[9] Sakurai X Reader (2)

585 38 6
                                    

"(L/N) apa kau menyukai Imayoshi-san?"

"Kenapa kau bertanya seperti itu Ryo-kun?"
"Iya, aku memang menyukai Imayoshi-senpai. Tapi aku tidak tahu dia menyukaiku atau tidak"

                          _"_"_"_

Aku dan Aomine-san sedang berada di perpustakaan. Jarang atau mungkin tidak pernah aku melihat Aomine-san pergi ke perpustakaan. Waktu istirahat selalu dia habiskan untuk tidur di atap atau pergi ke kantin. Aku tidak mengajaknya tapi ketika aku datang dia sudah berada disana. Bukan, Aomine-san tidak membaca buku tapi tidur dengan tangan yang terlipat dimeja. Aku duduk  didepannya sambil membaca buku sejarah.

"Oh..Ryo, apa yang kau lakukan disini?"

"Sumimasen.. Sumimasen. Aku mengganggu Aomine-san"

"Urusai! . Aku tidak merasa terganggu!"

"Aomine-san apa kau pernah menyukai seseorang?"

"Hah?! Maksudmu?"

"Sumimasen.. Sumimasen pertanyaanku aneh. Tapi apa Aomine-san pernah menyukai seseorang?"

"Tidak untuk saat ini"

"Aomine-san dan Momoi-san tidak saling menyukai?"

"Kami hanya berteman. Kau menyukai seseorang?"

"Ha'i..tapi dia menyukai orang lain"

"Kasihan..siapa orang itu?"

"Orang yang kusukai.  Tidak akan kuberitahu"

"Bukan, tapi orang yang disukai oleh orang yang kau sukai"

"Sumimasen..aku tidak bisa memberitahukan padamu Aomine-san"

Suasana menjadi hening beberapa detik. Aku ingin memberitahu tapi juga tidak ingin memberitahu.

"Ryo, tapi sepertinya kau ingin memberitahuku" ucap Aomine-san yang sepertinya dia tahu maksudku.

"Di-dia pandai dan menyeramkan. Sumimasen..hanya itu yang bisa kuberitahu"

"Dai-chan!!!" teriak Momoi-san sambil berlari menuju Aomine-san.

"Urusai Satsuki, ini perpustakaan"

"Aku mencarimu dari tadi ternyata kau di perpustakaan. Hahaha...bermimpi apa kau tadi malam sampai-sampai mau pergi ke perpustakaan?"

"Itu tidak lucu" balas Aomine-san.

"Kalian membicarakan apa?. Sepertinya seru"

"Ryo menyukai seseorang"

"A-Aomine-san" aku sedikit malu mendengar perkataan Aomine.

"Hontou?. Wah..aku penasaran, jadi siapa yang kau sukai?"

"Tapi dia bilang dia menyukai orang lain yang pandai dan menyeramkan. Kalau menurutku sih itu Akashi"

"Baka! . Kau kira Sakurai itu seorang gay?"

"Aomine-san bukan begitu maksudku. Orang yang kusukai menyukai orang lain. Dan orang itu pandai dan menyeramkan"

"Lalu, sekarang bagaimana?" tanya Momoi-san.

"Aku tahu, kau ungkapkan saja perasaanmu padanya hari ini"

"Dai-chan..bagaimana caranya?"

"Dengar Ryo. Pertama kau beri dia surat cinta dan letakkan itu dilokernya, walaupun cara ini sedikit klasik tapi bukan masalah. Kedua disurat itu kau jangan ungkapkan perasaanmu, cukup tulis bahwa kau ingin bertemu diatap sekolah ketika pulang sekolah la--"

"Sumimasen Aomine-san karena aku memotong penjelasanmu. Tapi diatap pasti ada Aomine-san"

"Tch, sudah jelas aku tidak akan kesana. Yang ketiga ketika dia datang kau jangan gugup ataupun ragu untuk mengatakan isi hatimu. End, sudah selesai. Bagaimana ideku hebat bukan?"

"Dai-chan tumben pintar" puji Momoi kepada Aomine.

Skipp...

Aku melakukan semuanya sesuai dengan intruksi Aomine-san. Diam-diam kuletakkan sepucuk surat didalam loker milik (L/N). Pada awalnya aku ragu dan sedikit takut jika dia melihatku lebih dulu sebelum aku berhasil melakukan rencana yang pertama. Tapi semuanya aman.

Kring...

Bel pulang berbunyi, segera kurapikan buku-buku lalu memasukkannya kedalam tas dan bergegas pergi ke atap.

Aku menunggunya cukup lama sekitar 15 menitan. Ini adalah langkah yang terakhir. Aku berusaha membuatku tidak takut atau gugup apalagi ragu untuk mengatakan segalanya.

Dia datang, ekspresi wajahnya menunjukkan bahwa dia kebingungan. Mungkin didalam hatinya dia bertanya 'kenapa Ryo-kun ada disini?'. Mungkin seperti itu.

"Ryo-kun kau yang mengirimkan surat itu padaku?" dia mulai berjalan mendekatiku. Itu membuatku semakin gugup.

"I-iya...i-itu aku yang meletakkannya di lokermu"

"Katakan Ryo-kun ada apa?"

"(L/N)             sebenarnya...aku..aku..sebenarnya.." keraguan itu masih ada didalam diriku. Karena memang aku tidak terlalu yakin.

"Ryo-kun..cepat katakan!"

"Aku menyukaimu. Dan maukah kau menjadi kekasihku?" 'darimana aku punya keberanian itu?. Aku masih tidak percaya kalau aku bisa mengatakan hal seperti itu' batinku.

"Gomen..aku tidak bisa"

'Aku ditolak' kataku dalam hati.

"Nandemonai..." aku tersenyum, senyum yang dipaksakan.

"Sumimasen Ryo-kun. Bukannya aku tidak menyukaimu, tapi aku menyukai orang lain dan aku sudah berpacaran dengannya"

"Selamat..."
"Sumimasen...aku harus pergi karena Aomine-san menungguku. Ja.." aku melangkahkan kakiku meninggalkan (L/N).

"Apa kau tidak ingin tahu siapa dia?" tanya (L/N). Aku berhenti.

"Imayoshi-san" setelah menjawab pertanyaannya aku pergi dengan kecewa. Terkadang harapan tidak seperti kenyataan.

"Gomen Ryo-kun"

End..

Ceritaku judulnya ganti jadi oneshoots. Tapi aku rasa ini bukan oneshoots karena ada cerita yang bertahap. Tapi...sudahlah

Oh ya Hieka mau kasih pesan sama para reader 'Jangan terlalu berharap atau berkhayal. Terkadang harapan itu akan menghancurkan diri sendiri'

Udah itu aja...
Vote ditunggu..

Hieka 📝🍱

Oneshoots Kuroko No Basuke Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang