Kau pernah mengatakan bahwa kau adalah penikmat kopi, bahkan dengan bangga kau sebut dirimu pecinta minuman pahit itu.
Pagi ini ku suguhkan secangkir kopi tanpa gula.
Kau hanya memandang ke dalam cairan hitam pekat itu tanpa sedikitpun ingin meminumnya, bahkan mencicipinya saja kau enggan.
Ergh, pasti sangat pahit. Racaumu.
Keningmu berkerut seiring pupil matamu yang mengecil.Dimana? Dimana sang pecinta itu?
Baiklah. Lupakan tentang kopi tanpa gula.
Fokuslah padaku. Kau ingat? Kau pernah mengatakan bahwa kau mencintaiku.
Saat aku tersenyum padamu.
Saat wajahku merona karena pujianmu yang tak jauh dari segi fisikku
Saat aku mendengar keluh kesahmu
Saat aku menyentuh wajahmu dengan tanganku yang katamu halus.
Kau selalu mengatakan bahwa kau mencintaiku.Andai saja, aku kehilangan semua itu, masihkah kau mencintaiku?