sebelas

373 24 7
                                    

gue masih di galerinya Sonny. gue malas pulang, ngapain gue pulang kalo nanti malah berantem sama Mama.

"lu ga pulang?" tanya Sonny yang menghampiri gue.

"lu ngusir gue?" gue tanya balik.

"dih malah ngegas. gue nanya oiy. lagian gue ga mau pulang. sono dih pulang"  katanya sambil ngedorong gue sedikit.

"gue ga mau pulang, please. ijinin gue disini ya" mohon gue.

"jangan! nanti disangka macem macem ah, sama orang" ucapnya.

gue mengerucutkan bibir gue.

"lu harus percaya diri kalo ngadepin masalah sendiri" katanya melembut.

"tapi gue..."

"gue tau lu ga mau dijodohin sama gue, tapi ga usah lari dari kenyataan"  ucap Sonny.

"hah? maksudnya gue iyain kata Tante Moreau?" tanya gue kurang paham.

"hdue bukan.  maksudnya perjuangin cinta lu lah" jelasnya.

"oh"

"iya kira kira begitu"

suasana hening tercipta.

"iyaudah gue pulang ya, dah" kata gue singkat lalu keuar dari galeri Sonny.

*****

"aku pulang" seru gue lemas setelah sampai di rumah.

"Nak, kami mengkhawatirkan kamu. darimana saja?" tanya Mama.

"dari galeri Sonny, Ma" jawab gue.

"kamu udah ngomong sama Sonny?" tanya Ayah.

"malah Sonny yang ngomong sama aku, katanya ga usah ada perjodohan. biarin aja" jawab gue.

Mama sama Ayah malah saling lihat.

"iyaudah ya, Ma, Yah. Marchel nngantuk. selamat malam" kata gue langsung pergi ke kamar.

"ohiya Nak. undang Martin buat pesta tahun baru ya" kata Mama.

gue tersentak "yang bener, Ma? ahh makasih Ma" gue langsung balik dan meluk Mama sama Ayah "yaudah, aku masuk dulu ya, dadah" kata gue langsung berlari lari senang.

*****

"Martin please yaa dateng ke rumah gue please, pleasee"

daritadi gue mohon mohon masih belum dapet jawaban dari Martin. ngomong ngomong gue lagi ditempat tongkrongan Martin.

"buat pesta tahun baru? kok ngundang gue?" tanyanya.

"iya Mama yang undang. dateng yaa please??"

"iya deh" katanya.

"yeaaay" gue refleks langsung peluk Martin.

Dia membalas pelukan gue.

"Gue tunggu ya, jangan lupa jam 10 malam harus sudah sampai rumah" kata gue diakhiri mengedip mata kanan.

Lalu gue pergi meninggalkan Martin bersama teman temannya.

Skip malam menjelang pergantian tahun...

Martin mana sih? Hampir jam 10 masih belum datang juga. Biasanya dia selalu datang sebelum tepat waktu.

Gue duduk di balkon sambil ngeliatin suasana malam kota Jakarta. Seringkali gue menghembuskan nafas yang menandakan kalo gue bosan.

"Marchel!" Kaya suara Martin.

Kok teriak? Emang dia dimana?

Gue menoleh keseluruh tempat terdekat gue.

In The Name Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang