Aku membuka mata dan melihat orang sekelilingku tengah menangisiku seakan-akan aku orang yang sudah mati.
“Ssiapa kalian ?” bertanya dengan suara yang gugup
“Jimin.. kamu sudah bangun nak? Ini nenek dan ini ayahmu.”
“Jimin siapa yang kalian maksud ? Nenek siapa ?” aku sangat bingung dengan keadaan ini.
Semua orang memanggilku Jimin, padahal namaku Shinwoo. Hal yang lebih mengejutkan juga terjadi padaku. Wajah ini... bukan wajahku. Aku masih ingat dengan jelas wajah Shinwoo tak setampan wajah Jimin dan tinggi Shinwoo juga tak sependek Jimin. Bagaimana ini bisa terjadi dan apa yang telah menimpaku ?
aku telah terjebak dalam tubuh iniBeberapa bulan kemudian
Setelah di rasa keadaan ku mulai membaik, aku diperbolehkan dokter untuk kembali bersekolah dan beraktifitas seperti biasanya.“Jimin”... sapa seorang perempuan yang berseragam sama denganku.
“kamu kenal aku ?”
“Waaa ternyata benar kata nenekmu..kamu hilang ingatan.”
Aku hanya bisa tersenyum mendengar ucapan perempuan itu.
“Aku Nana.. kita teman dekat sejak kecil. Aku akan membantumu memulihkan kembali ingatanmu. Tenang saja.”
“Kamu tidak perlu berusaha mengembalikan ingatanku, karena aku ingat semuanya dan aku bukan Jimin tapi Shinwoo.” Ucapku dalam hati.
Nana dengan sabar berusaha mengingatkanku akan segala hal tentang masa kecilnya dengan Jimin, namun percuma aku juga tak akan faham dengan ceritanya.
“Jimin apa kamu sudah sedikit mengingat sesuatu? tanya Nana antusias
“Emm Iyaa.”
Sebenarnya aku merasa tak enak hati membohongi semua orang. Namun aku terlanjur terjebak di dalam kekayaan yang aku miliki saat ini , benar-benar membuatku gelap mata. Shinwoo yang juga seumuran dengan Jimin sangat miskin , hidup sebatang kara dan tidak mampu bersekolah. Keadaan ini yang membuatku bertahan sebagai Jimin sampai saat ini.
***
Sepulang sekolah aku menyempatkan diri ke swalayan tempatku bekerja biasanya. Di situ terlihat orang baru telah menggantikanku, dengan yakinnya aku membeli beberapa keperluanku dan mengeluarkan banyak uang dari dompetku.
Sesampainya di rumah, nenek menyambutku dengan hangat dan makanan telah siap sedia di meja.“Aigooo cucu ku sayang, ayo kita makan. Kamu pasti lapar kan ?”
“iya nek.”
“bagaimana ingatanmu ? Apa kamu sudah mulai mengingat sesuatu ?”
“B-belum nek, tapi aku sudah berusaha mengingat-ingatnya.”
“Jangan terlalu kamu paksakan, kamu masih hidup saja sudah membuat nenek sangat tenang.”
“Kalau boleh tau apa yang terjadi denganku nek ? Apa aku mengalami kecelakaan ?”
“Tidak. Kamu di temukan di sungai malam itu. Kata saksi yang melihat, kamu sengaja melompat dari atas jembatan. Orang-orang sudah berusaha memperingatkanmu namun kamu tetap menjatuhkan dirimu ke sungai. Apa sebenarnya yang mengganggu fikiranmu sehingga kamu berbuat seperti itu ?”
“Aku...aku tidak ingat nek.”
Dengan cepat kusudahi makanku dan segera masuk ke kamar.
“Apa Jimin juga bunuh diri malam itu ? Apa dia juga menenggelamkan dirinya di sungai malam itu ? Lantas sekarang dimana Jimin ? Masih hidupkah atau sudah mati kah dia ?” Tanyaku dalam hati