Villa keluarga Ristiawan -chapter2-

75 6 0
                                    

With or Without A Word
-chapter2-

"Jadi gimana?" mataku menyipit mendengar pertanyaan spontan dari Anyan. Aku tidak mengerti, apa yang sedang dibicarakannya.

"Gimana apanya?"

"Robi. Kata Chereen kalian jalan kemarin" Mata Anyan berbinar. Chereen? Orang yang lebih dulu tau semua gosip heboh yang beredar di Bakti Mulya. Ya, aku sangat mengenalinya.

Mataku menatap Anyan penuh selidik "Sejak kapan lo bergaul ember bocor itu?"

"Gue cuma denger tadi. Jadi gimana?"

Tidak ada salahnya memberitahu Anyan.
"Robi? Dia gak secuek yang kalian kira" ucapku sembari memainkan ponselku

"Serius lo?!" Tiba-tiba Aeri bertanya dengan mata elangnya.

"Menurut gue, sebagai seorang cowo dia cukup gentle" ucapku seadanya.

"Aih! Andai waktu itu gue yang nembak dia duluan" umpat Anyan. Ia menghantam pundakku dengan telapak tangannya.

"Sak-" aku tau sekarang, alasan Anyan memukulku sangat kencang tadi. Itu karena-

"Robi!" pria bermata hazel itu mengangkat kedua alisnya. Tatapannya tidak sehangat kemarin, ia kembali ke sifat aslinya.

Wajahnya ia palingkan, seperti tidak terjadi apapun, ia melangkah pergi menuju bangkunya tanpa menyapaku sekalipun. Garis bawahi kalimat terakhirku! tanpa menyapaku. Oh ayolah, aku bukannya berlebihan. Tapi kita pacaran dan dia bahkan tidak lagi berperilaku seperti apa yang dilakukan oleh pasangan lain.

"Lo yakin dia gak secuek yang gue bayangin?" Salwa menyikutku. Suaranya ia pelankan, jika tidak. Robi akan mendengarnya. Itu karena pengaruh bangku, ia duduk tepat di belakang Salwa.

Dan harus kalian tahu, dia sebangku dengan Anggita. "Pagi Robiiii!" Anggita mulai berkicau. Menyapa Robi. Ayolah, semua orang tau ini masih pagi. Dan Robi bukan anak kecil lagi, yang mesti di sapa setiap saat. Lagipula apa kenapa aku peduli? Biasanya tidak seperti ini.

"Nasi goreng seafood buatan gue khusus buat lo" bohong besar! waktu mapel tataboga kemarin dia hampir saja membakar sekolah dengan tangannya. apa dasarnya ia mengatakan kalau nasi goreng itu buatannya?

"Gue alergi seafood" suara bariton yang hampir membuatku tertawa. "Oh yaudah. Kalau gitu, seafoodnya dibuang aja" apa dia tidak menyadari, ada aku disini.

"Gue gak laper" Anyan akhirnya mengeluarkan tawanya yang sudah sekian lama ia tahan.

"Daripada tu makanan mubazir karena ditolak mulu mending lo kasih ke gua dah" Anyan memulai perkara.

"Kaga! Gue buat ini khusus buat my baby Robiii"

"Hah! Emang Robi bayi lo" Anggita lebih memilih diam ketimbang menghadapi Anyan yang sudah beberapa kali menjuarai ajang lomba debat. Karena pada akhirnya ia akan dipermalukan sendiri oleh Anyan

SKIP
Author POV

"Coklat buat kakak!" ucap seorang gadis berbando pink.

Pria itu, Robi menatap sekilas gadis yang berada dihadapannya sekarang, ia mengambil alih coklat yang disodorkan gadis itu.

"Untuk pertama kalinya. Robi nerima sesuatu dari cewe!" Anyan meracau. Yup! Alya dan Anyan sedang mengamati Robi dan gadis berbando pink tsb.

"Nyann, Jadi apa tujuan lo ngamatin mereka?"

"Ya cuma cari tahu aja, siapa tau Robi nyelingkuhin elu" berlebihan. Bahkan aku tidak terlalu memperdulikan hal tersebut tapi kenapa dia yang sibuk?

With or Without A Word Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang