Pagi itu kelas 12 IPA (F)di hebohkan dengan video yang beredar di media sosial milik mereka. Bukan hanya anak 12 IPA, bahkan Video itu beredar di seluruh sekolah.
Video yang membuat Prilly cemas bukan main. Berbeda dari yang lainnya, yang hanya melihat dari Smartphone mereka. Prilly menyaksikan langsung kejadiannya. Walau bukan hanya dia saja, karena saat itu yang menonton cukup banyak.
M. Zidan Arkali sang captain basket cidera akibat permainan kasar dari pihak lawan. kemungkinan besar pertandingan selanjutnya ia tidak bisa mengikutinya.
Bahkan Mading sekolah pun ikut memberitakan sang Captain basket itu. Lagi - lagi Prilly terlihat gelisah. Gadis itu begitu hawatir terhadap cowok yang sejak masuk sekolah sudah ia kagumi.
"Prilly!!"
Panggilan itu membuat Prilly menoleh. Terlihat gadis cantik itu terengah - engah karena sehabis berlari.
"Kenapa Ca?? Lo sampe ngos - ngosan gitu??"
Prilly yang melihat Oca terengah engah itu pun mengajak sahabatnya untuk duduk.
"Gawat Prill, gawat!!"
"Apa yang gawat, Oca?"
"Ali.. Ali bakal di cabut jabatannya sebagai Captai. Hah!!" ucap Oca yang masih terengah.
"What?? Kok bisa??"
"Iya, Bisma yang nuntut dia ke pelatih. Katanya, Ali adalah penyebab tim sekolah kalah!"
Bukan, bukan Ali penyebab kekalahan itu. Prilly tau, Prilly lihat. Dengan cepat Prilly bangkit untuk mencari sosok yang sangat ia hawarirkan.
"Ehh, prilly lo mau kemana??"
Teriak Oca yang melihat Prilly pergi namun tak di hiraukan Prilly yang sudah menjauh pergi.
Sesampainya di sebuah ruangan yang cukup besar itu, Prilly melangkah masuk dan melihat sosok yang ia cari sedang berdiri di tengah lapangan. Prilly dapat melihat pergelangan tangan kanan cowok itu yang diperban.
Dengan hati - hati , Prilly mengambil posisi paling atas bangku penonton. Ia selalu memperhatikan cowok itu dari posisi ini.
"Gue yakin lo akan tetep jadi captain Li, lo captain gue." Gumam Prilly pelan.
Ali yang memegang bola basket di tangan kirinya sedikit menyadari orang lain yang berada di bangku penonton.
Seorang gadis mungil dengan kuncir kudanya. Dia selalu ada, tapi tak pernah mendekat. Tapi, bagi Ali itu tak masalah. Toh dia tak menggangu bagi Ali, jadi Ia tak perlu risih dengan cewek itu.
Ali melempar bola basket itu ke dalam ring dengan tangan kirinya.
Tranggg....
Bola itu masuk dengan mulus menyentuh lantai lapangan tanpa hambatan, meski ia mengenakan tangan kirinya.
Ali membalikan badannya menatap seseorang yang menatapnya tanpa berkedip itu. Saat mata mereka bertemu, terlihat gadis itu menubukkan kepalanya dan berlalu pergi. Sepertinya ia terkejut dengan Ali yang menyadari kehadirannya.
Ali terkekeh kecil. Selalu seperti itu."Gue jadi penasaran sama lo."
Ucap Ali lirih seraya tersenyum.***
Prilly pergi meninggalkan Ruang Basket itu. Setidaknya ia masih melihat wajah Ali yang terlihat tenang, bahkan ia tersenyum manis. Bukan hanya itu, Ali juga menatapnya tadi hingga membuat prilly salah tingkah dan langsung meninggalkan Ali disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love My Captain 2
Romancemengagumi dalam diam, hanya itu yang mampu Prilly lakukan. hanya untuk melihat sang captain basket, ia harus bersembunyi. pada kenyataannya banyak orang yang terang - terangan meneriakkan namanya atau bertemu, menyapa langsung. tapi bagi prilly ia t...