3rd Person POV
Bella sibuk mengunyah permen karetnya sambil menatap lalu lalang orang di bandara. Ia menghabiskan waktu dua puluh dua di pesawat—belum terhitung waktu yang ia buang saat transit di bandara Hongkong dan lainnya. Bella merasa dirinya akan segera pingsan jika tidak tidur sekarang juga.
Ia sangat menyukai pemandangan hiruk pikuk di bandara. Dilihatnya seorang anak perempuan seusianya yang tersenyum dan berlari menuju kedua orang tuanya. Tanpa sadar Bella tersenyum kecut melihat betapa harmonisnya keluarga itu.
Buru-buru ia mengalihkan pandangannya sebelum otaknya menampilkan kenangan-kenangan yang tidak ia inginkan. Matanya menyipit tatkala melihat seorang laki-laki jakung yang sedang melambai-lambai ke arahnya, plus dengan cengiran yang membuat amarah Bella memuncak.
"30 MENIT AKU DUDUK DISINI KAYA ORANG BLOON TAU?!" semprot Bella saat Satrya berdiri di depannya. Bentakan Bella hanya dihadiahi cengiran tengil dari Satrya.
"Macet," ucap Satrya berbohong masih dengan cengiran yang terpasang di wajahnya. Bella hanya memutar bola matanya malas lalu berjalan meninggalkan Satrya bersama dua koper besar miliknya.
Sepanjang perjalanan menuju apartemen Satrya, Bella hanya mengunyah permen karetnya sambil sesekali bernyanyi mengikuti alunan lagu Rex Orange County. Merasa permen karetnya mulai pahit, ia mengambil tissue dan meludahkan permen yang ada di mulutnya.
Satrya menggeram ketika Bella meletakkan bekas permen karetnya di atas dashboard. Bella hanya memasang wajah tengilnya sambil mengacungkan jari tengah ke arah kakaknya.
Sampai di apartemen milik Satrya, Bella langsung merebahkan diri di atas kasur. Satrya hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya. Pelan-pelan ia melepas sepatu Bella, lalu jaketnya, lalu headphonenya. Kemudian membiarkan adiknya tertidur dengan tenang.
🐾
Bella melenguh saat kakaknya menendang tubuhnya. Ia menggeram lalu melakukan gerakan kick-in-the-balls-no-jutsu yang ia arahkan kepada Satrya. Bella terbahak melihat ekspresi kesakitan Satrya dan mendapat umpatan-umpatan keramat yang belum pernah keluar dari mulut kakaknya.
"Iya maaf dong. Aku kan nggak sadar nendangnya, masih jetlag," celetuk Bella. "Atau mau aku bantu usapin?"
Satrya mendelik dan menyentil dahi adiknya itu. Bella malah makin terbahak dan berakhir tersedak air ludahnya sendiri.
"Dek kamu cuma dua hari disini kan? Ngapain bawa baju banyak-banyak?" tanya Satrya sambil menatap dua koper besar milik Bella.
Bella menaikkan kedua alisnya menatap kakaknya heran, "Kan mau nonton Alexander O'Connor, harus totalitas dong."
"Kamu nggak berniat kabur dari rumah terus tinggal disini sama kakak kan?" ujar Satrya sambil menatap Bella dengan tatapan penuh selidik.
"Um, boleh juga tuh?" ujar Bella sambil tersenyum jenaka.
"Nggak bisa, nggak boleh, nggak akan pernah boleh."
"Kak bagi duit dong." Bella mengadahkan tangannya. Satrya mengangkat salah satu alisnya seakan meminta penjelasan.
Bella berdecak kesal, "Mau beli makan."
Satrya menyipit, "Mau beli makan apa mau ngelayab?"
"Kalau kamu laper, coba kamu buka kulkas. Nggak usah buang-buang duit," tambah Satrya.
Bella mendengus kesal, sejak dulu Satrya sangat mudah dibohongi. Namun kini rasanya Satrya sudah lumayan cakap. Ia beranjak menuju dapur, ditengah perjalanan ia berbalik dan mengacungkan jari tengahnya pada Satrya. Typical Mrs. Sjögren.
"Besok kamu ke sana sendiri? Ada temen di sini nggak?"
Bella menatap kakaknya geli, "Really? Sejak kapan aku pergi ke konser sama temen? No no I can do it by myself."
"Bukan masalah itu, kakak nggak mau direpotin kamu kalau ada apapa." Satrya menatap adiknya dengan serius. "Okay then, don't hit someone or something, no alcohol, no drugs-"
"I'm always say no to drugs," potong Bella dengan wajah sebal.
"Antisipasi," ujar Satrya sambil mengedikkan bahunya.
"Tapi nggak tau sih kalo kill someone."
🐾
pengen jadi Bella deh😬
KAMU SEDANG MEMBACA
raggle-taggle
Teen FictionJacey Bellamy, remaja ini hidup dibawah tekanan dari ayahnya sendiri. Bella dituduh bahwa ialah penyebab dari kematian ibunya. Ia tumbuh menjadi seorang remaja yang buruk. Sampai ia bertemu dengan seorang lelaki bermata hijau yang membuatnya meragu...