Ave dan teman-temannya berjalan menuju ruang Kepala Sekolah dengan santai, tentu saja apa yang perlu ditakutkan? Selama ada Aillen dan Ave semua nya akan baik-baik saja.
"Jadi, apa yang bakalan lo pake buat nutup mulut sekaligus mengendalikan sekolah ini Ve?."tanya Agatha
"Liat aja nanti." Ucap Ave menunjukan smirk miliknya.
"Lo buat gue penasaran Ave."ucap Jenny penasaran. Sedangkan dibalas dengan senyuman misterius oleh Ave.
Tok tok tok
"Masuk." Ucap suara dari dalam ruangan.
"Ah kalian, kemarilah duduk ada yang ingin saya bicarakan." Ucap Kepala Sekolah.
"apa yang ingin anda bicarakan?" tanya Ave, to the point. Ia memang tidak suka berbelit.
"Ini mengenai Lydia. Mengapa tersiar kabar berita mengenai meninggalnya seluruh keluarga Christ? Apa kalian terlibat? Jika iya itu termasuk tindakan Kriminal." Jelas Kepala Sekolah.
"Bapak punya bukti jika kami yang melakukan?." Tanya Agatha.
"Bapak jangan asal nuduh dong." Ucap Jenny.
"Tapi ini aneh sekali, kenapa bertepatan dengan insiden pembullyan kalian kepada Lydia?. Hal ini menyebabkan nama sekolah dipandang buruk oleh beberapa wali murid." Ucap Kepala Sekolah.
"Jadi mau Bapak apa?."tanya Ave.
"Mau tidak mau kalian harus dikeluarkan." Tegas Kepala Sekolah.
"Well dikeluarkan? Yakin? Mungkin jika bapak mengeluarkan saya dan teman-teman saya justru akan menjadi malapetaka buat anda, keluarga anda, dan sekolah ini." Ucap Ave terkekeh dan justru itu terdengar menyeremkan dan mengintimidasi.
"Apa maksud kamu Aillen?" Ucap Kepala Sekolah yang mulai khawatir.
"Saya memiliki bukti mengenai kasus penggelapan dana, perselingkuhan anda dengan beberapa guru, dan anak anda yang sekarang dipenjara akibat terjerat kasus narkoba. Masih ingin bermain dengan saya Bapak Kepala Sekolah yang terhormat?" Tanya Ave sinis, sedangkan Kepala Sekolah telah menggeram marah.
"Jangan mengada-ada kamu Aillen. Bukan, karena kamu anak jenius disini kamu bisa seenaknya." Elak Kepala Sekolah.
Tak
"Masih ingin mengelak?" Ucap Ave yang memberikan copy-an bukti kebusukan Kepala Sekolah.
"Gak mungkin! Ini pasti palsu! Dari mana kamu mendapatkan ini Aillen?!" Tanya Kepala sekolah berkeringat dingin.
"Terserah aja, saya sama teman-teman saya gak keberatan buat dikeluarkan. Tapi, jangan salahkan saya kalau yang rugi malah anda sendiri. Yakan guys?."tanya Ave kepada Agatha dan Jenny.
"Tentu saja." Jawab Agatha singkat dan tersenyum sinis.
"Dengan latar belakang dan indentitas kami. Kami bisa masuk kesekolah mana saja yang kami mau. Jadi tak ada masalah." Jelas Jenny meremehkan.
"Apa mau kamu Aillen?." Tanya Kepala sekolah yang telah menyerah.
"Gak sulit. Cukup jangan ikut campur urusan kami dan biarkan saya mengendalikan beberapa sistem sekolah ini. Tidak sulit bukan?" Ucap Ave.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Eyes [ON-GOING]
Teen FictionCerita ini ada konten yang mengandung kalimat kasar, drunk, kekerasan. Jadi jika ingin tetap membaca dimohon agar dapat menyaring hal-hal yang baik aja. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - "Maaf kan kami, Ai." "Ji...