37. Keberutalan Siauw-shia, Si Sesat Muda

2.7K 51 0
                                    

„Mengapa engkau tidak segera kembali ke kursimu?" Bentak pangcu kecil itu dengan suara yang dingin. „Aku sudah tidak membutuhkanmu!"

Phang Kui In seperti baru tersadar dari lamunannya, dia mengundurkan diri dan kembali duduk di kursinya.

Pangcu itu melambaikan tangannya. Lagi dia memanggil Kwee Siang,

„Kemari kau!" suaranya juga dingin, tidak bedanya seperti tadi dia memanggil Phang Kui In.

Kwee Siang terkenal sebagai Siauw-sia, si sesat atau si aneh kecil, yang adatnya sangat aneh menyaingi Oey Lo-sia, kakeknya. Jika seseorang memperlakukan dia dengan sikap yang baik, tentu adat anehnya itu tidak akan timbul. Tetapi jika seseorang memperlakukan dia dengan kasar dan sikap yang keras, maka di saat itulah adat anehnya akan muncul! Pangcu dari Tiauw-pang memperlakukan dia dengan sikap seperti itu, tentu saja telah membuat Kwee Siang jadi mendongkol, dan adatnya yang aneh juga segera memperlihatkan ujudnya.

„Jika engkau ingin bicara, bicaralah! Mengapa aku harus datang dekat-dekat ke tempatmu itu? Apakah kau kira telingaku tuli atau memang suaramu yang seperti banci sehingga tidak bisa bicara keras?"

„Derrrr.....!" darah Yo Him dan Phang Kui In jadi mendesir kaget. Terlebih lagi Phang Kui In, semula dia masih mengharapkan bahwa mereka bertiga bukan orang yang dicari pangcu cilik itu, maka kemungkinan mereka dibebaskan. Tetapi dengan perkataannya yang keras seperti itu, dimana Kwee Siang menuruti adatnya, bukankah urusan akan menjadi runyam?

Saat itu muka semua anggota Tiauw-pang telah berobah jadi menyeramkan memandang ke arah si gadis, termasuk wakil pangcu itu telah menatap bengis. Tetapi pangcu kecil itu telah tertawa kecil, mukanya tidak berobah, tetap dingin.

„Hebat! Hebat! Aku memang memiliki suara yang kecil, dan mungkin juga telingamu tuli! Kuperintahkan engkau maju kemari! Maju!"

Kwee Siang mana takut? Dia telah tertawa dingin dan duduk seenaknya dengan sikap menantang.

„Jika aku tidak mau menuruti perintahmu, apa yang bisa kalian lakukan terhadapku?" tanyanya dengan suara menantang dan mengandung nada yang keras.

Muka pangcu itu kini agak berobah, tetapi cepat sekali pulih sebagai mana biasa, kemudian dia telah berkata: „Memang kami tidak bisa melakukan suatu apapun juga kepadamu, tetapi engkau akan menyesal nona manis, engkau akan menyesali sikap-sikapmu itu! Maju kemari!"

Di saat itu dua orang dari pengawal ruangan telah mencabut golok mereka, dan keduanya telah menandelkan golok mereka di punggung si gadis.

Kwee Siang jadi mendongkol sekali. Dengan mengeluarkan seruan gusar, tahu-tahu tangan kanannya bergerak cepat.

,,Wutt..... plakk, plakk!" kedua orang pengawal ruangan tersebut telah berhasil dihajarnya dengan keras, tubuh mereka telah terpental dan ambruk di tempat itu juga dengan mengeluarkan suara rintihan.

Semua orang Tiauw-pang yang hadir di ruang tersebut jadi terkejut, mereka kemudian menjadi marah.

Tetapi pangcu cilik itu telah mengangkat tangannya, dia telah berkata: „Tahan!"

Dan perintah dari pangcu cilik itu menyebabkan orang-orang Tiauw-pang tidak berani bergerak lebih jauh.

Pangcu dari Tiauw-pang itu telah berkata lagi dengan suara yang dingin: „Aku memang mengetahui engkau memiliki kepandaian yang tinggi, tetapi tidak perlu engkau memamerkan kepandaianmu itu dihadapanku. Lebih baik engkau maju kemari untuk mendengarkan perintahku secara baik-baik..... karena jika tidak, engkau tentu akan menyesal."

Kwee Siang sebetulnya ingin menghajar lagi dua orang anak buah Tiauw-pang yang mendekatinya, tetapi dia membatalkan maksudnya, dia hanya tertawa bergelak-gelak mengejek.

Rajawali Sakti dari Langit Selatan (Sin Tiauw Thian Lam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang