Jealous [Haikyuu!! x oc]

Oikawa Tooru

Sebenernya ini bukan karakter favorit di Haikyuu di anime atau manga, tapi aku suka karakter Tooru di stage play, soalnya Asuma Kousuke entah kenapa Tooru banget~

Well, happy reading bagi yang berkenan mampir untuk membaca. Semoga cerita iseng ini bisa menghibur.

note: setting cerita aku ambil setelah Tooru lulus dari Aoba Johsai.

---------------------------------------

Jelous

(Oikawa Tooru x Hayashi Megumi)

Oikawa jadi lebih pendiam hari ini ini. Sejak latihan voli keponakannya berakhir tadi, dia tidak banyak bicara. Dia lebih memilih memainkan bola voli di tangannya sambil menjajari langkah keponakan laki-lakinya. Meskipun kedua tangan Oikawa sibuk dengan bola yang dilempar-lemparkannya asal secara vertikal, tetapi pikirannya kosong. Wajahnya ditekuk sepuluh. Benar-benar tidak enak dilihat.

"Oh iya, Tooru. Megu-chan kemana? Tumben dia tidak ikut." tanya Takeru, keponakan laki-laki Oikawa.

"Saa~ shiranai." Jawab Oikawa selewat dengan nada malas-malasan.

Takeru memandangi wajah adik ibunya itu dengan bingung. Meskipun dia memang masih kecil, tetapi dia tahu bahwa pamannya tidak seperti pamannya yang biasanya. Karena Oikawa yang biasanya akan menjahilinya dan bicara banyak tentang voli. Tetapi hari ini Oikawa lebih banyak mengunci bibirnya rapat.

"Kau diputusin Megu-chan, ya, Tooru?" tebak Takeru, membuat Oikawa tidak sadar dia telah mengabaikan bola voli yang tadi dilemparnya ke atas karena terlalu terkejut dengan tebakan keponakannya yang hampir akurat.

"Itta!" keluhnya sambil mengusap kepalanya yang menjadi landasan darat bola voli yang lupa ia tangkap.

"Dasar payah," ledek Takeru melihat kelakuan pamannya itu. Sebenarnya jika dilihat-lihat mereka lebih mirip kakak beradik daripada paman dan keponakan.

"E-enak saja! Aku tidak diputusin! Siapa yang bilang aku diputusin?!" elak Oikawa berlebihan, menunjukkan bahwa apa yang dikatakannya tidak sepenuhnya benar. Dia memungut bola volinya yang sudah menggelinding di jalan.

"Ah~ Benarkah? Kalau begitu, kenapa Megu-chan tadi tidak datang?"Takeru kembali menanyakan hal yang sama sambil menaruh kedua tangannya di belakang kepala dan menautkannya.

"Sudah kubilang aku tidak tahu! Huh! Kau ini anak kecil, kenapa suka sekali ikut campur urusan orang dewasa, sih!" gerutu Oikawa kesal dengan gaya khasnya.

"Memangnya kau sudah dewasa, Tooru?"

"Tentu saja aku sudah dewasa! Aku sudah kuliah dan aku juga lebih tinggi darimu Takeru!" Oikawa rasanya ingin menggigit keponakannya yang menyebalkan itu jika tidak ingat amukan ibu anak itu yang juga kakak perempuannya.

"Eh?" tiba-tiba Takeru berhenti beberapa langkah di depan Oikawa.

"Nanda, Takeru?" tanya Oikawa melihat keponakannya yang tiba-tiba berhenti.

"Oh, itu Iwaizumi-san!" ujar Takeru pada Oikawa sambil menunjuk ke arah seorang laki-laki yang sedang berdiri di depan sebuah bangku.

Oikawa melihat ke arah yang ditunjukan Takeru.

"Oh, benar itu Iwa-chan. Geh! Tapi kenapa kau sopan sekali memanggil Iwa-chan. Kau tidak pernah sesopan itu padaku! Kan yang saudaramu itu aku, bukan Iwa-chan!" Oikawa tidak terima keponakannya sama sekali tidak pernah memanggilnya dengan benar, selalu hanya dengan nama depannya. Benar-benar tidak sopan.