Akhir Sebuah Penantian
Lama kita berdua hanya saling membungkam diri. Berdiam tanpa sepatah katapun keluar dari masing-masing aku dan Rafael. Beberapa waktu terlewatkan begitu saja, hingga akhirnya Rafael memulai percakapan itu.
"Vell, sudah lama aku menyukai seorang gadis. Dia gadis yang baik dan aku sangat mencintainya. Aku ingin memberikan sebuah hadiah untuknya, kira-kira hadiah apa ya? Yang disukai wanita?" Tanya Rafael menggaruk kepalanya.
Apa? Rafael punya pacar? Kenapa dia tak pernah bercerita? Kalau saja dia tahu penyamaran aku dan Rafael, dan menganggapnya serius, bisa-bisa hubungan mereka memburuk.
"Apa? Kau punya pacar, Raf? Kenapa kamu tak menceritakannya dari awal? Bagaimana kalau pacarmu tahu kalau kita pura-pura pacaran? Bagaimana kalau dia menganggapnya serius? Dasar kau ini, kebiasaan sekali memendam rahasia." Ujarku tak menyangka.
"Hehehe.. iya maaf. Sebenarnya aku ingin menceritakan ini padamu sudah lama. Tapi kamu malah galau terus, bagaimana bisa aku memberitahumu sementara kau patah hati? Itu tidak adil. Masa sahabatnya Galau, aku malah mengumbar kebahagiaan?" ujar Rafael terkekeh.
"Hm.. tapi beberapa hari ini kau kan selalu menghabiskan waktumu untukku. Apa pacarmu tidak marah?" tanyaku mendelik.
"Dia tahu kalau aku membantumu untuk Move on. Dia gadis yang baik dan selalu percaya padaku." Ujar Rafael.
"Jadi kau ingin memberikannya hadiah? Emh.. kau berikan saja sebuah Cincin, Coklat dan setangkai bunga mawar Peach. Pasti dia suka. Kalau bunga mawar merah itu terlalu biasa." Ujarku mengusap dagu tanda berpikir.
"Kau mau mengantarku mencarinya?"
"Tentu saja.." ucapku tersenyum.
Tibalah aku dan Rafael disebuah Toko perhiasan. Disana Rafael sibuk memilih cincin yang akan diberikannya pada pacarnya. Akupun begitu, mencari cincin mana yang pas untuk mengungkapkan keseriusan.
"Vell, pinjam jarimu yah, kurasa jari Rina sama dengan jarimu.." Rafael mencoba menyematkan cincin itu ke jariku, ternyata pas. Rafael memilih Cincin itu untuk diberikannya pada pacarnya, Rina. Setelah membayar, Rafael dan aku menuju ke toko Coklat.
Toko yang lumayan besar itu dipenuhi oleh beragam coklat dari seluruh dunia. Aku melihat-lihat coklat yang mungkin pas untuk diberikan pada Pacarnya Rafael. Aku melihat ada sebuah coklat berentuk hati yang sangat cantik, lalu kutunjukkan pada Rafael.
"Raf, ini mungkin cocok untuk Rina.." ujarku menunjukkan coklat itu.
"Wah, iya.. coklatnya cantik. Kalau begitu ini saja.." ujar Rafael kemudian membayar Coklat itu. Rafael terlihat sangat senang. Nasibnya sangat beruntung, ia bisa memiliki hati Rina yang juga mencintainya. Tapi diriku? Aku hanya bisa menatap orang yang aku sayangi dengan rasa sakit yang menyeruak di hatiku.
Kini aku dan Rafael menuju ke toko Bunga, dimana ia akan mencari bunga Mawar berwarna Peach. Tapi saat memasuki toko itu, kami tak menemukan bunga yang dimaksud. Rafael memutuskan untuk mencarinya di toko lain, lagi-lagi hal serupa terjadi. Ia tak dapat menemukan bunga itu. Rafael mencari dan terus mencari bunga Mawar berwarna Peach yang ia cari, hingga sudah Dua Puluh toko bunga kami kunjungi, tak juga membuahkan hasil. Karena bunga Mawar berwarna Peach itu adalah bunga yang terbilang langka.
"Harus kemana lagi aku mencari Bunga Mawar berwarna Peach itu?" Rafael tampak mulai putus asa.
"Bunga Mawar Peach itu hanya Lambang, Raf. Kau bisa menggantinya dengan warna lain. Aku yakin, jika pacarmu tulus, ia tak akan memandang warna dari Bunga itu, ia hanya melihat warna cinta tulus itu dari matamu.." ujarku. Rafael terkekeh mendengar penuturanku.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Memories (Kenanganku)
Fiksi RemajaKisah cinta dalam diam yang dialami Vella terhadap seseorang bernama Rangga. Vella yang patah hati karena Rangga lebih memilih Maya - Sepupunya sendiri sebagai pelabuhan cintanya, memilih untuk menghindar dan melanjutkan study-nya ke negeri Sakura...