemudian berbaring di ranjang. Hari yang dinantikannya akan tiba. Hari dimana ia akan bertemu dengan gadis manis yang selalu menghantui pikirannya hingga detik ini. Wanita satu-satunya yang akan selalu hidup dan bersemayam dalam relung Fariz. Dan wanita yang akan mendampingi Fariz menghabiskan sisa hidupnya. Sebentar lagi mimpi Fariz untuk memiliki Thiya akan menjadi kenyataan. Dan saat itulah yang Fariz sebut 'bahagia sebenarnya'.Fariz pu memejamkan matanya, berharap sang gadis impian datang menemuinya di alam mimpi maupun esok hari di alam nyatanya.
***
Jakarta, 2025
Pagi yang cerah menyambut penglihatan pemuda yang masih asik bergelung dibawah selimut ditemani bantal putihnya. Pagi ini menjadi pagi pertama yang membuatnya beresemangat setelah hilang semangat 9 tahun terakhir. Senyum lebarnya tak pernah berhenti tersungging pada setiap orang yang ditemuinya pagi ini.
Bagaimana tidak, pagi ini Ia akan bertemu dengan sang pemilik hatinya. Dia akan menemui Thiya pagi ini di rumah sakit tempatnya bekerja. Rencananya Ia akan mengajak Thiya untuk makan siang, namun jika keberanian dan dewi fortuna dipihaknya. Bahkan untuk bicara saja padanya, ia tidak berani.
"Fariz sehat?" Tanya ibu tercintanya saat melihat Fariz tak hentinya tersenyum.
"Hari ini Fariz jauh lebih sehat dan bahkan sangat sehat" jawab Fariz dengan yakin.
"terus apa dong yang buat kamu senyum terus"
"Mama kepo dech, ini tuh urusan anak muda" jawab fariz lagi.
"Fariz, Fariz, mama mau nanya."
"kenapa Ma?
"Bagaimana menurut kamu tentang Dokter Cantik kemarin?
Alis Fariz sedikit berkerut mengingat kata dokter cantik, sampai akhirnya kembali tersenyum.
"Sempurna" Fariz berugaman
"Apa, mama gak dengar."
"ha, ha, enggak, ya menurut Fariz sich di cantik terus kelihatannya juga baik"
"bagus dech kalo kayak gitu, trus menurut kamu, dia mau gak sama kamu?" Tanya mama sita lagi
"hah? Fariz gak tahu lah ma, udah ah, Fariz berangkat dulu, Assalamu alaikum"
***
Di kediaman lain, tampak Thiya sedang mengumpati mobil kesayangannnya itu. Mobil sedan putih khas anak cewek terparkir rapi dengan ban yang meletus. Thiya benar-benar kesal karena pagi ini Ia ada jadwal pagi dan harus berangkat lebih awal. Namun na'as saat mobil tak bisa mengantarnya secepatnya.
Thiya pun terburu-buru meninggalkan rumah dan berjalan menuju halte berharap dapat bertemu taksi secepatnya. Karena setahu Thiya, jarang ada taksi yang melewati kompleks perumahannya. Thiya terlihat lebih kesal karena belum ada taksi yang melintas padahal Ia telah berdiri di sana 15 menit.
Hingga tak lama, sedan hitam berhenti tepat di depannya. Sang pengendara pun terlihat menuruni mobil tersebut dan berjalan ke arahnya. Thiya tak dapat mengenali pemiliknya yang sedang berkacamata hitam. Namun saat mata Thiya bertemu pandang dengan mata yang ada dibalik kacamata hitam itu, Thiya menegang.
"My Ais, eh kak Fariz."
"Hai Thiya, kamu mau kemana? Kok nunggunya di halte? Mobil kamu kemana?" Fariz langsung mencecar Thiya dengan pertanyaan beruntun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertanda Cinta Dalam Diamku
RomantikMengikuti mu adalah hobby yang wajib kulakukan setiap harinya, walau kau takkan sadar ada hati yang menginginkan hatimu. - THIYA PUTRI ADITAMA Aku bukan tak melihat sinyalmu namun aku hanya ingin menjagamu sampai nanti, maafkan aku karena menutup pe...