2. Meet

420 64 2
                                    

Gadis dengan perawakan semampai itu terus tersenyum merespon beberapa pelanggan . Rambut coklat yang lurus itu terurai indah dengan mata yang besar dan juga bersih menjadi kelebihannya .

Setelah pelanggan mulai duduk ia melirik Yoojung di sampingnya.

"Kau tahu kemarin ditemukan mayat dibelakang rumah sakit Myeongdong dan ternyata korban adalah kolega bisnis yang dipaksa untuk berbohong. Polisi mencurigai kalau pembunuhnya adalah dia "

"Woah? Kau serius? Sebentar , dia siapa?" Sooji memasang wajah bingung

"M! Dia M! Kau tak tahu? M adalah seorang Hit Man. Atau nama pembunuh bayaran.  Dia selalu meninggalkan pisau berukir huruf 'M' di samping korban-nya maka dari itu polisi sekarang tengah melacaknya"

"Bagaimana bisa ? Apa dia bodoh? Dalam pisau tersebut pasti ada sidik jarinya!!" Jawab Sooji berapi-api

"Ya! Kau tak tahu! M sangat pintar dan lincah . Bahkan sampai sekarang polisi tak pernah menemukan jejak-nya.  Dia bermain rapi"

"Aku jadi merinding kalau pulang sendiri" Sooji bergidik ngeri

"Bodoh. Dia tidak akan membunuh seseorang tanpa alasan.  Karena dia pembunuh bayaran bukan Robber"

"Ya ya ya.  Kau memang segala tahu" Jawab Sooji seraya mendelik . Dan Yoojung hanya mencibir dalam hati.

"Sooji-ssi tolong antarkan pesanan ini. Eunwoo belum pulang mengantar pesanan yang tadi" teriak Sohye dari belakang , dapur.

"Ne Sohye!! Tunggu sebentar" Sooji membuka celemek berlogo nama  cafe nya itu. 

"Yoojung-ssi kau jaga ya" Sooji dengan senyum cantik nya melenggang pergi meninggalkan Yoojung yang mengangguk mengerti. 

Sooji menghampiri Sohye dan membawa 2 kresek pesanan pizza. Sohye memberi kertas kecil yang berisi alamat .

Sooji keluar dari cafe dan mulai melaju menuju tempat yang di tuju.

***

Sooji memasuki ruang lobby, kantor ini cukup luas.  Bahkan bukan hanya luas tapi juga besar. 

Sooji menghampiri receptionist. Dengan ramah Sooji bertanya.

"Aku datang untuk mengantar pesanan"

"Kau naik saja ke lantai 8 , ruangan yang tertulis direktur"

"Ah baik.  Gamsahamnida" Sooji membungkuk kecil . Dengan langkah kecil Sooji memasuki lift,  dan memencet tombol 8 . Saat pintu lift mulai tertutup,  tiba-tiba pintu lift terbuka lagi . Ternyata ada orang masuk. 

Sooji tersenyum kecil. Lelaki ini sangat tampan,  membuat Sooji berdegup kencang karena di lift hanya ada mereka berdua. 

Sooji gelagapan, ia menggigit bibirnya . Cepat cepat ingin segera sampai. Lelaki di sampingnya hanya diam.  Sooji mencoba melirik lelaki di sampingnya.  Naas, lelaki itu malah melirik Sooji. 

Gosh. Tertangkap basah.

Keadaan semakin kikuk. 

"Emm kau mau kemana?"

Sooji terkejut. Lelaki di sampingnya mulai berbicara.  Oh apakah itu pertanyaan untuknya? Tapi disana hanya ada mereka berdua .

Sooji mencoba melirik nya.

"J-jeoyo? "Tanya Sooji seraya menunjuk dirinya dengan jari telunjuk

Lelaki itu mengangguk.

"A-ah-mm aku mengantar pesanan"

"Oh apa direktur yang memesan?" Tanya lelaki itu

"Ah i-iya"

"Namamu siapa?" Sooji lagi lagi terkejut.  Bagaimana bisa baru beberapa menit bertanya sudah menanyakan nama. Pasti dia lelaki cabul. Tapi apa daya dia tampan.

"A-ku Kim Sooji . Ka----"pintu terbuka lelaki itu segera keluar. 

"Lain kali kita bertemu" ucap lelaki itu.  Padahal Sooji belum sempat menannyakan nama-nya.  Sooji merutuki dirinya , kenapa lift berhenti begitu cepat. 

Akhirnya Sooji berjalan mencari ruangan yang dituju. 

Kkriet

Sooji membuja pintu dengan pelan.

"Aku mengantar pizza"

Sooji merasa ruangan yang besar itu tak berpenghuni. Lantas Sooji mulai berjalan memasuki ruangan itu. Dengan langkah yang hampir tak terdengar,  Sooji mengendap ngendap untuk masuk.  Sooji clingak clinguk mencari penghuni ruangan ini .

"ASTAGA!!" Kaget Sooji saat pintu di sampingnya terbuka . Ternyata pintu sebuah kamar mandi. 

Sooji mengusap dadanya,  mencoba mengatur nafasnya yang masih shock. 

"Eh? Kau siapa?" Tanya lelaki itu.

"Aku mengantar pizza"

"PIZZA DATANG" teriak lelaki dihadapan Sooji ini. 

Mingyu terlihat begitu tinggi di hadapan Sooji . Bahkan tinggi Sooji hanya sebatas dadanya . Itu pun masih kurang sedikit. Sooji melihat Mingyu dari atas sampai bawah. 

Tampan.

"Ayo masuk Josh yang akan memb---- Hei kau kenapa?" Mingyu menurunkan tubuhnya , menatap wajah Sooji dari dekat. 

Sooji membelalakan matanya.  Dengan refleks, Sooji mundur.

"Ah- dimana aku menyimpan nya?"

"Ikut aku"

Sooji mengikuti Mingyu dari belakang. Sampai sampai Sooji melihat 2 lelaki lain tengah duduk di sofa bermain catur.  Sooji kira ruangan ini tak berpenghuni  ternyata penghuni nya sekaligus 3 pangeran .

Astaga mereka semua sangat tampan . Apalagi lelaki yang memakai tuxedo . Terlihat sangat tampan dan berwibawa .

"Ah iya , berapa semuanya?" Tanya seorang lelaki yang sedikit berwajah asing seraya menghampiri Sooji . 

"250.000 won"

Joshua mengeluarkan uangnya .

"Terima kasih. Selamat menikmati" ucap Sooji ramah seraya membungkuk dan berbalik hendak pergi.

Namun Mingyu menahannya.  Sontak Sooji terkejut, 

"Eoh,  ada yang bisa ku bantu lagi ?"

"Makan bersama kami saja"



Sooji terkejut bukan main.  Bahkan Joshua dan Wonwoo yang tengah menyuap pun ikut terkejut. 

"Hei apa kau gila?!"

"Wajahmu seperti familiar bagiku. Sudah makan saja disini bersama kami"

"Tapi maaf,  aku masih ada pekerjaan . Aku harus segera pulang"

"Ah baiklah" Mingyu melepaskan genggamannya pada Sooji












Gercep banget sih mingyu:( btw itu cowo yang di lift siapa ya? Seiring chapter berlanjut,  pasti kebongkar dia siapa. So, wait it ♥

Hit Man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang