[3] Hanya aku (Akashi Seijuuro<yandere>)

1.6K 114 7
                                    

Akashi POV

"(F/N)-chan nanti pulang sekolah kau harus pergi bersamaku"

"Tapi Sei, bukankah nanti kau ada rapat OSIS kemudian latihan basket?"

"Ya, memangnya kenapa?"

"Aku harus pergi ke toko buku bersama Tanaka-kun"

"Kau menolakku? aku yang akan mengantarmu"

"Ketika kau pulang pasti toko bukunya sudah tutup"

"(F/N)-chan kau jangan pergi dengannya dan kau tidak boleh menolakku. Apa kau tahu akibatnya jika menolak perintah Akashi Seijuuro"

"Sei, kumohon jangan seperti ini, kau ini terlalu protective. Kau mengizinkan atau tidak aku akan tetap pergi bersama Tanaka-kun. Sudahlah aku harus pergi"

"(F/N) kau akan menyesal telah menolakku" ucapku dengan seringaian yang sangat ditakuti oleh banyak orang.

***

"Sei-chan ada apa denganmu?. Dari tadi kau membuat kesalahan"

"Ya Akashi aku setuju dengan Reo-nee. Kau sama sekali tidak konsentrasi"

"Itu benar Kotarou. Sepertinya aku harus menyelesaikannya dan menyingkirkannya sekarang" ucapku lalu pergi meninggalkan gymnasium.

Toko buku...

"Pasti (F/N) dan pemuda sialan itu berada di dalam toko buku ini. Lebih baik aku memeriksanya"

Baru beberapa langkah memasuki toko, aku sudah melihat adegan yang sama sekali tidak kusukai. Pemuda yang bernama Tanaka itu memeluk kekasihku dari belakang. Dan (F/N) hanya diam saja tidak mencoba untuk memberontak. Apa (F/N) menyukai pemuda itu, jelas-jelas dia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan denganku. Jelas aku lebih tampan, keren, dan tentunya ABSOLUT. Rasanya seperti ditikam ribuan pedang. Sungguh menyakitkan. #Akashi kok jadi lebay banget ya reader#

"(F/N) apa yang kau lakukan?. Apakah ini alasan kau menolak ajakanku?. Kau mengkhianatiku (F/N) "

"Se-Sei ini tidak seperti yang kau lihat. Percayalah Tanaka-kun pasti tidak berniat seperti itu. Benar bukan Tanaka-kun?"

"Maaf (F/N) jujur aku menyukaimu dan kau pernah bilang jika terkadang kau merasa tersiksa dengan Akashi. Jadi apa aku bisa menggantikan posisinya?" pemuda itu lalu memegang pipi (F/N) dengan lembutnya.

"Ta-Tanaka-kun apa yang kau lakukan. Lepaskan tanganmu... Lepaskan tanganmu!!"

Pemuda ini memang sudah bosan hidup. Baiklah aku turuti keinginannya. Segera kukeluarkan gunting merah dari saku celanaku.

Ckriss...

"Sei apa yang akan kau lakukan?"

"Diamlah (F/N). Aku akan membuatnya menyesal"

Perlahan-lahan aku mendekati pemuda itu sambil menyeringai. Ekspresinya menunjukkan bahwa dia sangat ketakutan.

"Yang berhak menyentuh (F/N) hanyalah aku seorang. Dan bagi siapapun yang menyentuhnya akan kuberi pelajaran"

Jleb...

Sasaranku tidak pernah meleset dan kali ini guntingku mengenai perut pemuda tadi dan darah mengalir deras.

Didalam toko buku ini memang tidak ramai dan tidak ada CCTV yang terpasang.

"Sei!!! Apa-apaan kau? kau bisa membuatnya terbunuh"

"Bukankah kau tahu semua perkataan dan perbuatanku benar karena aku ABSOLUT"

Rasanya menyenangkan sekali melihatnya menderita dan meringis kesakitan. Aku segera mengambil paksa guntingku yang masih menancap diperutnya. Melihat semua ini terasa memuakkan. Aku menarik tangan (F/N) dan membawanya keluar.

"Cukup!!! sampai kapan kau akan seperti ini?. Kau selalu melukai setiap orang yang mendekatiku. Aku merasa sangat terganggu dengan semua sikapmu. Lebih baik kita akhiri hubungan ini Sei"

"Tidak aku tidak mau"

"Ini semua harus berakhir. Mungkin saja jika nanti ada orang yang mendekatiku kau juga akan melakukan itu lagi. Dan aku sudah tidak sanggup melihatnya" setelah mengatakan semua itu dia pergi meninggalkanku. Aku tahu apa yang harus kulakukan dan (F/N) hanyalah milikku selamanya-selamanya-selamanya.

Keesokan harinya...

Sudah hampir sepuluh menit aku menunggu (F/N) didepan kelasnya karena aku berada di kelas 1-1 sedangkan dia berada di kelas 1-2. Tapi kemudian dia datang juga.

"(F/N) aku ingin berbicara denganmu"

"Tidak ada yang bisa dibicarakan lagi Akashi-kun. Aku sudah menyerah"

Aku menyeringai dan menatapnya tajam. "Ikut aku!!" aku menarik tangannya secara paksa.

"Ittai-ittai Akashi-kun, lepaskan aku"

Aku melepaskan tangannya ketika sudah berada di atap. Memang itu tujuanku dan masih ada kejutan disana.

"Apa ini yang kau sebut dengan cinta? kau menyakitiku Akashi"

"Apa kau menderita?" tanyaku masih dengan seringaian.

"Sangat!! Aku menyesal telah mencintaimu dan mungkin lebih baik aku menerima pernyataan cinta Tanaka-kun saat itu. Aku benar-benar menyesal"

"Ini yang terakhir kalinya maukah kau kembali padaku?"

"Tidak aku tidak mau dan tidak akan mau"

"Tidak ada yang boleh menentangku, menolakku ataupun membantahku. Aku akan membunuh siapapun yang melakukan itu walaupun itu orang tuaku sendiri. Dan termasuk kau (F/N)"

"Kau gila Akashi KAU GILA!!!"

"Dan kau yang telah membuatku gila" aku mendekat dan mendekat kearahnya. Dia terlihat ketakutan.

"Kau tidak bisa lari (F/N)" kataku ketika tubuh (F/N) sudah berada di pojok dan aku menguncinya dengan kedua tanganku.

"A-Akashi apa yang akan kau lakukan?" tanyanya gugup.
"Ini gila.... Hentikan semua ini, kumohon... " Dia mulai meneteskan air mata dan aku semakin tak tahan melihatnya. Tanpa berpikir panjang kutancapkan guntingku tepat diperutnya"

"Aishteru (F/N) dakara... jika aku tidak bisa memilikimu maka tidak ada seorangpun yang berhak atasmu"

"Ka-kau gi-gila A-ka-shi....Kuharap kau sadar suatu ha-hari nanti dan a-"
perkataannya terputus karena (F/N) telah pergi.

"Oyasumi.. (F/N)"

***

"Sei-chan benda apa yang kau bawa? Apa itu lucky itemmu?" tanya Mibuchi.

"Akashi, sejak kapan kau menjadi seperti wortel dari Shutoku?" tambah Eikichi.

"Ini mata"

"Sei-chan itu terlihat mengerikan. Seperti nyata"

Gaje banget ya??!!.....

Sedikit gugup nulis cerita ini dan sebenarnya aku nggak terlalu suka cerita tentang seorang psikopat.

Tolong Vote ya reader... Yang baik, cantik atau ganteng...

Hieka 📝🍱

Oneshoots Kuroko No Basuke Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang