Special Part (Beril - Kila)

9.2K 357 95
                                    

Ciye ada spesial part :v
Btw, ada yang ngeh dengan kehadiran Beril di cerita ini gak seeeh? Itu lho adik kesayangannya Kenzie wkwkwk.
Part ini khusus nyeritain dia sama cem-cemannya. Latar waktu kira-kira berbarengan dengan kepulangan Kenzie waktu itu.
Oke, enjoy this part :*

***

Ava sengaja menggigit biskuit itu dengan keras sehingga menimbulkan bunyi yang berharap sampai ke telinga Kila. Hal itu terus ia lakukan sampai beberapa biskuit milik Tifa sudah nyaris habis. Tapi, reaksi yang ia tunggu-tunggu dari sang kakak belum juga diterima.

Sekali lagi Ava melemparkan pandangan ke Kila yang duduk di atas sofa. Kakaknya duduk tercenung menghadap TV, sementara ia duduk di atas karpet, menemani Tifa yang masih asyik memainkan boneka-bonekanya.

Mendapati reaksi kakaknya yang begitu-begitu saja, Ava kembali memusatkan perhatian ke Tifa. Sebuah senyum simpul muncul di bibirnya.

Bukannya Ava tidak tahu alasan dari diamnya si kakak beberapa waktu belakangan ini. Bahkan setelah ia terang-terangan memakan banyak biskuit milik Tifa di depan Kila pun, si kakak tetap tak bereaksi. Seolah tidak menyadari tingkah Ava yang biasanya bisa menyulut kemarahannya itu.

Ava putuskan untuk sama seperti kemarin-kemarin, membiarkan sang kakak dengan segala perasaan yang berkecamuk. Tidak akan ia usik dulu si kakak. Dan sebagai wujud nyatanya malam ini, ia biarkan Kila yang berdiam diri, lalu kembali ke kesibukan mengajak Tifa bermain.

Tanpa Ava sadari, Kila melemparkan lirikan ke adiknya. Ah, dia bukannya tidak sadar dengan Ava yang memakan biskuit bayi itu. Tapi hanya saja ia rasanya terlalu malas untuk menegur si adik. Oleh karena itu ia biarkan saja si Ava.

Mengalihkan pandangan, Kila menoleh ke jam dinding. Sudah jam delapan lewat. Malam Minggu ini tidak ada si tamu yang biasanya hobi sekali menyetor muka.

Kila menghela napas kasar. Mengingat Beril langsung saja membuat perasaan menjadi campur aduk. Sekaligus mengingat bagaimana tingkah si makhluk astral itu yang ditambah dengan si Azizah.

Argh. Entah kenapa Kila merasa dua makhluk itu sengaja bekerja sama mengacaukan perasaannya beberapa hari ini. Selama beberapa terakhir ini, Kila menahan perasaan dengan menahan hati melihat kedekatan Beril dan Azizah. Belum lagi ditambah segala celotehan Azizah setelah kepergian Beril. Benar-benar bikin pusing.

Tapi … tanpa bisa Kila hindari, juga ada perasaan yang lain menyusup ke hatinya. Kali ini, tak bisa ia pungkiri kalau ia merindukan kehadiran cowok itu. Kehadiran cowok itu yang hanya untuknya. Bukan untuk yang lain.

Dan satu detik setelah Kila mengalah pada perasaannya, cepat-cepat ia menggelengkan kepala keras-keras. Astaga. Bisa-bisanya pemikiran itu terlintas.

Kila mencebikkan bibir, lalu memijit dahinya pelan. Kenapa bisa begini? Kenapa perasaan kampret itu hadir? Apa karena beberapa hari ini Beril jadi mulai menjauh dari dirinya? Karena Beril tidak lagi merecoki hidupnya? Karena Beril sibuk dengan si Azizah, Azizah yang merupakan teman dia sendiri?

Pusing dengan segala pertanyaan itu, lagi-lagi Kila menghela napas kasar.

Kali ini, mau tak mau harus ia akui kalau ia rindu. Dengan atau tanpa persetujuan logikanya.

Menyerah untuk berdebat dengan diri sendiri, Kila sandarkan punggung di sofa. Lelah, ia pun memutukan untuk tidak mau memikirkannya lagi. Kila lalu mulai memfokuskan pandangan ke layar televisi. Namun baru beberaa detik, suara ketukan pintu kembali membuat fokus Kila pecah.

Voloti (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang