Maaf

731 83 8
                                    

Dan skakmat Wendy.

'Tai kucing kok si kutub ada di belakang gue sih.'

"Emm, a-nu em gue ke toilet dulu ya. Kebelet banget anjir." Wendy terbata-bata dengan raut wajah panik.
Tanpa lama menunggu jawaban dari teman-temannya, Wendy langsung ngacir pergi begitu saja.

"LAH WEN, EMANG LO TAU TOILETNYA DIMANA LO KAN-- ." teriak Seulgi.

"TAU KOK SEUL." sahut Wendy yang tak kalah berteriak.

---------

Wendy tak tau harus pergi kemana. Dia kebingungan. Kebingungan antara nyari toilet dan kebingungan wajah Suga yang menghantuinya.

Wendy terus berjalan mengelilingi sekolah sampai ke halaman belakang. Saat sampai disana ia menemukan bangunan terusan sekolah.

"Weh anjir tempat apa nih kok serem gitu." Wendy berbicara sendiri sambil memperhatikan bangunan tersebut.

"Hm coba naik aja siapa tau viewnya bagus. Tapi mana sih tangganya?" Wendy terus mencari-cari tangga agar dapat menuju atas bangunan tersebut dan alhasil dia menemukan. Namun....

"Gila gila gila banget gils, yakali gue harus manjat. Huffftt mana gue pake rok juga, ih." gerutu Wendy saat melihat tidak ada jalan menuju ke bangunan tersebut/

Tiba-tiba terdengar suara langkah sepatu yang berjalan menuju arah Wendy.

Deppp

Deppp

Deppp

"L-lo ngapain kesini?" Wendy tidak menyangka bahwa ternyata yang datang adalah Suga si pangeran es kutub utara sampai selatan.

Eh ternyata yang di tanya malah diam dan menatap Wendy tajam, ya setajam silet. Wendy juga menyadari sedari tadi ia di tatap tajam oleh makhluk di depannya. Tak mau kalah Wendy menatap Suga dengan wajah yang datar dan tajam.

"Heh, lo itu punya mulut buat ngomong dong. Gue kan juga tanya baik baik, kenapa lo diem? Bisu apa gimana si? Dan, satu jangan natap gue kayak gitu gue tau kalo gue itu cantik." Dengan percaya diri Wendy membuka suara.

"Bacot." ya itu Suga. Dingin, cuek, keras, dan tidak punya hati.

'Salah gue apa sih sama Suga.'

Tanpa berlama-lama, Suga langsung mengacir menuju ke dalam bangunan tersebut untuk menuju ke tempat terindahnya yaitu, Rooftop. Namun saat ia berjalan menuju ke dalam bangunan, ada satu tangan yang menahannya. Dan tangan itu tangannya Wendy.

"Sorry gue ga bermaksud kayak gitu tadi, dan sorry juga tadi yang di kantin." Wendy menyadari bahwa ia telah melakukan kesalahan. Dan ia juga tidak pernah betah bertengkar dengan seseorang dalam jangka waktu yang lama, karena Wendy orangnya tidak suka memiliki dendam dengan orang lain. Apalagi ini Suga yang akan menjadi tablematenya selama setahun kedepan, tidak mungkin kan jika ia akan terus menerus bertengkar.

"Hm." Suga menepis tangannya Wendy dan melanjutkan berjalan menuju Rooftop.

"POKOKNYA GUE UDAH MINTA MAAF YA, TERSERAH LO MAU MAAFIN APA GAK." teriak Wendy yang masih terpaku di tempat karena suga hanya menjawab dengan satu kata. Bukan satu kata sih, hanya dehamman saja lebih tepatnya.

"Udah baik gue minta maaf, emang gapunya hati sih dasarnya." gerutu Wendy sambil berbalik menuju kelas.

KRINGGGGGGGGGGGG

Bel pulang sekolah yang menurut anak Yeongju adalah lagu kebangsaanya akhirnya berdering juga.

"Pulang sama siapa Wen?" Seulgi datang menghampiri Wendy.

Flashlight - MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang