Doublle Date

12 3 0
                                    


Doublle Date

Acara Reuni itu telah selesai diselenggarakan. Semua yang datang, satu persatu mulai meninggalkan gedung itu. Kini hanya tersisa aku, Maya, Rangga dan Rafael. Aku tetap menggenggam tangan Rafael, mencoba menahan rasa sakit didalam sini.

"Sepertinya semua sudah pulang, kalau begitu, aku dan Vella pamit dulu, ini sudah terlalu malam.." ujar Rafael. Aku berdiri, lalu bersama Rafael melangkahkan kaki meninggalkan gedung itu.

"Terima Kasih Rafael, untung saja aku punya sahabat yang baik sepertimu. Aku tak tahu apa yang akan terjadi padaku seandainya kau tak ada.." ujarku saat diriku dengan Rafael berada di atas motor.

"Hahaha.. sama-sama Vell.. " Rafael tertawa mendengar penuturanku. Sejenak, semuanya menjadi hening, yang terdengar hanya gemuruh motor yang kami naiki serta kendaraan yang berlalu lalang. Hingga tak berapa lama setelah itu, motor yang kunaiki berhenti didepan gerbang rumahku.

"Akhirnya.. Makasih Raf.." ujarku tersenyum. Rafael membuka helm yang ia pakai, saat itu juga ia melemparkan senyum kearahku. Sahabat yang baik.

"Siap untuk besok?" tanyanya membuyarkan senyumanku.

"Aku tak tahu.." Aku menggeleng lemah, kemudian menunduk.

"Tak apa, kan ada aku yang menemanimu. Masih ingat penyamaran kita?" ujarnya mengacak poniku.

"Hhh~ baiklah, aku ingat. Tapi apa kau yakin aku akan bisa?" tanyaku tak yakin pada diriku sendiri.

"Jangan tanya padaku, Vell. Tanya hati kecilmu.." Rafael mengerlingkan matanya.

"Mungkin, aku bisa.." pikirku menatapnya.

"Baiklah Nona manis, aku pulang dulu, besok akan aku jemput kau kembali. Istirahat yang cukup okay?" Rafael kembali mengenakan Helm-nya. Menyalakan mesin motornya lalu melaju di jalan aspal, hingga dirinya benar-benar hilang di telan gelapnya malam.

Aku masuk, tak lupa mengunci gerbang rumah itu, seperti biasa, aku sendiri lagi dirumah. Setelah menjemputku dari bandara kemarin, orang tuaku langsung pergi ke Bogor, untuk meninjau toko disana. Malam ini tak ada yang dapat aku lakukan, bingung juga, tapi mataku tak dapat terpejam mengingat kejadian tadi. Ranga menyalamiku? Setelah sekian Lama? Ini benar-benar tak bisa dipercaya.

Aku terbangun dari lelapku semalam, kulirik jam di atas meja riasku, hari masih mennjukkan pukul 06:30. Entah kenapa aku merasa sangat malas hari ini, aku bergegas mandi dan bersiap untuk melewati hari yang panjang ini.

"Rafael?" ucapku saat aku melihatnya duduk di ruang tamu. "Sejak kapan kau disini? Dan bagaimana caranya kau bisa masuk?" tanyaku heran. Rasanya semalam semua pintu telah kukunci rapat.

"Vellancia, kau lupa mengunci pintu semalam" ujarnya masih menatap kearah televisi.

"Benarkah?" ujarku menggaruk kepala.

"Ayo berangkat.." ucapnya menarik tanganku. Tak lupa ku kunci pintu karena memang tak ada seorangpun dirumah ini selain diriku. Orang tuaku? Mereka terlalu sibuk dengan bisnis mereka, mungkin akan pulang sekitar Dua atau Tiga minggu kedepan. Aku yakin, mereka sibuk dengan pekerjaannya demi diriku, kebahagiaanku merupakan bahagianya juga.

Kami berjanji untuk bertemu disuatu Cafe, saat tiba disana aku melihat Rangga dan Maya telah lebih dahulu datang. Betapa bodohnya aku menerima tawaran Maya semalam bahwa ia mengajakku dan Rafael untuk Doublle Date, toh akhirnya aku juga belum bisa menerima kalau Rangga sekarang sudah ada yang punya, dan pemilik hati Rangga adalah Maya, sepupuku sendiri.

My Memories (Kenanganku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang