Kembali

17 3 0
                                    


Kembali

Empat tahun berlalu saat aku meninggalkan negeri tercinta ini untuk menuntut ilmu ke Negeri sakura, Jepang. Hari ini saatnya aku pulang, aku sangat merindukan Negeri ini, negeri dimana aku dilahirkan dan dibesarkan. Aku merindukan Ayah dan Bundaku, serta Maya dan Tante Alin, tak lupa juga Rangga. Empat tahun berlalu, hatiku masih sama seperti dahulu, tak ada yang kurang selama Empat tahun terakhir. Hanya saja, Hati yang dituju juga masih sama seperti dulu, tetap tak akan pernah menyukaiku.

Aku tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Ayah dan Bundaku sudah menunggu diriku disana. Aku berlari kearah mereka, memeluk dan mencium mereka satu-persatu. Aku sangat rindu pada mereka.

"Ayah, Bunda, Vella rindu kalian..." ujarku memeluk keduanya. Pelukan yang hangat yang tak pernah kudapatkan semenjak Empat tahun terakhir, kini kurasakan kembali, masih sama seperti yang dulu. Beruntung, aku sangat beruntung bisa memiliki kedua malaikat seperti mereka.

Aku merebahkan tubuhku di atas ranjang yang selama ini kutinggalkan, mengingat kembali memori yang sempat hadir beberapa tahun yang lalu. Aku ingin melupakannya, tapi aku tak pernah berhasil melakukannya. Bayangan Rangga selalu saja hadir, diselingi senyuman dari Maya yang tak bisa membuatku lupa. Hingga akhirnya aku menunduk, dan tahu diri bahwa aku bukanlah siapa-siapa.

'Tok.. Tok.. Tok...' pintu kamarku terdengar di ketok dari luar, mungkin Bundaku yang ingin masuk, aku segera membukakan pintu itu, menariknya hingga terbukalah. Bukan bundaku yang ku temui didepanku, tapi seseorang yang sedang ku pikirkan, seseorang yang selama ini kurindukan, seseorang yang sempat membenci diriku, seseorang yang sangat dekat denganku sebelumnya, dialah Maya.

"Maya?" ujarku membuka pintu itu lebih lebar lagi.

"Aku mau minta maaf sama kamu, karena aku salah telah membencimu, maafkan aku.." ujarnya menunduk. Ada raut wajah penyesalan yang aku temukan pada dirinya, ia terlihat bukan seperti Maya yang kukenal dahulu.

"Tak apa May, kau tak salah, hanya aku yang salah. Aku cukup tahu diri untuk hal itu, dan kau tak perlu khawatir aku akan membalas rasa benci itu. Tidak, May. Bagaimanapun, kau tetap saudaraku." Ujarku tersenyum. Ia memelukku, aku terkejut kemudian membalas pelukan itu. Cukup lama aku dan Maya berpelukan, kemudian ia melepaskan pelukannya.

"Oh iya, aku kesini ingin memberimu ini. Acaranya besok malam. Kau harus datang yah.." Maya memberikan aku sebuah undangan. Undangan berwarna abu-abu yang di beri pita putih disisinya.

"Undangan Reunian?" ucapku, Maya mengangguk dan tersenyum kearahku. Reuni? Kenangan? Semuanya akan terulang? Aku akan bertemu kembali dengan Rangga? Oh, itu akan membuatku perih.

"Aku pergi dulu yah Vell.. sampai jumpa besok malam..." ujarnya mencium pipiku. Aku membalasnya dengan senyuman. Ia berlalu meninggalkan rumahku. Aku masuk kembali kedalam kamarku dan mengeluarkan sebuah kotak berbentuk oval berwarna Hitam, tempatku menyimpan semua bukti kenangan yang pernah aku lalui. Ku tiup pelan agar debu yang menempel segera beranjak. Kudapati disana fotoku bersama Rangga, saat upacara kelulusan. Tentu saja kami bukan berdua saja. Tapi aku tepat di samping kiri Rangga saat itu dan foto itu sengaja aku krop agar yang terlihat hanya aku dan dia.

Hanya sebentar, aku kembali menaruhnya kedalam kotak itu, dan menutupnya kembali. Aku tak ingin terjebak didalam kenangan, karena foto itu melemparkan aku kedalam nostalgia.

Aku teringat pada taman kota, aku berniat ingin pergi kesana. Ya, sekedar melepas rasa rinduku. Aku bergegas mengeluarkan sepedaku dan melaju di jalanan itu. Aku duduk di kursi panjang yang tersedia disana, menyaksikan anak-anak bermain kejar-kejaran dan masih banyak lagi. Saat itu, aku merasakan pundakku disentuh.

My Memories (Kenanganku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang