"Nona, kami akan segera tutup."
"Iya, saya tahu jalan pulang." Chloe memejamkan matanya, menahan migrain yang teramat dahsyat menyerang kepalanya.
"Apa anda mempunyai kontak yang bisa saya hubungi? Anda sepertinya tidak baik-baik saja."
Chloe mengambil ponselnya dan mencari nama seseorang yang sangat ingin ditemuinya saat ini. "Tolong katakan padanya," jawab Chloe sambil memberikan ponselnya pada sang bartender.
Sang bartender menekan tombol panggil dan tanpa diduga William mengangkat pada dering kedua. "Halo, Nona Chloe sedang berada disini. Apakah anda dapat membawanya pulang? Sebentar lagi club kami akan tutup."
"Baiklah, saya akan kesana." Sang bartender memberikan ponsel Chloe kembali, lalu melanjutkan pekerjaannya.
"Apa yang dikatakannya?"
Sang bartender menjawab dengan gugup. "A-anda harus menunggu sebentar."
*
Jo menatap layar laptopnya ketika ponselnya berbunyi menampilkan nama William.
"Lo belum pulang, kan?" William menyerangnya tiba-tiba dan Jo dapat mencium gelagat aneh dari sepupunya ini.
"Sudah," ucapnya bohong.
"Bohong! Tolong bantu gue, Jo. Ini menyangkut hidup dan mati gue. Gue nggak mau terlibat apapun lagi."
"Ada apa?"
"Chloe, dia ada di club dekat kantor lo. Tadi bartender telepon gue dan minta gue buat jemput Chloe. Dan, gue gak bisa."
Jo mendengus keras. "Kerjaan gue masih banyak. Lagipula, club-nya akan tutup dan tidak banyak orang yang akan mengenal kalian."
"Bukan itu masalahnya, Jo. Chloe is the most adorable woman that i've ever meet."
"Terus kenapa lo selingkuhi dia?"
Skakmat. William terdiam. "Karena suatu kenyataan yang gue belum bisa terima. Gue cuma takut jatuh ke dunia dia lagi, Jo."
"As you know, damn it!"
William tersenyum senang. "Gue tahu, lo akan membantu gue, Jo. Thanks to you."
Jo memutus sambungan dan meninggalkan ruangannya. Beberapa menit kemudian, dia sudah sampai di club sesuai informasi William. Jo melangkahkan kakinya menuju club yang sudah sepi, pandangannya langsung tertuju pada seorang wanita yang sedang tertidur di salah satu kursi bar dengan kepala yang terkulai lemas di meja.
Jo mendekat dan dia dapat melihat dengan jelas wajah seorang aktris dan model terkenal yang baru-baru ini terlibat perkelahian dengan mantan pacarnya sendiri.
"Apakah anda yang bernama William?"
Jo mengiyakan, lagipula bartender ini tak mengenal siapa William. "Saya akan membawanya pulang."
"Baiklah, akan saya bantu, Tuan."
Jo memapah Chloe menuju mobilnya dengan bantuan bartender tadi. Dia memberikan tip sebelum masuk dan melajukan mobilnya.
"Willi, i miss you," ucap Chloe tiba-tiba bergelayut manja di lehernya. "It's been a week when you cameback from England and you dumped me," ucapnya lagi dengan sedih.
Jo melepaskan lengan Chloe di lehernya dan mendorong tubuh wanita itu.
"I'm not William."
"So, who are you?" Chloe mengerjapkan matanya berulang kali. "Look like an angel, so cute."
Jo terkejut dan membantah kesal. "I'm not cute!"
Chloe menyentuh lengan Jo secara tak sadar. "You're cute, more than that bastard."
Jo kembali terkejut. Belum lima menit yang lalu wanita ini meminta William agar kembali padanya, namun sekarang dia memuji dirinya seperti malaikat dan menyumpah sepupunya.
"Errr where is it?"
"Your home," jawab Jo jujur.
"No! I dont wanna go back, my father will kill me if i go home like this. Owh!"
Jo memegang lengan Chloe berusaha menarik perhatian wanita itu. "Kamu sudah sadar?"
"Uhm," balas Chloe sambil mengangguk layaknya peliharaan yang amat patuh.
Jo menggeleng lalu kembali melajukan mobilnya. "Where do you wanna go to? I'll take you there," ucapnya dengan sabar.
Sementara itu Chloe kembali terlelap di sebelah Jo tanpa mendengar pertanyaan pria itu sebelumnya.
"Okay, you want this, woman."

YOU ARE READING
DOLLARS MAN
Romansa"Aku tidak pernah memaksa seorang wanita sebelumnya. Tapi kali ini aku akan membiarkan kamu memilih. Cium aku atau berlari dari tempat ini. Aku akan menghormati keputusan kamu dan aku pastikan untuk tidak mengusik kehidupan kamu hingga saatnya tiba...