Chapter 3 : Gone

79 10 2
                                    

"Dimana aku?" Seluruhnya gelap. Tak ada apapun selain pohon-pohon yang menjulang tinggi. Tunggu, ini tidak seperti Minecraft. Ini seperti dunia asli.

Teman-temanku seluruhnya pingsan tak sadarkan diri sejak jatuhnya---apalah itu---ruangan baru tersebut. Diruangan tadi terlihat memang seperti Minecraft, tetapi disini seperti nyata. Dan hey, lihat bahkan sekarang rambutku biru panjang. Tanganku juga bukan kotak besar yang mengganggu itu, tetapi tangan asli manusia. Dan....

PC yang kugunakan untuk ber-Minecraft hilang.

"Falk," terdengar seperti suara DragonContro.

"Apa?" Aku membalasnya seraya menoleh ke belakang.

"Kamu alamin mimpi aneh gak sebelum masuk ke ruang bola nguap tadi?" Oh, DragonContro menamakan ruang bola tadi dengan ruang bola nguap.

Tunggu. Ya, mimpi aneh. Dengan permulaan gempa di ruang bola, lalu tiba-tiba berlanjut ke sebuah peperangan yang saat itu aku membawa throw axe. Disinilah anehnya. Di Minecraft tidak ada melempar barang, tetapi membuang barang. Setelah itu aku terbangun dari mimpi.

"Itulah mimpi anehku Dragon."

"Wah, benar-benar aneh. Akupun dalam mimpiku membawa Emerald Sword. Tunggu, itu axe-nya dari bahan apa?"

"Gua gak tau Dragon. Kayaknya Emerald juga. Ada ijo-ijonya gitu. Tapi nggak ada manis-manisnya." Balasan dariku terlihat konyol.

"Ah kamu, jadi kayak Phytra aja."

"Siapa itu Phytra-Phytra!" Phytra terbangun dadakan seperti tahu bulat, tapi yang ini tidak digoreng, tapi dikagetkan.

"Eh Phyt, kamu mimpi aneh gak sebelum masuk ruangan bola ngebul tuh?" Dragon langsung menanyainya dengan menyebut ruangan bola tadi ruangan bola ngebul.

"Ruangan apaan sih? Pake ngebul segala!"

"Yang kitanya jatuh itu lho! Diruangan itu! Ah masa' lupa sih?"

"Ooh, yang ada bola yang kayak dililit ular itu ya?"

"Dililit ular darimana? Ada asap terbang-terbang kok jadinya ular."

"Ooh ada asap terbang ya? Baru tau ada asap terbang. Eh, kok asap terbang?"

"Aahh gak penting banget omongan lu! Sudahlah jawab pertanyaanku dulu!"

"Mimpi ya?"

"Bukan! Proses syuting elu Phytra!"

"Eh itu panjang banget syuting itu. Sampai tertidur saking capeknya. Nah, pas tidur itu mimpinya aneh. Kayak ada gempa pas kita kumpul, terus aku bawa kayak shuriken sama dagger gitu, terus-"

"Sebentar, yakin lu bawa dagger? Sampai segitunya."

Sementara itu, Slepy terbangun---siuman---dari pingsannya.

"Eh Sleeep, kamu mimpi aneh gak sebelum tiba-tiba datang ke ruang bola berasap yang katanya Dragon nguap, terbang dan ngebul?" Aku bertanya kepada Slepy sebelum perdebatan antara Dragon dan Phytra berhenti. Terdengar kemarahan Dragon terhadap jawaban Phytra yang ngelantur.

"Mimpi ya? Hmm..." Slepy membalasnya.

"Iya sebelum masuk ruang bola besar tadi."

"Bola gede ya?"

"Ya."

"Ya, aku mimpi hebat sampai tidak terbangun dan saat terbangun aku melihat kalian. Pertama gempa, lalu ada peperangan yang akunya lagi bawa AWP gitu."

"AWP?"

"Sejenis senjata api."

"Eh lihat Dragon ama Phytra debat gak henti-henti. Datengi yok." Slepy mengajakku untuk mendatangi mereka yang berdebat.

"Hoy kalian bicarain apa sih, sampai marah-marah?!" Slepy mengagetkan mereka.

"Ini nih, Phytra ngotot bawa dagger dimimpinya." Dragon membuka topik debatnya yang tidak terlalu penting.

"Suka-suka gue, itu mimpi gue, ngapain lo protes?!" Phytra membalasnya dengan penuh amarah.

"Emang lu bisa pakek dagger? Itu susah banget kali."

"Eh, kata siapa gak bisa?"

"Kata-"

"Eh udahan deh, gak penting banget omongan kalian, Distrik lain mungkin udah jelajahin ini hutan! Ayo jalan aja!" Aku berusaha mengakhiri, walau akhirnya setelah pertengkaran tak berujung, berakhirlah perdebatan mereka.

Kamipun berjalan menelusuri hutan gelap ini.  Gelap, penuh lumpur, hijau, seram, itulah beberapa kata yang dapat mengungkapkan hutan ini. Sepertinya beragam monster juga tinggal di tempat seram ini. Lalu kami melihat beberapa sosok manusia....

Distrik lain.

"Hooy! Siapa disana?" Aku memanggil mereka. Mereka tampak tidak mendengar kita. Tetapi ada balasan. Berbeda arah. Bukan dari sosok yang kita teriaki.

"Dikananmuu! Aku disinii!" Suara balasan itu berasal dari kanan kami. Sedangkan yang kami lihat tadi berada di serong kiri depan kami.

Kami segera mendatangi sumber suara itu. Ya, ada 4 orang yang berasal dari Distrik 16.

"Kalian Distrik 16?" Dragon bertanya kepada seluruh anggota Distrik yang kami jumpai.

"Darimana kau ta-" sebelum sempat menjawab, nampak sesosok makhluk berkaki 10 yang ukuran kakinya sama dengan panjang tubuhku. Panjang tubuhku saja 180 cm.

"Nanti saja perkenalannya!" Dragon meakhiri pembicaraan dan segera mengeluarkan sebilah pedang. Yang lain juga mengeluarkan senjata mereka.

"Serang saja laba-labba kw  Ini!

***

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Pertama, admin ucapin terimakasih kepada reretaca karena udah hilangin kejadulan admin... dan kepada para readers, jasa kalian tak terbalaskan!

Penasaran wujud asli monster yang ditemui 16 dan 20?? Ikuti aja cerita ini!

Readers : adminnya jarang update tuuh

Author : gue kena wb guys!

Readers : nih rasain sumbatan biskuit yaya!

(Pingsan seketika)
Ikuti kelanjutan ceritanya yaa!













eh numpang promosi dong, follow instagram gue @its_abidspam, satu buah follow sangat berarti bagi author
NB : Jangan dilihat foto profilnya. Sekali lagi, jangan dilihat!!




Four Heroes : A Minecraft Story (1st Edition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang